JAKARTA, bisniswisata. co.id: Pembangunan kawasan industri halal (KIH) sebaiknya terintegrasi dengan pelabuhan seperti di Malaysia, dimana pelabuhan Port Klang yang juga menjadi Halal Port, kata Sapta Nirwandar, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), hari ini.
Mengingat Indonesia belum memiliki banyak KIH dan masih dalam taraf pembangunan, bisa saja untuk Jakarta yang memiliki kawasan Industri juga disokong dengan penyediaan space di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang berfungsi sebagai halal port.
” Jadi antara produk halal dari kawasan industri terintegrasi dengan Pelabuhan Tanjung Priok yang memiliki tempat khusus menampung produk halal yang akan didistribusikan ke mancanegara,” kata Sapta yang juga Ketua Indonesia Tourism Forum.
Saat ini, sudah ada 3 kawasan industri halal yang dibangun. Pertama adalah Modern Cikande Industrial Estate di Serang, Provinsi Banten, kedua adalah Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, dan ketiga, yang baru saja ditetapkan adalah Bintan Inti Halal Hub, di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Sapta yang mendalami Halal Industry sambut baik pembangunan KIH di berbagai daerah karena sebagai negara Muslim terbesar di dunia, RI selama ini menjadi negara konsumen bukan produsen produk halal.
Dia bersyukur sudah ada tiga KIH, sedangkan Malaysia sudah memiliki sedikitnya 20 Kawasan Industri Halal ( KIH). Sapta juga bersyukur kepedulian Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang terus berupaya memperbanyak KIH karena Indonesia akan menjadi produsen produk halal.
Pemerintah tengah melakukan upaya mendorong ekonomi dan keuangan syariah. Misalnya dengan pengembangan beberapa sektor di mana salah satunya adalah produk halal.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, dalam pengembangan produk halal, pemerintah akan gencar membangun beberapa kawasan industri halal. Hal ini agar seluruh layanan yang berhubungan dengan kehalalan produk akan berada dalam satu atap atau one stop service.
Sapta menjelaskan tahun 2015 Malaysia resmi meluncurkan Pusat Pengembangan Industri Halal dan Perdagangan Internasional Port Klang yang menjadi perhatian lain bagi Zona Bebas Port Klang.
Ditetapkan untuk menjadi pusat transit produk halal terbesar di dunia, pusat tersebut memacu industri ekspor Malaysia, merangsang pertumbuhan pesat industri logistik Port Klang dan mendorong perkembangan ekonomi Klang dan Pulau Indah.
Pusat Pengembangan Industri Halal dan Perdagangan Internasional (PKHDC) Port Klang sekarang menjadi pusat bisnis yang menawarkan pengadaan internasional, pengembangan hijau, serta pembuatan dan distribusi produk Islami dengan partisipasi dari pemain besar dalam dan luar negeri.
Kini di tahun 2021, kata Sapta Nirwandar percepatan pembangunan KIH ‘Halal Modern Valley’ di Kawasan Industri Modern Cikande, telah dirancang dengan sistem dan fasilitas untuk membantu mengembangkan industri yang menghasilkan produk halal sesuai dengan prinsip syariah.
“Klaster industri halal ini akan menjadi kawasan terintegrasi pertama dan terluas di Indonesia dengan luas lahan 500 hektare,” ungkapnya
Halal Modern Valley akan mencakup fasilitas untuk proses industri terintegrasi, pusat penelitian dan pengembangan, politeknik teknologi pangan, sistem manajemen kualitas halal, lembaga pendanaan syariah, pelabuhan, dan fasilitas bea cukai, katanya.
KIH akan dikembangkan oleh PT Modern Industrial Estate selama lima tahun dalam tiga tahap. Pembangunan pertama seluas 150 hektare, tahap kedua 150 hektare (tertutup), dan tahap ketiga 200 hektare.
Pembangunan tahap pertama telah dimulai pada Oktober 2019. Sesuai master plan, KIH akan dikembangkan menjadi klaster industri halal sebagai ekosistem dari hulu hingga hilir, termasuk logistik yang menjadi hub halal internasional di Indonesia.