JAKARTA, bisniswisata.co.id: Wisatawan Brazil ke Indonesia dari segi jumlah memang kecil berkisar 30.000 orang tapi mereka sangat ingin Bali segera dibuka untuk wisatawan mancanegara, kata Edi Yusuf, Dubes RI di Brazil.
Belakangan Kedubes RI di Brazil terus menerima permintaan untuk membuat visa karena mereka berharap Bali segera buka border apalagi Phuket, Koh Samui juga sudah dibuka.
” Mereka suka sekali ke kawasan Asean seperti Thailand, Vietnam sekaligus berkunjung ke Bali sekali jalan,” kata Dubes Edi Yusuf via zoom pekan lalu dalam webinar bersama BPPK, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Universitas Indonesia .
Pada webinar dengan topik Proyeksi Pemulihan Pasar dan Kerja Sama dengan Kawasan Amerika: Perlunya Intensifikasi Konsolidasi Nasional, Edi Yusuf mengungkapkan bahwa kebutuhan wisatawan Brazil semua ada di Indonesia yaitu kuliner, pantai yang indah dan wisata alam.
” Wisatawan Brazil tujuan utamanya ke Portugal, suka diving, surving, kuliner yang semuanya juga ada di Indonesia. Oleh karena itu mereka yang sudah ke Bali juga ada yang menyajikan masakan Indonesia di restorannya,” kata Edi Yusuf yang pernah menjabat sebagai Direktur Asia Timur dan Pasifik di Kemenlu.
Lama tinggal mereka di Bali bisa 3 -6 bulan sehingga kalau pasca pandemi RI ingin menjaring quality tourism maka pasar long haul Brazil cocok karena mereka suka tinggal di Indonesia berbulan-bulan.
“Permintaan visa bukan saja untuk turis, tapi juga visa tinggal, sebenarnya banyak tapi kita batasi karena pandemi,” tambahnya.
Menurut Dubes Edi Yusuf, pendekatan melalui festival kuliner yang kerap diselenggarakan di KBRI Brazil sudah tepat, selain dia juga menggencarkan melalui media sosial dan menjalin kerjasama dengan media setempat.
Kalau dicermati, ujarnya, Brasil merupakan satu-satunya negara mitra strategis Indonesia di Amerika Latin. Hubungan kedua negara juga baik dan sudah dirintis dengan kunjungan Presiden RI pertama, Ir Soekarno pada tahun 1959.
Faktanya Brasil negara besar hampir sama seperti Indonesia. Masyarakatnya friendly, diversity, senang dengan kegiatan sosial. Tidak heran di tahap pemulihan pariwisata paska pandemi, penerbangan domestiknya langsung melejit.
” Di Brazil kasus COVID-19 sudah turun tajam berkat gencarnya vaksinasi ke seluruh penjuru negri, untuk penerbangan tidak ada tes PCR, tidak ada PPKM juga sehingga penerbangan domestik tumbuh 1000 %,” kata Edi Yusuf.
Pihaknya tengah mendorong promosi kuliner di Brasil karena banyak di antara warga Brasil yang pernah berwisata ke Indonesia telah mengenal dan meminati makanan khas Indonesia.
“Kami menjalin kerja sama dengan beberapa restoran di Brasil dan kelihatannya cukup efektif untuk memperkenalkan makanan Indonesia di Brasil. Di Sao Paolo bahkan ada restoran yang jualan masakan Indonesia via online” katanya.
Selain kuliner, KBRI di Brasilia juga mempromosikan produk-produk industri kreatif, khususnya kerajinan tangan dan furnitur, karena minat masyarakat Brasil terhadap produk ekraf dari Indonesia yang bernilai seni tinggi juga terus meningkat.
Dalam satu pekan, kedutaan sedikitnya mempromosikan tiga produk, seperti produk UKM, kuliner dan produk wisata melalui media sosial dan media massa.
“Jadi destinasi-destinasi wisata coba kita promosikan melalui sosial media kita. Kita juga memublikasikan majalah setiap tiga bulan yang menampilkan potensi daerah,” katanya.
Selain melalui media sosial dan media massa, Kedubes juga menjalin kerja sama rutin dengan dua televisi di Brasil untuk mempromosikan produk-produk Indonesia.
“Untuk tahun ini ada enam siaran. Kita sudah manfaatkan dua televisi. Yang pertama wawancara wakil ketua kamar dagang Indonesia. Kemudian yang kedua wawancara dengan deputi di Kemenparekraf dengan Ibu Nia Niscahya untuk promosi wisata Indonesia di TV Brasil,” kata Dubes.