INTERNATIONAL

KBRI Singapura Ajak 12 Dubes Negara Sahabat Jelajah Bintan

SINGAPURA, bisniswisata.co.id: KBRI Singapura punya inovasi dan terobosan baru memperkenalkan destinasi wisata Bintan & Batam. Inovasi itu dengan mengajak duta besar (Dubes) negara sabahat berkedudukan di Singapura dan Jakarta untuk mengunjungi kedua pulau wisata di Kepulauan Riau. Sebanyak 12 Dubes bersedia hadir dalam event bertajuk Ambassadors Familiarisation Trip to Bintan & Batam.

“Kegiatan dilaksanakan di Bintan Lagoon Resort, Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau. Mengingat, Bintan memiliki banyak destinasi dan atraksi wisata, termasuk lapangan golf menarik.” ujar Dubes RI untuk Singapura, Ngurah Swajaya, dalam keterangan tertulis KBRI Singapura yang diterima di Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Upaya tersebut dilakukan Indonesia, kata Ngurah, untuk mewujudkan target 20 juta wisman ke Indonesia. Bintan dipilih karena posisinya dekat dengan Singapura sebagai hub internasional. “Dengan memperkenalkan destinasi ini ke kalangan diplomatik diharapkan dapat tersebdar ke pengusaha negara bersangkutan mengenai potensi wisata dan investasi di Bintan.

Dalam kerja sama bilateral dengan Singapura, Bintan termasuk salah satu destinasi dalam pengembangan Twinning Destination. Program ini memanfaatkan wisatawan asing dari berbagai negara yang ke Singapura untuk juga mengunjungi Bintan.

Salah satu perwujudan program itu adalah menjadikan Bintan sebagai persinggahan kapal pesiar. Sejak dua bulan terakhir, kapal-kapal itu sudah sandar di Bintan . Sedangkan dari Jakarta, Bintan menjadi alternatif destinasi baru yang bisa dikunjungi.

Kepala Badan Pengelola Bintan, Saleh Umar, menyambut baik kegiatan ini. Dia menyatakan siap berkolabosasi dengan pihak-pihak terkait meningkatkan investasi dan wisman di Bintan. “Bintan merupakan kawasan yang ramah terhadap investor.”

Umar berharap para Duta Besar sebagai perwakilan dari negaranya dapat mempromosikan Pulau Bintan dan Indonesia di negaranya masing-masing. Salah satu peserta, Duta Besar Portugal untuk Singapura, Luis Lorvao, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Pemerintah Indonesia. “Ini yang ketiga kalinya saya mengikuti kegiatan serupa, dan selalu ada saja yang baru dari destinasi wisata di Indonesia,” kata Luis Lorvao.

Bintan di Kepulauan Riau, memiliki sederet objek wisata yang seru untuk dikunjungi antara lain:

#. Wisata Mangrove
Sungai ini merupakan salah satu kawasan di Pulau Bintan dengan kualitas hutan bakau yang masih bagus. Kawasan ini menjadi obyek wisata andalan. Daya tarik kawasan wisata mangrove dapat melihat hutan mangrove yang asri, binatang seperti buaya, juga untuk wisata memancing. Wisatawan akan disuguhi bagaimana nelayan memeragakan kebolehannya dalam menangkap ikan. Untuk menarik perhatian para wisatawan, nelayan setempat sengaja tidak menggunakan perlengkapan modern, melainkan alat penangkap ikan tradisonal. Kegiatan wisata ini sangat sederhana. Nelayan membawa wisatawan mengarungi Sungai Sebong dengan menggunakan sampan (perahu tradisional) sembari dia memeragakan keahliannya dalam menangkap ikan.


#. Vihara Ksitigarbha Budhisattva / Vihara Seribu Wajah

Vihara yang baru diresmikan pada awal tahun lalu ini akan memberikan pengalaman yang berbeda. Bukan asap dupa, bukan ornamen merah, di sini kita akan bertemu dengan seribu wajah Buddha yang diabadikan dalam patung batu. Vihara Ksitigarbha Budhisattva dikenal juga dengan nama Vihara Patung 1000. Lokasinya ada di atas bukit, tidak jauh dari jalan raya Asia Afrika KM 14 Kijang Kota, Tanjungpinang. Jika datang dari luar kota dan hendak bertolak ke vihara ini dari Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, cukup infokan saja nama vihara dan lokasinya ke sopir. Tidak ada angkutan umum menuju lokasi, kalau ingin jalan-jalan puas di Pulau Bintan memang disarankan menyewa kendaraan pribadi atau ikut tur wisata.

#. Rumah Arang
Lokasi igloo-nya ada di Pulau Bintan. igloo-nya memang ga sama persis. Igloo yang ada di sini fungsinya bukan tempat tinggal tapi untuk membakar arang. Bangunan-nya juga bukan dari balok es, tapi dari batu bata. Bangunan berbentuk kubah milik warga Suku Laut dikenal dengan nama Rumah Arang. Di Bintan jumlahnya tinggal sedikit, kebanyakan sudah hancur seiring dilarangnya proses pembuatan arang dengan bahan baku kayu bakau. Tidak ada biaya masuk untuk berkunjung ke sini.

#. Pulau Penyengat

Sebenarnya Pulau Penyengat sudah berpisah laut dengan Pulau Bintan. Tapi karena lokasinya sangat dekat, saya sarankan sempatkan juga main-main ke sini. Pulau Penyengat bisa diakses melalui plantar (pelabuhan) kuning yang lokasinya ada di dekat Jalan Pos. Jika kebingungan coba luaskan pandangan dan cari jembatan yang warnanya kuning terang. Dari plantar, Pulau Penyengat bisa diakses dengan pompong (perahu penumpang). Di Pulau Penyengat ini kita bisa mampir ke Masjid Raya Sultan Riau, Komplek Makam Engku Hamidah, dan ke Makam Raja Ali Haji (pujangga pengarang Gurindam 12). Masih di pulau yang sama, kita bisa melihat juga peninggalan dari Kerajaan Riau Lingga lainnya seperti Balai Maklumat, Balai Adat, Istana Kantor, dan Gudang Mesiu.

#. Gurun Pasir Busung

Bukit pasir yang sekilas mirip gurun ini adalah salah satu lokasi yang bisa didatangi kalau mau bikin foto ala-ala buat Instagram di Pulau Bintan. Meskipun terlihat alami, Pasir Busung tidak terbentuk karena faktor alam, lho. Gunungan pasir yang kelihatan seperti gurun itu adalah hasil galian tambang yang dibiarkan menumpuk setelah ada larangan ekspor pasir ke luar negeri. Di area bukit pasir ada danau bekas kerukan pasir yang airnya terlihat kebiruan. Cantik!

#. Safari Lagoi

Safari Lagoi adalah rumah bagi berbagai hewan yang diselamatkan dan terancam punah termasuk orangutan, komodo, beruang madu, gajah, buaya, dll. Hewan dan burung yang berada di Safari Lagoi sebagian besar diselamatkan dari perdagangan hewan peliharaan ilegal dan pasar daging eksotis. Kebanyakan hewan-hewan yang diselamatkan kemudian dinilai tidak mampu bertahan hidup di alam liar, karena itu hewan kemudian dipelihara di Safari Lagoi. Di Safari Lagoi ada eco-farm juga. Hasil dari eco-farm seluas 17 hektar ini kebanyakan digunakan langsung sebagai pakan hewan. Sisanya dibuat menjadi rujak dan dikonsumsi oleh pengunjung. Rujak dihidangkan pada akhir kunjungan dan sudah termasuk ke dalam harga tiket masuk. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto