BANDUNG, bisniswisata.co.id: Paris Van Java tak berhenti berinovasi untuk menggairahkan pariwisata. Wisata sehat kini melengkapi destinasi wisata Bandung. Wisata sehat persembahan PT Bio Farma. Selama ini selain memproduksi vaksin, Bio farma juga ingin membagi ilmu dunia medis dengan membangun Museum Bio Farma.
“Kehadiran museum ini sangat penting dan memiliki nilai strategis terkait kesehatan bagi kesejahteraan bangsa. Saya kira ini museum kesehatan pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara,” papar Direktur SDM dan Umum Bio Farma, Disril Revolin Putra saat acara open house museum Bio Farma di Bandung, Sabtu (21/07/2018).
Dilanjutkan, kehadiran museum ini diharapkan memperoleh partisipasi dari semua stakeholder, bagaimana membangun komunikasi, pemahaman, pengetahuan, agar semua pihak meyakini kesehatan dapat diaplikasikan, melalui imunisasi dan vaksinasi. “Kami ingin mendapatkan feedback masukan dari para komunitas, kira-kira apa, sih, untuk pengembangan konten di museum ini,”ungkapnya.
Ada beberapa rute yang harus dilalui pengunjung museum Bio Farma, pertama memasuki lobi museum, kemudian masuk ke hall of fame, yang berisi para pimpinan yang telah mengabdi di Biofarma. Selanjutnya, pengunjung akan masuk ke dark age (masa kegelapan). Di tempat ini, pengunjung akan tahu bagaimana sebelum vaksin ditemukan.
Kemudian, pengunjung museum akan masuk ke arena proses produksi vaksin sehingga mereka mengetahui bagaimana proses pembuatan vaksin. Juga ada diorama, bagaimana proses membuat vaksin, dimana ada beberapa tahapan yang sudah didokumentasikan.
Pengunjung pun bisa melihat area kontribusi CSR Bio Farma bagi masyarakat. Sedangkan di akhir kunjungan, ada promosi produk vaksin, artinya setiap pengunjung akan mendapatkan kesempatan untuk divaksin. “Bagian terakhir ada pusat vaksin, jadi pengunjung yang sudah berkunjung ingin disuntik vaksin influenza ada disitu,” katanya.
Head Of Corporate Communication Bio Farma, Nurlaela Arief, mengatakan rencananya, Agustus 2018 Bio Farma akan melakukan renovasi kecil dan pemutakhiran data, termasuk beberapa informasi yang disajikan secara digital.
Selama ini, museum yang menyediakan 470 alat peraga tersebut semakin dinamis, terlebih dengan didukung teknologi virtual reality (VR) sehingga pengunjung bisa melihat area Bio Farma seluas 9 hektar.
“Diharapkan layanan terhadap pengunjung museum juga lebih baik, sehingga mampu menarik generasi milenial untuk datang ke museum ini karena suasananya lebih fun,” imbuhnya .
Hingga kini, Museum Bio Farma menerima kunjungan dari beberapa sekolah atau lembaga pendidikan maupun korporasi. Diharapkan museum ini bisa terbuka untuk umum. Untuk itu, Bio Farma sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar menjadi 10 Besar target destinasi wisata Jawa Barat, khususnya health tourism. “Sekarang dalam seminggu pengunjungnya hanya 120 orang saja,” ucapnya.
Pihaknya berencana akan membuka museum ini untuk umum, tentunya dengan konsep digital serta tak melepaskan unsur edukasinya. “Untuk perihal waktunya nanti kami akan menginformasikan kembali secepatnya,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari menjelaskan gedung Bio Farma merupakan destinasi wisata yang termasuk ke dalam lima klasifikasi wisata di antaranya; cagar budaya yang berklasifikasi A, wisata exhibition, dan health tourism, wisata edukasi, dan tentunya wisata museum.
“Museum Bio Farma menambah daftar destinasi wisata yang dapat di kunjungi oleh wisatawan, baik dari domestik maupun mancanegara. Dan museum ini sangat tepat bagi wisatawan untuk mengenal lebih jauh tentang dunia kesehatan,” pungkasnya.
Memang untuk pertama kalinya Museum Bio Farma menggelar acara open house museum. Acara ini di hadiri oleh beberapa komunitas yang berada di Bandung seperti, Indonesian Medical Literacy (Imel), Asosiasi Museum Daerah Jawa Barat (Amida Jabar), Perhumas Indonesia, Komunitas Aleut, serta tamu undangan lainnya. Sehingga diharapkan ada feedback dari komunitas agar bisa menyampaikan pesan bahwa Bandung punya museum kesehatan sehingga bisa mendongkrak kunjungan wisatawan ke Bandung. (NDY)