MAGELANG, bisniswisata.co.id: Era orde baru (orba) tahun 1970-an, setiap camat mendapatkan hadiah mobil Volkswagen (VW) jenis 181, jika berhasil memenangkan salah satu kontestan Pemilu Presiden tahun 1971. Mobil keluaran pabrikan otomotif berbasis di Wolfsburg, Lower Saxony Jerman Barat, dulu dijadikan alat politik dan cuma para Camat yang memakai. Kini, VW Camat melayani para wisatawan di Magelang, Jawa Tengah.
Kehadiran VW Camat melayani wisatawan, lewat proses panjang. Tahun 2017, komunitas VW Cabrio berdiri. Kelahirannya karena keunikan mobil dengan posisi setir di sisi kanan juga bentuknya seperti tank tapi lebih pendek. Tudung atau kap mobilnya bisa digulung ke belakang. Begitu pun kaca depannya bisa direbahkan ke depan.
Mobil tipe 181 bertema militer atau “Trekker” diproduksi di Jerman tahun 1970-1979, semula untuk Angkatan Darat Jerman pada masa Perang Dunia II. Ternyata malah digemari di Inggris dan seluruh Eropa. Di Amerika Serikat, mobil ini hanya dijual selama 2 tahun, 1973 sampai 1974. Indonesia pun tertarik membeli, ya dipakai untuk alat politik.
“Semula anggotanya cuma 8 orang Kini anggota komunitas VW Cabrio mencapai 70 – 80 orang lebih. Semula komunitas ini untuk dipakai touring santai mengitari jalan desa di wilayah Borobudur, kemudian berkembang melayani wisatawan lokal. Ternyata malah digemari, peminat semakin banyak dan menjadi hits di Magelang,” papar Sekjen Komunitas VW Cabrio kepada Bisniswisata.co.id.
Keberadaan komunitas ini, lanjut dia, membantu menjelajahi destinasi wisata yang tidak terjangkau wisatawan karena jarak terlalu jauh dari kota maupun Borobudur. Juga mengenalkan desa-desa di sekitar Candi. “Termasuk desa yang ada produksi kerajinan tangannya, juga desa wisata dan sanggar budaya,” lontarnya sambil menambahkan komunitas ini juga membina desa yang jadi lintasan rute VW Camat.
Intinya, Komunitas ini memilih jalur destinasi desa wisata yang potensial. Salah satu contoh melihat sentra kerajinan gerabah di Desa Klipoh, Kecamatan Borobudur. “Tamu kita ajak kesini biar mereka belajar bagaimana proses membuat gerabah. Ternyata wisatawan senang malah mereka belajar. Ini kan wisata edukasi juga,” ungkap Doni.
Selain itu, Komunitas VW Cabrio mengenalkan wisata lingkungan seperti berhenti di tengah sawah untuk melihat proses padi menjadi nasi, juga mengenalkan wisata sosial dan budaya di sekitar Borobudur, sehingga wisatawan semakin betah berlama-lama di Magelang. Memang banyak yang ditawarkan namun semua itu tergantung permintaan wisatawan. “Kami siap melayani agar tamu senang, menikmati wisata di Magelang,” lontarnya.
Untuk wisata budaya, lanjut dia, komunitas ini mengantarkan wisatawan ke Candi Borobudur. Juga Omah Mbudur yang menyajikan kesenian tari tradisional sekaligus belajar menari, pembuatan artefak yang ada di candi, bentuk kaligrafi dan lainnya.
Bahkan, anggota komunitas menunjukkan spot foto yang direkomendasikan oleh driver yang membawa berkeliling, dan mereka sama sekali tidak keberatan untuk menepi sesekali. Tapi jangan lupa, siapkan topi atau manfaatkan saja caping yang ada di setiap mobil dan kacamata agar wajah terlindungi dari panas matahari.
Saat high season, jangan harap bisa dengan mudah mendapatkan cara asyik berwisata di Magelang dengan VW ini, karena sangat banyak wisatawan baik lokal atau pun mancanegara yang berminat untuk menjajalnya. “Kalau lagi ramai harus booking dulu. Saat sepi ada saja yang sewa biasanya untuk pre-wedding,” kata Wahyu (19), pemandu sekaligus driver VW Cabrio.
Wahyu mengaku mobil yang dikendari ini milik ayahnya, juga anggota komunitas cukup lancar menjelaskan tentang berbagai sejarah tempat wisata ini juga mengaku bangga memiliki VW Camat yang cuma sebagai hobi namun kini bisa mendapat penghasilan tambahan untuk keluarga.
Memang mengasyikkan wisata keliling desa di sekitar Borobudur dengan menumpang mobil Camat. Apalagi kondisi cat mobil masih kinclong mencolok, warna warni lagi. Ada Orange, hijau tosca, hijau army, biru, kuning, merah, putih, merah muda. Apalagi saat jalan berbarengan kesannya begitu indah, begitu keren dan begitu menakjubkan.
Apalagi laju mobil tak kencang sehingga saat melintas bukit Monoreh, dengan sawah mengunuing, angin semilir-milir akan terasa benar menikmati suasana liburan. Ditambah lagi bunyi kelason yang khas, dan suara knalpot yang nyaring.
Untuk menikmati VW Camat ada tiga paket pilihan. Paket Short berdurasi 2 – 2,5 jam dengan kunjungan di dua obyek wisata seharga Rp 350 ribu per mobil. Paket Medium selama 3,5 – 4 jam akan mampir ke tiga obyek wisata senilai Rp 450 ribu per mobil. Dan Paket Long selama 5 – 6 jam dengan empat obyek wisata seharga Rp 600 ribu per mobil. (END)