NASIONAL

Longsor, Akibat Aktivitas Sesar Lokal Sekitar Rinjani

LOMBOK TIMUR, bisniswisata.co.id,- BADAN  Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi yang berpusat di Lombok Timur, NTB dengan magnitudo 5,8 yang dimutakhirkan menjadi 5,4 pada Minggu (17/3), pukul 14.07 WIB disebabkan aktivitas sesar lokal di sekitar Gunung Rinjani.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,47 LS dan 116,55 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 20 km arah utara Kota Selong, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 km. Dua menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa bumi susulan dengan M=5,1 pada 8,51 LS dan 116,49 BT dengan kedalaman 10 km.
“Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi dangkal. Dipicu oleh penyesaran turun (normal fault), sekitar gunung Rinjani” demikian disampaikan  Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono yang diterima di Jakarta, Minggu.
Guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan di daerah Lombok Utara IV MMI, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram, dan Sumbawa III-IV MMI; Karangasem III-IV MMI, Denpasar III MMI, dan Kuta III MMI.Hingga pukul 16.30 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 13 kali gempa bumi susulan.

Akibat gempa tersebut terjadi longsor disekitar air terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Lombok Utara. Pihak Humaspro Setda KLU memperkirakan sebanyak 40 wisatawan terjebak di  lokasi air terjun Tiu Kelep, didominasi wisman dari Malaysia.

“ Korban dominan berasal dari wisatawan Malaysia dan domestik, kata Kepala Bagian Humas Pemkab Lombok Utara, Mujaddid Muhas.

Dua korban meninggal dunia terindentifikasi bernama Tai Sieu Kim usia 56 tahun asal Malaysia dan Tomi berusia 14 tahun warga Desa Senaru. BPBD dan Dinkes setempat telah menerjunkan empat ambulans ke lokasi kejadian bersama personel dan paramedis. Sampai Minggu petang terevakuasi lima korban, dua orang meninggal dunia dan sejumlah lainnya luka-luka, satu orang dirawat di Puskesmas Bayan.

Untuk mencapai lokasi air terjun Tiu Kelep yang memakan waktu sekitar 45 menit dari jalan raya Senaru, wisatawan harus melintasi jalan setapak yang di kiri kanannya terlihat bekas longsoran gempa pada Juli dan Agustus 2018.

Tim Survey

Sementara dari laman LKBN Antara menyebutkan, sebanyak 72 orang anggota tim survei jalur pendakian berada di atas Gunung Rinjani, Pulau Lombok, ketika gempa bumi berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) mengguncang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu, pukul 14.07 WIB atau 15.07 WITA.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Sudiyono, ketika dihubungi di Mataram, menyebutkan ada dua tim survei jalur pendakian yang mendaki melalui pintu masuk Sembalun, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 44 orang, dan pintu masuk Senaru, Kabupaten Lombok Utara, 28 orang.

“Semua anggota tim dilaporkan dalam kondisi aman dan mereka semua sudah turun. Tim survei di Sembalun sudah berada di pos pendakian dua, begitu juga dengan tim survei yang di Senaru,” tambahnya.

72 tim survei jalur pendakian Gunung Rinjani berasal dari unsur BTNGR, TNI-Polri, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pariwisata, perwakilan trecking organizer, pemandu wisata gunung (guide-porter), dan unsur lainnya.

Saat terjadi gempa bumi, kata Sudiyono, posisi terakhir tim survei yang mendaki melalui pintu masuk Sembalun sudah berada di pos empat menuju Pelawangan dan mencari sumber mata air. Sedangkan tim survei yang masuk melalui Senaru berada di pos tiga.
Tim survei yang sudah berada di pos dua Sembalun untuk sementara bermalam sambil membahas rencana selanjutnya. Begitu juga dengan tim survei yang ada di pos dua Senaru.

“Seluruh tim survei memutuskan untuk bermalam karena ada yang stres juga. Mereka akan rapat untuk mengambil keputusan bersama apakah melanjutkan survei ataukah turun gunung. Kalau memungkinan survei dilanjutkan, tapi kalau secara psikologis tidak tahan, kami tarik ke bawah,” ucap Sudiyono.

Tim survei jalur pendakian Gunung Rinjani melaksanakan tugas mulai Sabtu (16/3), hingga Selasa (19/3). Survei dilakukan dalam rangka persiapan pembukaan jalur pendakian Gunung Rinjani pada awal April 2019. Selain itu, melihat kondisi jalur pendakian setelah rentetan gempa bumi berkekuatan 6 hingga 7 SR yang terjadi pada 29 Juli dan sepanjang Agustus 2018.

Saat terjadi gempa bumi, tim survei jalur pendakian di Sembalun, sempat dikejutkan dengan terjadinya longsoran tanah dan bebatuan di atas pegunungan ketika hendak menuju sumber mata air yang sebelumnya tertimbun longsor ketika gempa bumi pada Agustus 2018. *

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*