SOSOK

Lewat Musik, Kaka Slank Suarakan Bahaya Monster Plastik

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sampah plastik masih menghantui penduduk dunia. Dampak buruk penggunaan kantong plastik semakin nyata. Sampah kantong plastik merusak lingkungan dan mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. Bahkan mengganggu kesehatan. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah berpotensi untuk membunuh hewan-hewan pengurai dalam tanah, termasuk cacing.

Monster plastik menginspirasi vokalis Grup Band Slank, Akhadi Wira Satriaji atau kerap disapa Kaka akan menyuarakan dampak buruk penggunaan kantong plastik sekali pakai. Ia menyuarakan kampane bahaya plastik terhadap kehidupan manusia melalui musik.

“Musik itu dipercaya dapat mengumpulkan orang untuk berkumpul satu ide sehingga kehadiran Slank diharapkan mampu mendorong masyarakat menekan penggunaan plastik sekali pakai,” kata Kaka yang ikut kampanye menolak penggunaan plastik sekali pakai atau sampah plastik termasuk kantong plastik di Taman Aspirasi, Monumen Nasional (Monas), Ahad (21/07/2019).

Secara pribadi ia mengakui setiap mengadakan konser musik banyak sampah plastik yang bertebaran di lokasi. Namun, Kaka terus mengimbau penggemarnya untuk memungut sampah itu kembali. “Aku bersama Pandu Laut Nusantara berkali-kali menyampaikan datang ke konser Slank dengan damai, pulang dengan damai beserta sampahmu juga,” kata pria kelahiran Jakarta, 10 Maret 1974.

Menurutnya, cara mengurangi sampah plastik cukup sederhana, yakni dimulai dari diri sendiri. “Simple aja, kayak minum es tes manis tidak perlu pakai sedotan, minum kelapa muda langsung aja,” lontar sepupu Bim-Bim Slank.

Cara sederhana lainnya, dia melanjutkan, kalau belanja di mini market atau pasar tidak perlu meminta plastik. Pembeli bisa membawa tas belanja yang dibawa dari rumah. Plastik sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan plastik, styrofoam, sachet, dan microbeads.

Kalau cuma beli dua-tiga item barang saja enggak usah minta kantong plastik. Tolak sampah plastik sekali pakai ini sebenarnya kampanye mengajak merevolusi diri kita sendiri,” tandas bapak tiga anak, Soleilluna, Chaska Satriaji dan Siti Alaula Satriaji.

Pawai diikuti sekitar 1.000 peserta dari berbagai elemen masyarakat mulai dari pelajar, mahasiswa, LSM, dan ibu rumah tangga. Kampanye juga didukung oleh 49 organ pecinta lingkungan, seperti Walhi, Greenpeace, WWF, serta ECONusa. Pawai bebas plastik ini menjadi aksi terbesar di Indonesia untuk menolak plastik sekali pakai.

Kegiatan diisi dengan pawai, orasi, flash mob, monster plastik, dan pertunjukan musik. Monster plastik adalah ikan raksasa yang dibuat dari sampah plastik hasil beach clean up yang dilakukan para relawan aksi di Kepulauan Seribu dan Bali. (END)

Endy Poerwanto