INTERNATIONAL

International SOS Rilis Negara Paling Beresiko Dikunjungi

LONDON, bisniswisata.co.id: Libya, Afganistan, dan Somalia adalah negara paling berbahaya di dunia, menurut peta baru yang dirancang untuk para wisatawan maupun pengunjung asing yang memperingatkan mereka akan resiko di luar negeri.

Peta interaktif ‘Travel Risk Map’ for 2019 mengungkapkan negara-negara beresiko bagi wisatawan menyangkut masalah keselamatan jalan, keamanan dan kesehatan, seperti dilansir dari Dailymail.co.uk, Kamis (15/11/2018).

Negara-negara Nordik seperti Finlandia, Norwegia dan Islandia dicap sebagai tempat paling aman di dunia. Peta ini telah diluncurkan oleh pakar di International SOS and Control Risks.

Peta ini menunjukkan negara mana yang memiliki resiko keamanan tertinggi dan terendah. Negara yang tidak memiliki resiko signifikan (hijau muda), negara-negara berisiko rendah (kuning), beresiko sedang (coklat), beresiko tinggi (merah) dan paling ekstrim (merah tua).

Libya, Afganistan, Somalia, dan Suriah adalah negara peringkat terendah di masing-masing dari tiga kategori, yang berarti negara ini dianggap yang paling berbahaya.

Peringkat teratas seperti Norwegia, Finlandia dan Islandia dianggap memiliki resiko rendah terkait masalah medis, keamanan dan masalah keselamatan jalan, yang berarti negara-negara ini adalah yang paling aman.

Untuk kategori kesehatan, negara-negara dengan resiko paling tinggi tertular masalah medis atau penyakit termasuk negara-negara Afrika, Sudan Selatan, Niger, Pantai Gading dan Sierra Leone.

Irak juga diberi cap sebagai negara berisiko tinggi untuk kesehatan bersama dengan Lebanon, Venezuela dan Korea Utara. Sebaliknya, tempat-tempat dengan resiko penyakit rendah adalah mayoritas negara Eropa, Kanada, AS, Selandia Baru dan Jepang.

Brazil, Cina dan Rusia semuanya dianggap memiliki rapidly developing variable risk atau resiko dengan variabel perkembangan cepat ketika menyangkut kesehatan.

Tim medis mengevakuasi korban tewas akibat meledaknya bom ranjau darat di kota Jalalabad, Afganistan, 31 Juli 2018. Bus naas yang menginjak ranjau itu berangkat dari kota Herat di wilatah barat Afganistan menuju ke ibu kota Kabul. AP Photo

Menurut indikator dari situs www.internationalsos.com, rapidly developing variable risk merupakan tingkat medium, yang berarti kekacauan politik secara berkala, protes disertai kericuhan, pemberontakan dan/atau tindakan terorisme sporadis kemungkinan bisa terjadi.

Wisatawan dan utusan internasional dapat menghadapi resiko dari kekerasan komunal, sektarian atau rasial dan kejahatan kekerasan. Kapasitas keamanan dan layanan darurat dan infrastruktur bervariasi.

Dalam hal keamanan, negara-negara dengan resiko ekstrem untuk keselamatan adalah Afganistan, Suriah, Yaman, Libya, Somalia, Sudan Selatan dan Mali.

Destinasi liburan populer termasuk Meksiko, sebagian Karibia dan sebagian India juga memiliki resiko tinggi terhadap keselamatan. Tetapi tempat-tempat di mana resiko keamanan dianggap tidak signifikan adalah Denmark, Swiss, Slovenia, Islandia, Greenland dan Finlandia.

Ketika menyangkut keselamatan di jalan, negara-negara di samping negara-negara di Afrika yang memiliki resiko terbesar termasuk Brazil, Bolivia, Arab Saudi, Iran, dan Kazakhstan. Dalam kategori ini AS mendapat peringkat sedang.

Sebagian besar Eropa memiliki peringkat sangat rendah atau rendah, bersama dengan Jepang, Australia dan Selandia Baru. Berdasarkan peta, Indonesia masuk ke dalam golongan negara-negara beresiko sedang bersama adengan India, Arab Saudi, Rusia, Brazil dan Filipina. (EP)

Endy Poerwanto