BAHARI

RinduTravelling dengan Kapal Pesiar, Yuk Ikuti Protokol Kesehatannya

Oleh Lianna Wijaya

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Perusahaan pelayaran berada di garis depan dalam mengembangkan praktik lingkungan yang bertanggung jawab, memimpin dengan memberi contoh bagi industri perkapalan dunia.

 Di seluruh dunia, industri pelayaran telah menginvestasikan lebih dari US$ 23,5 miliar pada kapal dengan teknologi baru dan bahan bakar yang lebih bersih untuk mengurangi emisi udara dan mencapai efisiensi energi yang lebih besar.

Kini kapal-kapal pesiar bahkan telah berinovasi untuk masa depan rendah karbon. Kapal pesiar modern adalah pembangkit tenaga inovasi yang penuh dengan teknologi mutakhir. 

Seluruh industri perkapalan mendapat manfaat dari adopsi awal oleh jalur pelayaran teknologi baru yang tidak ada lima hingga sepuluh tahun yang lalu.  Contohnya termasuk penggunaan LNG sebagai bahan bakar dan pengenalan kapal pesiar berbahan bakar LNG pertama.

Dimana sistem pembersihan gas buang, sistem pemurnian air limbah canggih, sistem pelumasan udara dan pelapis cat khusus adalah  untuk mengurangi konsumsi bahan bakar, mesin dan banyak lagi.

Investasi dalam Penelitian dan Pengembangan (R&D), waktu, dan kolaborasi diperlukan agar teknologi lingkungan baru dapat ditingkatkan secara efektif dan aman.  Menyadari pentingnya kolaborasi, industri pelayaran telah bergabung dengan asosiasi maritim lainnya dalam mensponsori pembentukan Badan Litbang kolaboratif pertama di dunia.

Tujuan untuk  menghasilkan sekitar US$ 5 miliar selama periode sepuluh tahun untuk mengejar solusi lingkungan baru. Hal ini karena industri kapal pesiar menyadari bahwa upaya penelitian dan pengembangan yang kuat yang ditujukan untuk identifikasi jangka pendek dan produksi bahan bakar baru, sistem propulsi, dan teknologi terkait diperlukan untuk mencapai emisi karbon nol di armada maritim global. 

Perusahaan pelayaran yang bergabung dalam Cruising Lines International Association ( CLIA)  membuat komitmen seluruh armada global pada bulan Desember 2018 untuk mengurangi tingkat emisi karbon hingga 40% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat tahun 2008.  

Setelah seluruh dunia terdampak oleh penyebaran virus COVID-19 yang menghantam perekonomian dunia terutama membuat industri pariwisata terpuruk, bisnis kapal pesiar seolah mati suri. Namun bagi penggemar travelling dengan kapal pesiar kabar gembiranya Singapura yang menjadi home base banyak perusahaan pelayaran akan memulai operasionalnya lagi dari Marina Bay Cruise.

Kapal pesiar dengan home base Dingapura siap beroperasi kembali sesuai protokol kesehatan. ( foto: MSC cruise)

Rencananya mulai ada pelayaran pada 6 November 2020  yaitu kapal World Dream. Meski hanya berputar-putar di pangsa pasar Singapura saja karena  border masih dibatasi namun kapal lainnya juga, Royal Caribbean quantum of the seas juga segera beroperasi dengan protokol kesehatan yang diterapkan oleh otoritas di Singapura awal December 2020.

Berwisata dengan kapal pesiar memiliki daya tarik tersendiri, dimana wisatawan yang menjadi penumpang tidak perlu repot untuk selalu melakukan packing atau unpacking bagasi selama berlayar. 

Pandemi COVID-19 yang terjadi hingga saat ini, membuat industri kapal pesiar  mengalami tantangan hebat. Namun industri kapal pesiar tetap optimis dan berusaha beradaptasi dengan keadaan New Normal ini dengan menerapkan protokol kesehatan selama berlayar. 

Apa saja protokol kesehatan dan keselamatan yang penting untuk diketahui oleh penumpang dan awak kapal selama berada di atas kapal pesiar, berikut ini ulasannya.

Pre-boarding di terminal

Semua penumpang dan awak kapal akan menjalani tes pemeriksaan COVID-19 di terminal keberangkatan termasuk pemeriksaan suhu tubuh, pengisian kuesioner kesehatan dan tes usap COVID-19. 

