ENTREPRENEUR EVENT NASIONAL

Milenial: Jadilah Investor Bijak Disiplin Sejak Dini

DENPASAR, bisniswisata.co.id: Berinvestasilah sejak dini, bijak dan disiplin. Imbangi dengan evaluasi, belajar dari setiap perubahan, ikuti perkembangan, jelas Direktur Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kemenkeu, Luky Alfirman dalam Webinar Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It).

Jika dikalangan generasi tua invetasi dapat berupa tabungan, deposito, era milenial makin beragam, kunci aman sebagai investor dengan menerapkan R2L, papar Anggota Dewan Komisioner LPS ini.

Untuk dipahami Like It Series, salah satu upaya bersama —Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FKPPPK)– untuk  memberikan pemahaman mengenai produk atau investasi di surat berharga negara, produk pasar modal serta bagaimana mengelola keuangan secara bijak. Rangkaian kegiatan Like It merupakan wujud sinergi dan kolaborasi antar otoritas dalam upaya mendorong literasi keuangan, meningkatkan basis investor ritel, dan mengembangkan sektor keuangan Indonesia.

Upaya meningkatkan literasi keuangan kepada generasi muda dan masyarakat dalam rangka memperbesar basis investor ritel serta mengembangkan sektor keuangan di Indonesia. Inklusi keuangan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui distribusi pendapatan yang lebih merata, penurunan kemiskinan dan stabilitas sektor keuangan.

Mewujudkan sistem keuangan inklusif, diperlukan upaya peningkatan literasi keuangan di masyarakat, dan bukan menjadi tugas satu atau dua pihak saja. Hal ini merupakan tugas semua otoritas, dan perlu melibatkan semua stakeholders, termasuk generasi muda dan masyarakat.

“Salah satu yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan adalah kami menerbitkan Surat Berharga Negara dalam bentuk ritel (SBN Ritel). SBN Ritel ini selalu kita pasarkan dan saya minta kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko terus melakukan edukasi publik. Basis investor kita terus meluas,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam pembukaan rangkaian acara Like It.

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menempatkan dana dalam instrumen investasi tercermin dari meningkatnya penjualan SBN ritel di masa pandemi. Tercatat SBN ritel seri SBR010 — diterbitkan bulan Juli 2021– mencapai rekor penjualan tertinggi sepanjang penerbitan SBN ritel non-tradable, baik dari jumlah investor mau pun nominal.

Menkeu juga menyampaikan bahwa kemudahan untuk melakukan pemesanan secara online membuat masyarakat menjadikan SBN ritel sebagai pilihan investasi yang utama di saat masih terbatasnya mobilitas masyarakat. “Dengan kita bisa memberi opsi investasi kepada masyarkat berupa SBN ritel, mereka bisa melakukan seperti belanja online,” jelasnya lebih lanjut.

Tiga Alasan

Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, ada tiga alasan pentingnya peran basis investor ritel dalam mengembangkan pasar keuangan di Indonesia. Pertama, perlu investor ritel untuk membangun negeri dan menginvestasikan dana untuk negeri. Kedua, dengan semakin banyaknya partisipasi dari investor ritel, tingkat perputaran uang akan baik sehingga

mendukung efektivitas kemajuan ekonomi.

Ketiga, basis investor ritel sangat diperlukan untuk memperkuat ketahanan ekonomi, khususnya pasar keuangan. Hal ini merupakan bagian dari reformasi struktural. Semakin banyak investor ritel, pasar keuangan akan semakin kuat dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian gobal.

BI turut berkontribusi mendorong pendalaman pasar keuangan baik melalui pengembangan instrumen pasar uang dan pasar valas, serta infrastruktur pasar keuangan.

“Investor ritel, kami butuh Anda, untuk negara, untuk ekonomi dan pasar keuangan, dan juga untuk Anda sendiri”, tegas Perry Warjiyo.

Investor Milenial 70%

Sementara menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, OJK mendorong peningkatan literasi keuangan sejalan dengan meningkatnya jumlah investor individu pembeli berbagai instrumen investasi keuangan. Seperti jumlah investor di pasar modal yang meningkat menjadi 5,60 juta (96% yoy) pada Juni 2021 dan didominasi oleh investor ritel terutama kalangan milenial yang mencapai 70%.

“Literasi keuangan menjadi aspek penting bagi investor ritel yang menjadi follower di pasar modal sehingga dapat melindungi investor dari investasi ilegal dan memitigasi investasi yang hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek yang tinggi tanpa mempertimbangkan risiko, aspek legalitas produk serta aspek kewajaran penawaran,” ungkapnya.

Kemudahan akses dan pilihan investasi yang beragam, menciptakan pasar keuangan yang efisien. Efisiensi yang memperluas jangkauan pasar keuangan ke seluruh lapisan masyarakat mendukung terwujudnya stabilitas sistem keuangan yang lebih baik, jelas Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.

“LPS, sebagai bagian dari otoritas regulator di industri perbankan, hadir untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan nasional melalui program penjaminan simpanan. Saat ini, semua bank yang beroperasi di Indonesia telah menjadi peserta penjaminan LPS, baik bank umum maupun BPR/BPRS,”ujar Purbaya Yudhi Sadewa.

Pemerintah mengembangkan instrumen inovatif lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi di pasar keuangan. Selain untuk mewujudkan sektor keuangan Indonesia yang inklusif, partisipasi generasi muda dan masyarakat dalam berinvestasi dapat mendorong kemandirian bangsa dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia dan menjadi penunjang stabilitas sektor keuangan yang lebih kuat. *

 

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*