Staf Ahli Kemenpar Esthy Reko Astuti dan Wali Kota Batam Mohammad Rudi mengapit artis Iyeth Bustami di panggung Kenduri Seni Melayu ( KSM) 2018 di Batam Center. ( foto-foto: GenPi).
BATAM, bisniswisata.co.id: Meski diguyur hujan, pembukaan Kenduri Seni Melayu ( KSM) ke 20 yang dipusatkan di Taman Engku Putri, Batam Center berjalan lancar dihadiri ribuan warga Batam dan wisatawan serta para pejabat daerah maupun pusat.
Acara yang dibuka semalam oleh Muhammad Rudi, Wali Kota Batam bukan hanya diguyur hujan tapi juga dibanjiri ‘hujan’ pantun sepanjang acara mulai jam 20.00 hingga jelang tengah malam. Seolah tertular virus pantun, peserta hingga pengunjungpun merangkai kata dengan berpantun.
“Tanjaklah hitam berhias bintangHendak disusun tampak berseri. Jayalah Batam, Kepri Gemilang. Budaya serumpun satukan kami,” kata Wali Kota membuka acara kenduri.
Tanjak adalah alas kepala tradisional Melayu yang dipakai oleh golongan lelaki. Tanjak ini dibuat dengan menggunakan kain songket atau kain tenun panjang yang dilipat-lipat dan diikat dalam gaya (solek) yang tertentu.
Rudi menjawab pantun yang sebelumnya disampaikan oleh Esthy Reko Astuti, Staff Ahli Menpar Bidang Multikultural mewakili Menpar Arief Yahya yang berhalangan hadir. Jelang pembukaan, kata Esthy, KSM menjadi trending topic ke tiga secara nasional di Twitter.
Muhammad Rudi mengungkapkan, KSM 2018 sebagai momentum untuk menjaring wisatawan khususnya mancanegara. “Event ini sangat strategis. KSM jadi upaya pelestarian budaya, disamping menarik kunjungan wisman,” ujarnya.
Acara yang berlangsung 1-3 November 2018 setiap malam ini diawali hiburan berupa tembang-tembang Melayu, lagu Kenduri Seni Melayu dan dilanjutkan dengan Tari Kreasi oleh Rampai Mahkota Chamber.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengungkapkan, KSM 2018 sebagai momentum untuk menjaring wisatawan khususnya mancanegara apalagi dengan kehadiran peserta dari 6 negara seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Thailand dan India.
Suasana Taman Engku Putri, semalam tempat acara berlangsung memang kental dengan budaya Melayu karena mulai panitia, peserta maupun pengunjung mengenakan kostum Melayu.
Sementara aktivitas lainnya mulai dari kegiatan bazaar, kuliner, dekorasi panggung dan aksi Iyeth Bustami membawakan 8 lagu membuat KSM sekaligus menjadi pengingat bagi generasi milenial betapa pentingnya melestarikan budaya Melayu.
Esthy Reko Astuti pada kesempatan itu mengingatkan berbagai pihak bahwa KSM sudah lolos penilaian dari enam kurator pilihan Kemenpar hingga akhirnya masuk menjadi Calender of Event Wonderful Indonesia.
“ Jadi Kenduri Seni Melayu ( KSM) ke 20 harus terus dipertahankan setiap tahun yang kali ini bertepatan dengan ulangtahun kota Batam ke 189 tahun,” kata Esthy.
Budaya Melayu, tambah Wali Kota Muhammad Rudi, juga harus terus dilestarikan dan pihaknya akan mewujudkan Provinsi Kepulauan Riau khususnya Batam menjadi pusat budaya Melayu dan tujuan wisata religi.
“Kita akan kemas paket wisata yang kental dengan budaya Melayu dan bukan hanya di kota Batam tapi juga ke desa-desa karena itu aksesibilitas jalan-jalan ke perkampungan menjadi prioritas,” tambahnya.
Budaya Melayu menjadi aset penting untuk membuat Batam juga menjadi tujuan wisata religi seiring dengan tengah dibangunnya sebuah masjid besar berkapasitas 25.000 jemaah.
Saat ini proses pembangunan Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, nama pahlawan nasional asal Kepri itu sudah mencapai 50 persen. Berdasarkan target, Masjid yang berada di Tanjunguncang ini diprediksi selesai tepat waktu yakni Oktober 2019 mendatang.
Pemerintah Kota (Pemko) Batam menargetkan September 2019 selesai. Sehingga awal Oktober 2019, Masjid yang diklaim terbesar di Pulau Sumatera ini sudah harus diresmikan.
“ Kehadiran masjid ini saya yakin kunjungan wisman ke Batam meningkat dari 2 juta orang menjadi 3 juta orang/ tahun,” kata Wali Kota Mohammad Rudi yang bertekad di era kepemimpinannya pariwisata menjadi sumber utama Penghasilan Asli Daerah ( PAD).
.