Proses chek-in dilakukan dengan pelayanan online untuk menghindari terjadinya antrian atau kerumuman di terminal keberangkatan serta perlu menjaga jarak sosial. Tingkat sanitasi dan desinfeksi dengan frekuensi yang lebih tinggi di gangway atau koridor penumpang serta penanganan bagasi. 

Kapasitas kapal pesiar maksimal hanya 50% sehingga dengan mengurangi kapasitas ini dapat menambah kenyamanan dan dapat menjaga jarak selama di atas kapal pesiar.

Penumpang akan ditolak jika menunjukkan tanda-tanda penyakit seperti demam 37.5o C, gejala mirip flu, termasuk menggigil, batuk, sesak napas, nyeri otot/ tubuh, sakit kepala, kelelahan, sakit tenggorokan hingga hilangnya rasa/ bau atau kondisi dengan potensi paparan yang dicurigai atau dikonfirmasi kasus COVID-19.

Di atas kapal pesiar terjadi peningkatan tingkat sanitasi dan pembersihan di kabin penumpang dan area publik dengan menggunakan fasilitas disinfektan berstandar rumah sakit. Kegiatan Fogging disinfektan rutin dilakukan untuk kabin penumpang yang kosong.

Sirkulasi 100% udara segar dari luar dipasok ke semua kabin dan area tertutup serta area publik di dalam kapal sehingga tidak ada sirkulasi ulang untuk udara. 

Manajenen juga menambah jumlah tim atau staf medis yang telah dilatih menangani pasien gejala COVID-19 dengan rencana tanggapan yang sudah disiapkan dan bekerja sama dengan otoritas lokal. 

Pusat medis di atas kapal pesiar dilengkapi dengan peralatan pengujian dan ventilator untuk kasus COVID-19. Menyediakan ruang isolasi untuk penumpang yang dicurigai terkena paparan COVID-19 dan zona isolasi khusus dengan pasokan udara yang terpisah. 

Ada pemeriksaan suhu tubuh untuk penumpang dan awak kapal di atas kapal pesiar untuk pemantauan harian. Semua penumpang dan awak kapal harus menggunakan masker/alat pelindung mulut dan hidung. 

Pelatihan khusus diberikan untuk awak kapal yang berinteraksi langsung dengan penumpang dan selalu menggunakan sarung tangan.

Area restoran dan bar (Food & Beverage) akan bersihkan sebelum, selama dan setelah operasional. Para penumpang harus mencuci tangan sebelum masuk ke ruang makan dan menggunakan cairan pembersih tangan yang tersedia di depan pintu masuk area restoran dan bar. 

Tempat duduk penumpang dibuat jarak yang cukup. Layanan mandiri di restoran prasmanan tidak tersedia sehingga semua makanan dan minuman di area restoran dan bar akan disajikan oleh awak kapal yang memakai masker dan sarung tangan sekali pakai.

 Untuk menu restoran, para penumpang dapat mengakses kode QR melalui perangkat selular pribadi. Area di dek terbuka dan kolam renang dapat diakses dengan memastikan jarak sosial. 

Kursi berjemur (sun-deck chair) akan disterilkan sebelum dan setelah digunakan dan peningkatan sanitasi setiap malam. Teater pertunjukkan akan dibersihkan sebelum dan 

sesudah setiap pertunjukkan dan juga memastikan jarak sosial selama menonton pertunjukkan. Dispenser pembersih akan tersedia di berbagai tempat termasuk pintu masuk dan keluar area terbuka. Fasilitas spa dan kebugaran akan dibersihkan sebelum dan setelah digunakan para penumpang.

 Pusat informasi di atas kapal pesiar tersedia melalui sambungan telepon dan meja dengan memastikan jarak sosial dan menghindari antrian. Pembayaran tanpa uang tunai (cashless) sangat disarankan.

Protokol kesehatan dan keselamatan di atas kapal pesiar dilakukan karena kesehatan dan keselamatan para wisatawan dan awak kapal menjadi prioritas utama sehingga perlu dilakukan berbagai tindakan pencegahan dengan proses pemeriksaan kesehatan yang ketat sesuai dengan kebijakan dari pemerintah setempat. 

Dampak ekonomi industri kapal pesiar sangat besar sehingga dengan menangguhkan operasional kapal pesiar tidak menjadi solusi tepat, namun dengan penerapan protokol kesehatan dan keselamatan ini akan mengembalikan industri kapal pesiar untuk terus berkelanjutan

Penulis adalah : Mahasiswi Program Doktoral Manajemen Jasa Universitas Trisakti, Jakarta.

 

 

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*