Wisman menikmati kuliner di Desa Wisata Bilebante di Nusa Tenggara Barat
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pertumbuhan wisatawan mancanegara mencapai 1 juta kunjungan di periode Januari 2025, sesuai data BPS yang dihimpun dari Direktorat Jenderal Imigrasi, ungkap Menteri Pariwisata RI, Widyanti Putri Wardhana.
Berbicara pada acara jumpa pers bulanan yang bertemakan “Mudik Tenang, Wisata
Menyenangkan” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu, Menpar menjelaskan bahwa
angka ini menunjukan adanya peningkatan signifikan sebesar 32 persen, bila dibanding dengan angka pada Januari 2024, yang tercatat sebanyak 760 ribu kunjungan.
Menurut dia berdasarkan kinerja Januari 2025, pihaknyapun optimistis bahwa target wisatawan mancanegara dapat tercapai apabila momentum positif ini terus berlanjut.
Angka tersebut belum mencakup data
kunjungan wisman di wilayah perbatasan, sementara data kunjungan wisatawan
nusantara masih dalam proses pengolahan oleh BPS.
Salah satu tugas utama Kementerian Pariwisata adalah mempromosikan destinasi
wisata unggulan Indonesia ke mata dunia. Hal ini tentunya bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan kunjungan wisatawan Mancanegara.
“Beruntung sekali, Kementerian Pariwisata memiliki mitra-mitra strategis yang
siap berkolaborasi dalam mempromosikan pariwisata Indonesia di berbagai
pameran dan misi penjualan internasional.
Untuk mempromosikan MICE Indonesia ke mancanegara, Kementerian Pariwisata berpartisipasi dalam Asia Pacific Incentives and Meeting atau AIMEdi Australia,” kata Widiyanti
Bersama 16 mitra yang terdiri dari pelaku industri hotel, venue, Professional
Conference Organizer (PCO), dan Destination Management Company (DMC) yang berasal dari Bali dan Kepulauan Riau, Indonesia berupaya untuk mempromosikan
berbagai destinasi dan fasilitas MICE Indonesia.
“Upaya kami menghasilkan pencapaian yang signifikan, berupa potensi transaksi
yang mencapai 155 miliar rupiah, meningkat 2,76 kali lipat, bila dibandingkan
dengan potensi transaksi tahun 2024 sebesar Rp 56 miliar Rupiah.
Sementara itu pada partsipasi di South Asia’s Travel & Tourism Exchange atau
SATTE, Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan KBRI New Delhi yang
berperan sebagai eksekutor di lapangan.
“Kami menghadirkan 46 exhibitors, yang
terdiri dari Destinaton Management Companies (DMCs), tour operator, hotel,
restoran, atraksi wisata dan jasa layanan visa. Hasilnya di acara ini pun tidak kalah
signifikan, dengan proyeksi transaksi sebesar Rp106,28 miliar rupiah serta potensi kunjungan sebesar 40.881 kunjungan.
Perkiraan devisa potensial mencapai US$68 juta atau setara Rp 1,09 triliun rupiah.
“Yang baru saja direalisasikan, bulan ini, saya dan tim terbatas menghadiri
kegiatan ITB Berlin, yang juga dikenal sebagai pameran pariwisata terbesar di
dunia,”
Di sana, ujarnya, Kementerian Pariwisata dan 88 kolaborator mempromosikan
Indonesia melalui paviliun Wonderful Indonesia, yang tahun ini bertemakan
keindahan Danau Toba.
Hal ini dapat terlaksana dengan dukungan dan partisipasi 4 mitra strategis, yaitu
Aliansi Promosi Pariwisata Indonesia (APPI), Marrioe Bonvoy, BCA, dan White Tiger DMC.
Misi pemasaran tersebut membuahkan hasil dalam bentuk jumlah potensi kunjungan yang mencapai 513.692 pax.
“Angka ini memuaskan bagi kami, karena
menunjukan peningkatan sebesar 40,28%, dibandingkan dengan transaksi di ITB
Berlin 2024 sebesar 366.192 pax.
Dengan jumlah kunjungan tersebut, potensi penerimaan devisa mencapai US$
834,74 juta atau setara Rp 13,6 Triliun,”
Adapun buyers yang melakukan transaksi
di paviliun Wonderful Indonesia, sebagian besar berasal dari Jerman, Inggris,
Belanda, Amerika Serikat, dan Swiss. Bali masih menjadi preferensi des6nasi bagi
calon wisman, selain Pulau Jawa, Lombok, Pulau Komodo dan Danau Toba.
Menpar Widyanti juga menyinggung pengembangan Desa Wisata dimana pada 27 Februari 2025, telah dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Pariwisata dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
“Ruang lingkup kerja sama dari nota kesepahaman ini mencakup sinkronisasi data dan koordinasi kebijakan, sebagai dasar kerja sama lebih lanjut, serta pengembangan infrastruktur pendukung desa wisata. Kerja sama ini diharapkan bisa membuka peluang lebih besar untuk kolaborasi dalam pengembangan sumber daya manusia ( SDM), penguatan kelembagaan, dan promosi pariwisata,” kata Menteri Pariwisata Widiyanti.
UN Tourism juga baru saja memberikan dukungan kepada 3 Desa Wisata
Indonesia melalui program UN Tourism Best Tourism Village Upgrade Program.
Program ini memungkinkan Desa Wisata Taro di Bali; Desa Wisata Bilebante di Nusa Tenggara Barat; dan Desa Wisata Pela di Kalimantan Timur, untuk mendapatkan pendampingan langsung dari UN Tourism dalam pengembangannya sebagai desa wisata.
Program tersebut juga menempatkan sejumlah desa tersebut ke dalam kategori
fast-track dalam penilaian Best Tourism Village di dunia.