NUSA PENIDA, bisniswisata.co.id,- KENTONGAN bagi masyarakat Nusantara adalah alat komunikasi popular, khususnya untuk mengumpulkan masyarakat. Pukulan kentongan yang dilakukan Gubernur Bali, Wakil Gubernur, Bupati Klungkung, Wakil Bupati, Konjen RRT di Bali, Ketua GIPI Bali, didampingi Sekda Prov dan Tenaga Ahli Bidang Pemasaran dan Kerjasama Kementerian Pariwisara Republik Indonesia I Gede Pitana. Mengundang semakin banyak masyarakat Nusa Penida memenuhi bibir Pantai Banjar Nyuh, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung.
Festival dengan tema The Blue Paradise Island berlangsung dari tanggal 5 sampai dengan 8 Oktober. Diawali dengan kegiatan bersih pantai, coral plantation, dan island tour bagi media dan tour operator anggota Asita Bali sebagai bagian pengenalan produk wisata di P Nusa Penida.
“Kami melibatkan lebih dari 50 perusahaan anggota Asita yang selama ini sudah ‘menjual Nusa Penida”, selain up date objek, atraksi. Juga memberikan saran bagi pemerintah Klungkung menyikapi perkembangan dan pertumbuhan sector kepariwisataan di Nusa Penida,” ungkap Ketut Tunggu coordinator island tour Nusa Penida Festival 2019.
Sementara media baik cetak mau pun elektronik sebagai bagian penthahelix, dibei kesempatan mengenal objek- objek baru yang belum sepopular objek wisata di wilayah lain di kecamatan Nusa Penida.
Mulang Pakelem
Sebelum pembukaan resmi festival dengan pemukulan kentongan, diselenggarakan upacara mulang pakelem, sebagai ucapan terimakasih dan permohonan ijin kepada alam semesta untuk penyelenggaraan festival. Mulang pakelem ini sejalan dengan kepercayaan Segara atau Samudra Kerthi merupakan permohonann atau bentuk syukur atas kekayaan alam laut yang melimpah. Prosesi mulang pakelem yang dipuput Ida Pedanda Gede Jelantik, diiringi tarian1000 Rejang Renteng yang penarinya adalah anggota PKK se kecamatan Nusa Penida. wujud pakelem adalah prosesi menghanyutkan sesajen ke laut yang bertujuan untuk persembahan kepada bathara Baruna yang berstana di laut serta memohon amerta terutama kesuksesan pelaksanaan NPF V tahun 2019.
Suwirta berharap melalui NPF dapat meningkatkan perkonomian masyarakat loka, sejalan dengan konsep kepariwisataan dunia yaitu mensejahterakan masyarakat ditempat tujuan wisata dan memberikan penyegaran jasmani rohani bagi yang berkunjung.
“Meningkatnya sektor
pariwisata, meningkatkan perekonomian
masyarakat. Namun, saya selalu menghimbau kepada masyarakat untuk selalu
bersyukur dengan mengingat disaat kita ramai jangan lupa sepi karna dulu asal
muasal kita sepi,” lanjut Suwirta.
Menurut Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Sc, Tenaga
ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata, Kementrian
Pariwisata, festival/event merupakan salah satu cara yang efektif untuk
mempromosikan suatu daerah/destinasi pariwisata. Beberapa destinasi wisata di
Dunia menjadi terkenal karena pelaksanaan festival yg konsisten setiap
tahunnya. Di samping sbg media promosi, festival juga memotivasi masyarakat
lokal untuk dapat mengembangkan kreatifitas dan secara langsung terlibat dalam
kepariwisataan.
Menurutnya, Nusa Penida merupakan salah satu growing destination di Indonesia, yang tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Dikenal sebagai the Blue Paradise, tentu tidak lepas dari sentuhan tangan dingin pimpinan daerah. “Sukses tidaknya kepariwisataan daerah tergantung komitmen EO yaitu kepala daerahnya,” tegas Pitana menjawan bisniswisata.co.id, ditengahlangkah menuju dermaga penyeberangan untuk kembali ke Bali pada Minggu, 6 Oktober 2019.
Dikancah nasional, ungkap Pitana lebih jauh, Nusa Penida jadikan contoh, dimana pariwisata mampu meningkatkan ekonomi masyarakat secara cepat, sekaligus melakukan pelestarian terhadap alam dan kebudayaan. Dalam Pariwisata berlaku postulat bahwa alam dan budaya, semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan. Karena alam dan budaya yg lestari itulah sumberdaya utama pembangunan pariwisata, sesuai dengan sad kertih loka Bali. Namun demikian, belajar dari pengalaman di berbagai daerah wisata, sangat diperlukan perencanaan atau tourism master plan yang baik, utamanya dari aspek keruangan (spatial).
Pitana meyakini melalui event ini, semakin menaikkan citra pariwisata Nusa Penida sebagai destinasi pariwisata berkualitas, ada pada top of mind setiap wisatawan yang berkunjung ke Bali, sehingga semakin menarik kedatangan wisatawan baik wisatawan mancanegara mau pun wisatawan nusantara. “Tentu saja muaranya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. * dwi