Iyeth ( tengah) bersama Wali Kota Batam Mohammad Rudi dan istri serta Esthy Reko Astuti, Staf ahli Kemenpar bidang multikultural.( foto : GenPi).
BATAM, bisniswisata.co.id: Penyanyi Iyeth Bustami berhasil ‘menggoyang” acara Kenduri Seni Melayu ( KSM) 2018 di malam pertama yang dipusatkan di Taman Engku Putri, Batam Center, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), semalam.
Hari pertama event yang berlangsung 1-3 November 2018 ini mampu menjaring pengunjung 40% dari total target 15.000 orang selama tiga hari penyelenggaraan. Pengunjung yang datang tidak mengindahkan hujan yang mengguyur Kota Batam. Mereka tidak bergeming meski cuaca basah oleh hujan.
Iyeth Bustami yang lahir dengan nama Sri Barat di Bengkalis, Riau, 24 Agustus 1974 adalah seorang penyanyi Melayu dan dangdut yang kerap diundang Kementrian Pariwisata untuk menghibur masyarakat di berbagai daerah.
Dia bukan hanya menghibur namun dalam interaktifnya dengan penonton selalu menyelipkan nasihat bijak bagi kalangan milenial termasuk para orangtua yang hadir di acara pembukaan KSM itu.
“Saya prihatin anak-anak sekarang tergila-gila dengan budaya Korea, hafal dan luwes joget maupun menyanyi lagu-lagu yang dibawakan boyband Korea. Bahkan sekarang make up serta penampilan juga meniru artis-artis Korea,” kata Iyeth tegas.
Dia juga mengingatkan para orangtua agar peka dengan kondisi anak-anaknya yang meniru budaya barat bahkan ikut memfasilitasi gaya hudup ala artis Korea. Sementara budaya Melayu yang melekat dengan daerah kelahirannya malah dilupakan.
Iyeth menambahkan, KSM menjadi benteng budaya terbaik bagi generasi milenial. “Kenduri Seni Melayu ( KSM) ini luar biasa. Semua yang ditampilkan bernuansa Melayu. Budaya dan kuliner juga kuat bernuansa Melayu. Event ini telah memberi kesempatan budaya Melayu tumbuh besar dan lestari,” ungkap Iyeth dengan logat Melayunya yang kental.
Dia mengaku sempat khawatir seiring turunnya hujan saat pembukaan acara. “Takutnya pengunjung pulang, tapi ternyata bertahan. Mereka luar biasa. Yang jelas, saya terkesan dengan event ini karena jadi media pelestari budaya Melayu. Kenduri Seni Melayu ini cara terbaik mendekatkan milenial dengan budaya leluhurnya,” jelas Iyeth lagi.
Aksi Iyeth memang paling banyak dinanti. Pengunjung langsung merangsek maju ketika Iyeth membawakan lagu Laksmana Raja di Laut. Lagu berikutnya Suamiku karya ciptanya sendiri sebagai kado ulangtahun suami tercinta.
Selanjutnya penonton makin bersorak saat Iyeth melanjutkan menyanyi lagu Laela Canggung, Tanjung Katung, Yale Yale, Ijo, dan Sabda Cinta. Iyeth juga membawakan lagu Deen Assalam.
Di atas panggung, Iyeth mengundang Wali Kota Batam Mohammad Rudi dan istri, Wakil Wali Kota Amsakar Achmad dan istri serta Staf Ahli Menpar bidang multikultural Esthy Reko Astuti untuk berjoget bersama selama medley lagu-lagu Melayu itu.
Wali Kota menambahkan bahwa mengoptimalkan fungsi pariwisata dan melakukan berbagai perbaikan infrastruktur terus dilakukannya. Aksesibilitas pun disempurnakan karena pariwisata telah menjadi leading sector perekonomian Batam.
Pihaknya mengupayakan target kunjungan 2 juta wisman. Angka ini tumbuh signifikan, sebab realisasi kunjungan wisman 1,48 juta orang tercapai pada 2017.
“ Prioritas kami adalah perbaikan seluruh jalan utama. Targetnya tahun 2025 sudah selesai. Kami akan mendukung optimalisasi pertumbuhan pariwisata di 12 kecamatan untuk jalan akses kampung sehingga wisatawan tidak hanya datang ke kota tapi juga ke kampung-kampung,” jelasnya.
Alhasil di acara pembukaan Kenduri Seni Melayu baik Iyeth Bustami dan Wali Kota saling mengingatkan peran penting melestarikan budaya Melayu dan menjadikan Batam kota tujuan wisata religi.