JAKARTA, bisniswisata.co.id: Hingga saat ini, sedikitnya 3.313 PNS telah datang ke Bali untuk mengikuti kebijakan Work from Bali (WfB) Ini termasuk 906 pekerja dari Bappenas, 370 dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 237 dari Telkom, 198 dari Kominfo, 98 dari Kementerian Perhubungan, 75 dari BUMN, 46 dari KLHK, 46 dari Kementerian Kesehatan
Sebanyak 40 PNS dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 21 dari Kemenpan, 20 dari Kemendikbud, dan 20 dari BPKM juga sudah beraktivitas di Bali. Sejumlah 1.238 pegawai pemerintah lainnya dari cabang pemerintah lainnya telah melakukan perjalanan ke Bali di bawah naungan inisiatif WFB.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Kepala Bank Indonesia Kantor Cabang Bali Rizki W. Wimanda. Sejak dimulainya pandemi COVID-19, Bank Indonesia telah menerapkan banyak langkah jangka pendek hingga jangka panjang untuk membantu memulihkan pariwisata Bali menjadi lebih baik.
“Untuk membantu pemulihan pariwisata Bali dalam jangka panjang, Bank Indonesia mendesak Pulau Bali untuk kembali fokus menjadi tujuan “pariwisata berkualitas” dan meneruskan program Work from Bali,” kata Rizki W. Wimanda,
Program “Work form Bali” (WFB) di mana masyarakat Indonesia dibujuk untuk pindah ke Bali dan bekerja dari jarak jauh untuk sementara waktu dimaksudkan untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap Bali sebagai tujuan pariwisata sekaligus memberikan bantuan ekonomi bagi sektor pariwisata terutama Bali yang demikian terpuruk.
Dalam pandangan kami, ada empat bidang potensial yang layak dikembangkan: wisata medis, wisata bahari, MICE (rapat, insentif, konferensi, dan pameran), dan wisata nomaden digital,” kata Rizki W. Wimanda seperti dilansir dari balidiscovery.com.
Pemulihan Jangka Pendek
Mengalihkan perhatiannya pada jangka pendek, Wimanda mengatakan pemulihan pariwisata dapat dimulai dengan sebanyak mungkin pihak mendapatkan Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).
Dia juga mendesak pemanfaatan hibah yang disponsori pemerintah untuk sektor pariwisata dan mendukung program “Work from Bali” (WFB). Dia mengklaim dukungan luas sertifikasi CHSE akan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk bepergian ke Bali.
Sekitar 1.006 perusahaan pariwisata di Bali telah memperoleh Sertifikasi CHSE, yang terdiri dari 743 hotel, 178 restoran, dan 85 bisnis lainnya. 96% hotel berbintang Bali telah tersertifikasi.
Ini setara dengan 467 hotel bersertifikasi dari 484 hotel. Di antara hotel non-bintang, hanya 11% yang telah menjalani proses sertifikasi setara dengan 276 hotel dari 2.420 properti non-bintang.
Pada tahun 2020, pemerintah menyiapkan dana hibah dan insentif untuk sektor pariwisata senilai Rp. 1,18 triliun difokuskan pada dukungan pemerintah daerah dan sektor hotel-restoran.
Untuk lebih merangsang pariwisata ke Bali, Pemerintah telah menyiapkan tiga “zona hijau” di Bali yang dianggap paling aman bagi pengunjung pariwisata di Sanur, Nusa Dua, dan Ubud.
“Zona hijau” ditargetkan untuk melengkapi pembukaan “koridor perjalanan” yang diusulkan antara Singapura dan Bali. Konsep “zona hijau” untuk sementara ditunda hingga tindakan penguncian saat ini dicabut.
Rizki membahas rencana pemulihan jangka panjang untuk Bali, dengan mengatakan segmen ini akan melihat pemfokusan kembali industri pariwisata pulau itu menuju “pariwisata berkualitas”, yang menekankan pariwisata bahari, pariwisata medis, MICE, dan perjalanan nomaden digital.
Wisata Kapal Pesiar
Pelabuhan Benoa Bali berpotensi menjadi hub pelayaran regional yang strategis. Dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia menawarkan pilihan yang hampir tak ada habisnya untuk rencana perjalanan pelayaran yang menarik. Membentang di sepanjang jalur khatulistiwa, Indonesia juga dapat menyediakan cuaca berlayar yang baik sepanjang tahun kalender.
Wisata Medis
Investor sedang dicari untuk mengoperasikan rumah sakit berstandar internasional untuk mempromosikan pariwisata medis. Bali telah menjadi rumah bagi Rumah Sakit yang melayani spesialisasi medis.
Diantaranya adalah Rumah Sakit BROS, Rumah Sakit Siloam, BIMC Kuta, dan BIMC Nusa Dua. Bali kini menawarkan perawatan lanjutan dalam bedah plastik dan kosmetik, perawatan kanker, kesuburan, dan perawatan gigi, tambah Rizki
MICE
Pariwisata Meeting Incentive Conference & Exhibition ( MICE) adalah pasar mapan yang berkembang sebelum pandemi global. Didukung oleh fasilitas dan layanan pendukung MICE kelas dunia.
Bali telah menjadi tuan rumah pertemuan dan konferensi untuk G20, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan APEC. Pada tahun 2022 Bali dijadwalkan menjadi tuan rumah KTT G20.
Wisata nomaden
Selama pandemi COVID-19, nomaden digital yang bekerja jarak jauh dari komputer dan perangkat lain “menemukan” Bali sebagai lokasi yang cocok untuk pekerja modern yang suka berkelana.
Pemerintah RI telah berjanji untuk menciptakan imigrasi dan fasilitas lainnya untuk menarik pasar yang menguntungkan ini ke Bali. Situs web Clubmed.co.uk mengutip daerah Jimbaran, Canggu, Juta, Badung, dan Kuta di Bali sebagai tempat yang populer di kalangan wisatawan nomaden, menjadikan Bali sebagai “tujuan utama dunia untuk pariwisata nomaden”.