WASHINGTON DC, bisniswisata.co.id: Saham Boeing Co. BA turun 2,1% setelah investor mencerna laporan Wall Street Journal bahwa produsen pesawat terbang di Amerika ini, diduga menahan informasi tentang potensi bahaya yang terkait dengan fitur kontrol penerbangan baru.
Dugaan ini dicurigai berperan dalam kecelakaan pesawat Lion Air yang fatal jatuh dilaut di Indonesia pada 29 Oktober 2018, yang menyebabkan 189 orang penumpang dan crew pesawat meregang nyawa.
Demikian menurut pakar keamanan yang terlibat dalam penyelidikan, serta pejabat FAA dan pilot penerbangan tingkat menengah. Maskapai penerbangan Lion Air menggunakan Boeing 737 Max 9 yang dikirim bulan Maret 2018.
Sistem pencegahan otomatis pada model Boeing 737 MAX 8 dan MAX 9 yang dimaksudkan untuk membantu awak kokpit menghindari kesalahan menaikkan hidung pesawat yang sangat tinggi. Dalam kondisi yang tidak biasa dapat mendorongnya secara tak terduga dan kuat sehingga awak pesawat tidak dapat menariknya kembali.
Skenario seperti itu, Boeing BA, -2.11% mengatakan kepada maskapai penerbangan dalam buletin keamanan di seluruh dunia kira-kira seminggu setelah kecelakaan itu, dapat mengakibatkan penyelaman atau kecelakaan yang curam. Bahkan jika pilot secara manual menerbangkan pesawat jet dan tidak mengharapkan komputer kontrol penerbangan untuk menendang.
Peringatan itu datang sebagai kejutan bagi banyak pilot yang menerbangkan model terbaru untuk operator AS. Pakar keamanan yang terlibat dan melacak penyelidikan mengatakan bahwa di operator AS, baik manajer maskapai maupun pilot tidak diberitahu bahwa sistem tersebut telah ditambahkan ke varian 737 terbaru dan oleh karena itu penerbang biasanya tidak siap untuk menghadapi risiko yang mungkin terjadi.
“Ini sangat konyol bagi mereka untuk menempatkan sistem di pesawat terbang dan tidak memberi tahu pilot yang mengoperasikan pesawat, terutama ketika berhubungan dengan kontrol penerbangan. Mengapa mereka tidak dilatih tentang itu?,” kata Kapten Mike Michaelis, ketua komite keselamatan untuk Asosiasi Pilot Sekutu, yang mewakili sekitar 15.000 pilot American Airlines seperti dikutip marketwatch.com, Rabu (14/11/2018). (EP)