Pekan lalu, Tiongkok mengumumkan akan memperluas pembebasan visa ke enam negara Eropa lainnya dalam waktu dekat, sambil terus membuka dan menyederhanakan formalitas perjalanan.
CHESHIRE, UK, bisniswisata.co.id : Tiongkok telah mendorong perjalanan dari luar negeri dengan melonggarkan prosedur masuknya. Sekitar setahun yang lalu, negara ini memperkenalkan kebijakan pembebasan visa sementara selama 15 hari untuk warga negara dari lima negara Eropa: Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Belanda, dan Malaysia.
Pekan lalu, Tiongkok mengumumkan akan memperluas pembebasan visa ke enam negara Eropa lainnya dalam waktu dekat, sambil terus membuka dan menyederhanakan formalitas perjalanan.
Dilansir dari tourism-review.com, Dalam konferensi pers yang diadakan pada kesempatan Kongres Rakyat Nasional ke-14 di Beijing pekan lalu, Wang Yi, Menteri Luar Negeri, mengumumkan bahwa Tiongkok akan memberlakukan pembebasan visa secara eksperimental bagi warga negara Swiss, Belgia, Luksemburg, Irlandia, Hongaria, dan Austria.
Kebijakan baru ini memungkinkan pemegang paspor biasa dari enam negara tertentu untuk melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk keperluan bisnis, pariwisata, kunjungan keluarga, atau transit tanpa memerlukan visa.
Kebijakan ini akan berlaku efektif pada 14 Maret 2024 dan memperbolehkan wisatawan untuk tinggal di negara tersebut selama 15 hari. Namun pembebasan visa ini bersifat sementara dan akan berakhir pada 30 November 2024 bagi enam negara pertama yang mendapatkan manfaat dari kebijakan ini.
Wisatawan harus mendapatkan visa Tiongkok jika mereka perlu tinggal lebih dari 15 hari atau karena alasan lain. Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk meningkatkan lingkaran negara-negara bebas visa dan menawarkan visa multi-tahun dan visa masuk ganda ke lebih banyak negara.
Wang Yi juga menyatakan harapannya bahwa lebih banyak negara akan membalas upaya Tiongkok dengan memfasilitasi proses visa bagi warga negara Tiongkok dan berkolaborasi dengan Tiongkok untuk membangun jaringan perjalanan lintas batas yang efisien. Ia juga mendesak dimulainya kembali penerbangan penumpang internasional.