SOSOK

B.Kusuma: Banyak Kenangan Berlayar Bersama Kapal Pesiar

Oleh : Lianna Wijaya 

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Berwisata dengan kapal pesiar di Indonesia sedang naik daun tahun  2019 lalu. Tren wisata dengan kapal pesiar di Indonesia bahkan naik hampir dua kali lipat. Untuk rute favorit wisata kapal pesiar, orang Indonesia masih memilih memulai dari Singapura.

Beberapa destinasi kapal pesiar yang biasa ditawarkan kepada turis Indonesia adalah Singapura – Penang – Langkawi – Phuket, Singapura-Jakarta-Surabaya-Celukan Bawang (Bali Utara)-Singapura, dan rute-rute lain.

Namun pasangan Bruriadi Kusuma dan istrinya, Lanny,  adalah wisatawan Indonesia yang suka mengikuti pelayaran kapal pesiar bukan hanya dari Singapura tetapi juga dari negara-negara lain seperti HongKong maupun Alaska.

Jangan heran, pendiri PT Pakubumi Semesta yang juga alumnus Teknik Sipil ITB ini pengelana yang telah berkeliling dunia dengan mengunjungi 176 negara di dunia. Dan sampai sekarang masih aktif sebagai pengelana baik destinasi domestik dan mancanegara.

“Kapal pesiar yang paling berkesan adalah yang mampu memberikan service baik dengan destinasi menarik. Salah satu  destinasi yang paling menantang adalah menuju Antartica dan mengunjungi Easter Island di Samudera Pasifik” kata B. Kusuma, kelahiran 1935.

Sebagai warga senior dia masih kerap menyetir kendaraan sendiri seperti week-end ke Sentul yang tidak jauh dari Jakarta. Pengalamannya berlayar dengan kapal pesiar yang berkesan a.l adalah ke Easter Island atau Pulau Paskah yang dalam bahasa Polinesia adalah Rapa Nui.

Sebuah pulau milik Chili yang terletak di selatan Samudra Pasifik. Walaupun jaraknya 3.515 km sebelah barat Chili Daratan dengan ibu kotanya  Hanga Roa. Pulau ini terkenal dengan banyaknya patung-patung (moai), patung berusia 400 tahun yang dipahat dari batu yang kini terletak di sepanjang garis pantai.

Kapal Pesiar MSC saat di Rotterdam, Belanda
Kejutan dari anak-menantu-cucu saat cruise dan merayakan ulang tahun ke 57

Pengalaman tak terlupakan lainnya dengan kapal pesiar adalah saat mendapatkan kejutan dari anak-menantu serta para cucu saat merayakan ulang tahun perkawinan ke 57. 

Mendapat perlakuan khusus di hari istimewa buat B.Kusuma dan Lanny adalah dengan mengikuti semua program yang sudah diatur oleh anggota keluarganya sehingga semua happy.

Pria yang masih aktif travelling dan menulis kisah perjalanannya ini mengaku selalu rutin jalan kaki sehingga ketika berwisata maka mampu menikmati perjalanannya dengan baik sambil menikmati bangunan-bangunan bersejarah yang ada.

“Memang dasarnya harus sehat dan bugar, saya terbiasa melakukan gerak badan setiap pagi, dahulu melakukan jogging, sekarang berjalan kaki, dimana saya berada,” ungkapnya.

Sebagai traveler, Kusuma biasanya melakukan persiapan yang lebih matang. Sebelum bepergian, pria gaek ini terlebih dahulu aktif mencari berbagai informasi mengenai negara yang dituju. Jika sudah punya keinginan jalan, maka dia siap menghadapi masalah sesulit apa pun.

Kendati negara yang dituju tidak memiliki kedutaan di Indonesia, dia akan mengirimkan surat elektronik ke kedutaan yang ada di negara terdekat. Dia juga  sudah kenyang dengan segala macam birokrasi mengurus perjalanan yang harus dilalui.

Pernah ke konsulat Amerika Serikat untuk memasuki dua negara di Amerika Tengah, Elsavador dan Nikaragua. Tapi malah ditahan selama dua jam di bandara hingga nyaris ketinggalan pesawat.

 “Saya sudah mengunjungi 176 Negara Merdeka dan Berdaulat ditambah puluhan, daerah koloni, territori, protkterat dan sebagainya. Negara yang paling berkesan tentunya Indonesia, dimana saya lahir dan besar disini,” katanya tegas.

Sebagai seorang yang senang berwisata, Bruriadi Kusuma senantiasa merasa senang dimana saja, istilahnya disini senang, disana senang, dimana-mana senang. Contohnya ada negara swiss, yang kondisi alamnya khas berbeda dengan di kawasan tropis, dia tetap betah di sana.

Biasanya kalau travelling dia juga suka bawa pulang oleh-oleh karena sebagai kolektor, mengumpulkan berbagai cendramata mini, terutama patung gajah, bejana, gelas, sendok, patung khas setempat.

Menyinggung perjalanan udara yang kerap memakan waktu hingga 17 jam bahkan 24 jam, B.kusuma mengatakan masalah jetlag misalnya, bisa teratasi.

“Upayakan di pesawat cukup istirahat dan badan tetap bugar. Dengan kemauan keras dan hati yang senang jetlag kiranya teratasi” tuturnya.

Bepergian memang butuh perencanaan yang baik selain menyusun jadwal ( itenerary), persiapkan dokumen perjalanan, kamera, alat komunikasi seperti handphone, charger, stopkontak di samping perlengkapan baju tentunya.

” Intinya melakukan perjalanan itu harus senang bukan beban dan semuanya penting supaya jangan sampai kita tidak bisa pulang” katanya tergelak.

Menurut dia, untuk wisata domestik, wilayah Indonesia  semuanya menarik dengan keberagaman suku, adat-istiadat namun untuk kesiapan daerah dalam melayani tamu memang Bali istimewa dan menyenangkan.

Dalam kondisi pandemi global yang masih berlangsung, B. Kusuma mengaku memang terpaksa mengerem keinginan untuk wisata, namun dia tetap memperhatikan potokol Kesehatan, tetap bergerak badan dan tetap menulis.

” Saya tetap melakukan perjalanan  sesekali dan yang telah saya kunjungi menjadi tulisan untuk mengisi rubrik-rubrik saya di media massa”

Kegiatan pariwisata setelah pandemi ini akan sangat berbeda dengan sebelumnya. Oleh karena itu pihaknya berharap pemerintah memiliki solusi terbaik dan prosedur kesehatan. Dia berprinsip selagi masih ada umur dan kesempatan, gunakan waktu untuk berwisata supaya dapat melihat kawasan lain.

Penulis adalah : Mahasiswi Program Doktoral Manajemen Jasa Universitas Trisakti.

 

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*