TECHNO

Makan di Resto Milan, Bayarnya Pakai Follower Instagram

MILAN, bisniswisata.co.id: Era digital semakin memudahkan bahkan menyenangkan. Buktinya saat berwisata d Milan Itali, bisa makan di restoran “This Is Not a Sushi Bar”, tanpa harus mengeluarkan uang tunai malah gratis. Kok bisa?

Bia terjadi jika memiliki jumlah followers di Instagram yang banyak. Sehingga dapat digunakan untuk membayar makanan yang dipesan. Semakin banyak jumlah pengikut Anda, semakin murah jumlah yang harus dibayar.

This Is Not a Sushi Bar merupakan restoran Jepang yang menyajikan sushi dan sashimi. Pemilik dari restoran ini memutuskan untuk menjadikan kepopuleran sebagai mata uang.

Promosi lewat media sosial saat ini menjadi begitu penting dalam bisnis. Hal ini pun disadari Matteo dan Tomaso Pittarello, pemilik dari This Is Not a Sushi Bar. Mereka rela memberikan sushi gratis apabila itu berarti bisnisnya semakin terkespos.

Bagaimana caranya? Mengutip Metro.co.uk, Ahad (28/10/2018), hanya tinggal mengunggah foto makanan yang dipesan dengan hashtag #thisisnotasushibar dan men-tag Instagram restoran itu. Tunjukkan postingan Anda saat ingin membayar dan karyawannya akan menghitung diskon yang Anda dapat berdasarkan jumlah followers.

Namun, tidak semua orang bisa mendapat diskon dengan cuma-cuma. Jika pengikut Anda di bawah 1.000, Anda tidak akan mendapat potongan harga. Pengunjung dengan jumlah pengikut 1 ribu – 5 ribu akan mendapat satu piring gratis. Mereka dengan jumlah followers 5 ribu – 10 ribu berhak mendapat dua piring gratis.

4 piring gratis untuk 10 ribu – 50 ribu pengikut dan 8 piring untuk mereka dengan pengikut 50-100 ribu followers. Anda harus punya pengikut lebih dari 100 ribu untuk mendapat seluruh makanan gratis.

Walaupun terkesan seperti lomba popularitas, pemilik restoran Matteo merasa bahwa ini merupakan cara yang bagus untuk berinteraksi dengan pelanggan. “Ide ini lahir dengan dua tujuan: meningkatkan jumlah pembelian dan partisipasi dengan cara yang inovatif dan inklusif,” ungkap Matteo.

“Kami berencana untuk membuat konsep ini permanen. Sejauh yang kami tahu, kami merupakan yang pertama menggunakan cara seperti ini secara terstruktur. Kami ingin menjadi restoran cashless pertama, mencoba metode pembayaran baru,” tambahnya. (EP)

Endy Poerwanto