GUNUNG Gede Pangrango, bisniswisata.co.id: “SURILI Jawa (Presbytis comata) spesies saya, primata endemik penghuni hutan hujan tropis di sebagian Pulau Jawa bagian barat. Saya termasuk jenis dilindungi dan IUCN memasukannya ke dalam kategori spesies terancam (En)”, mungkin itu yang ingin dikatakan mahluk ciptaan Tuhan ini, ketika mata kamera mengarah padanya.
Menengok sejenak dengan sorot mata tajam yang ramah, kemudian berpaling dan mengilang di kerimbunan pohon. Anda mengenalnya? Khususnya milineal yang menyandang gelar pecinta alam, petualang rimba?
Primata penghuni pohon (arboreal) yang menyukai hutan primer ini, dapat dijumpai di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, seperti di blok Cirembes-Barubolang, Resort PTN Cisarua, Bidang PTN Wilayah III Bogor. Hanya sayang di areal ini masih ditemukan beberapa masalah yang mengganggu kehidupan javan leaf monkey ini, salah satunya aktifitas illegal “motocross”.
Aktifitas penghobi motocross ini, selain menganggu areal kawasan dengan lintasan- lintasan yang dibuat, mengakibatkan rusaknya kontruksi tanah. Kondisi yang dapat berakibat pada penurunan fungsi tanah (pemadatan dan erosi) dalam tatanan ekosistem hutan hujan tropis. Biasanya, ketika jalur yang sering dilalui sudah rusak (sangat sulit dilintasi), seringkali pemotor membuat jalur baru, dan terus berulang seperti itu.
Gangguan paling berat yang dirasakan habitan khewan hutan termasuk Surili adalah polusi suara dari “ raungan” knalpot motor tril itu.

Tentunya Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) tidak tinggal diam. Upaya patroli dan penghadangan terus ditingkatkan, demikian pula sosialisasi penyadartahuan dan penyadarpedulian konservasi terus diintensifkam, di tempat-tempat tertentu, terutama di pintu masuk kawasan hutan dipasang papan informasi dan pintu portal. Kegiatan patroli kawasan juga didukung oleh TNI dan POLRI sebagai bentuk sinergitas BBTNGGP dengan TNI dan POLRI.
Mari kita lindungi hidupan liar dengan tidak mengganggu habitatnya. Hentikan aktivitas motorcross di kawasan konservasi sekarang juga! Surili Jawa membutuhkan habitat yang tidak terganggu untuk dapat berkembang biak. * Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango