GORONTALO, Bisniswisata.co.id: Wilayah Kecamatan Pinogu merupakan kecamatan terpencil di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Selain perkebunan dan hamparan swah menghijau, Pinogu juga memiliki destnasi wisata alam yang luar biasa. Sayangnya selama bertahun-tahun, keterbatasan infrastruktur menjadi kendala dalam kemajuannya. Mengingat, jalan yang tersedia tak layak dan sangat berbahaya untuk dilalui.
Kondisi fisik jalan yang rusak parah. Jalan Tanah becek, licin, bergelombang besar, dan ambradul sehingga membuat para wisatawan, pendatang yang datang apalagi masyarakat ke kawasab kecamatan ini kesulitan dan harus merogoh kantong yang dalam. Para pendatang harus menyewa sepeda motor atau menggunakan jasa ojek dengan tarif sangat mahal hampir setara dengan harga tiket pesawat Gorontalo-Jakarta.
“Jika sedang kemarau, sewa ojek Rp800 ribu, sedangkan saat hujan tarifnya menjadi Rp1 juta karena jalanan becek dan semakin sulit dilewati,” kata salah satu tukang ojek setempat, Rahman.
Jika tak menggunakan sepeda motor, pilihan lainnya dengan berjalan kaki. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Pinogu pun mencapai sembilan jam.
Pemerintah Kabupaten Bone Bolango mengaku telah berusaha untuk membuat jalan rabat beton untuk memudahkan perjalanan ke Pinogu. Namun, akibat minimnya anggaran, membuat pembangunan jalan tak kunjung selesai.
“Terlebih tak ada bantuan baik dari Pemerintah Provinsi Gorontalo, maupun Pemerintah Pusat dalam menyelesaikan jalan ke kecamatan tersebut,” kata Bupati Kabupaten Gorontalo, Hamim Pou seperti dilansir laman Metrotvnews.com, Ahad (14/01/2018).
Pinogu merupakan daerah terpencil di Kabupaten Bone Bolango yang memiliki beragam potensi alam. Menuju Pinogu membutuhkan satu hari dengan jalan kaki, karena belum ada jalur transportasi, dengan melewati hutan taman nasional yang memiliki beragam kekayaan alam, baik flora dan fauna serta pemandangan alam.
Geliat Pemerintah Kabupaten Bone Bolango mempromosikan sumber daya alam sebagai objek wisata unggulan terus dilakukan, seiring dengan upaya menjadikan Gorontalo salah satu calon destinasi wisata di Indonesia timur. Bone Bolango Pesona Legenda Pariwisata Alam di Gorontalo, itulah `tagline` yang dipopulerkan sebab objek wisatanya lebih banyak berupa petualangan dengan tantangan alam.
Bupati Hamim Pou mengatakan daerah itu menjadi tujuan wisata alam penuh petualangan, karena alamnya sangat mendukung, baik itu pegunungan, hutan lebat, hingga banyaknya sungai yang menjadi ciri khas tersendiri. Agar pengunjung dapat lebih mengetahui dan mengingat perjalanan wisata ke Bone Bolango, seluruh pariwisata alam di daerah itu akan dibuatkan narasi, cerita, bahkan dongengnya.
Dicontohkan petualangan alam di Taludaa dengan air terjun Tilohua dan air terjun di Bulango Ulu. Pihaknya berencana mengubah nama air terjun di Bulango Ulu menjadi Air Terjun Tiga Bidadari dan di Mongiilo menjadi Air Terjun Empat Bidadari. “Penamaan itu harus ada narasinya, oleh karena itu akan dibuat ceritanya,” katanya.
Begitu juga tentang pembuatan cerita untuk Suku Polahi, Taman Laut Olele, wisata alam Lombongo di pintu masuk Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, dan tempat lainnya. Untuk objek wisata petualangan alam terbaru di daerah itu, seperti “Longalo River Tubing”, selain dapat menikmati petualangan menyusuri sungai dan menikmati pemandangan alam, pengunjung juga dapat berenang dan mandi di sungai yang memiliki air bersih dan jernih.
“Keberadaan `Longalo River Tubing` atau meluncur bebas menyusuri sungai menggunakan ban dalam mobil mempertegas posisi Bone Bolango sebagai lokasi wisata alam penuh petualangan,” katanya.
Selain itu, wisata ini juga termasuk murah dan tidak terlalu jauh dari Kota Gorontalo sebagai pusat jasa, pendidikan, dan pusat pemerintahan, yakni hanya sekitar 25 km sampai ke tujuan. Ke depan, pihaknya akan terus mengemas dan mengelola secara bersungguh-sungguh objek wisata berbasis masyarakat di daerah itu.
Objek wisata alam “Longalo River Tubing” merupakan lokasi wisata alam yang baru dibuka pada 28 Maret 2017 yang merupakan hasil karya masyarakat sekitar. Air yang mengalir dari Pegunungan Dulamayo itu sangat jernih serta banyak bebatuan yang menjadi ciri khas untuk kegiatan arum jeram.
“Longalo River Tubing” berjarak 2,6 kilometer dan memiliki enam titik jeram dan tiga titik ekstrem, serta lokasi terjun bebas dengan kedalaman air 2 meter yang akan dilewati oleh pengunjung.
Warga Desa Longalo juga memopulerkan menyusuri sungai menggunakan ban dalam mobil. Ide dari objek wisata alam tersebut muncul saat pihaknya melakukan inventarisasi potensi wisata di sungai.
Penjabat Gubernur Gorontalo Zudan Arif Fakrulloh yang sempat mencoba petualangan alam “Longalo iver Tubing”, mengatakan tempat tersebut menyenangkan dan kegiatan tersebut patut dicoba lagi.
“Bagi masyarakat Gorontalo yang belum datang ke Longalo, luangkan waktu pada pagi hari, airnya bersih, sejuk, dan mampu memacu adrenalin,” kata Zudan yang juga Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri ini seperti dilansir laman Antara.
Zudan yang dua kali sempat terbalik dari ban dan tercebur ke sungai menjelaskan “river tubing” merupakan hal yang menyenangkan. “Untuk sisi keamanan butuh panduan dan pendampingan dari petugas di sini dan kebetulan hari ini airnya sedang surut sehingga kita sedikit `enjoy`, namun jika arus lebih deras mungkin akan lebih menantang lagi,” kata dia.
Zudan optimistis objek wisata alam itu dapat dipasarkan hingga luar Gorontalo, namun harus dikelola lebih baik lagi. Selain itu, perlunya fasilitas lebih dilengkapi lagi karena tempat itu sudah bisa dijual kepada publik sebagai objek wisata baru di Kabupaten Bone Bolango.
Wisata petualangan alam di Kabupaten Bone Bolango lainnya yang diperkenalkan kepada wisatawan, yaitu “Jungle Tracking Competition” Tulabolo-Pinogu, yang merupakan rangkaian dari “Pesona Pinogu 2017”.
Pinogu merupakan salah satu desa terpencil dan sulit diakses dengan kendaraan, karena lokasinya berada di hutan lebat, tepatnya di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Warga Desa Pinogu hanya memanfaatkan akses jalan kaki yang memakan waktu selama sembilan jam atau bisa menggunakan motor jenis trail dengan medan yang berat dan memakan waktu selama empat jam.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bone Bolango Soegondo Makmur mengatakan untuk lebih memperkenalkan destinasi dan atraksi wisata ke wisatawan nasional maupun mancanegara, kerja sama dengan pihak hotel perlu dijalin. Promosi pariwisata butuh peran dari berbagai pihak, antara lain komunitas, masyarakat, dan pihak perhotelan. Usaha promosi itu tidak cukup hanya oleh pemerintah.
Pada petualangan itu juga, selain berjalan dari titik awal hingga Desa Pinogu yang berjarak kurang lebih 37 kilometer, pernah diadakan lomba lintas alam. “Kegiatan ini akan menjadi awal dari petualangan wisata ke Desa Pinogu, dan akan menjadi agenda tahunan Kabupaten Bone Bolango dengan `tagline` Pesona Pinogu, dengan berbagai potensi wisata, alam, budaya, serta kuliner yang ada di Pinogu,” katanya.
Pinogu banyak menghasilkan kopi. Budi daya itu hingga sekarang terus dikembangkan pemkab setempat menjadi komoditas unggulan dan bisa bersaing dengan kopi dari berbagai daerah. Salah satu harapan dari pemerintah setempat, berpetualangan alam di daerah itu sangat terbuka oleh siapapun, namun tetap menjaga kelestarian alam dengan tidak melakukan perusakan dan pembabatan pohon, merusak margasatwa, serta memicu kembakaran lahan dan hutan.
Salah satu objek wisata yang menyimpan keindahan di Kabupaten Bone Bolango, yakni pemandian air panas Lombongo, keindahan air terjun, dan kolam renangnya. Lokasi ini berada jauh dari pemukiman warga. Akan tetapi, karena keindahan lokasinya sehingga pemerintah mengubah menjadi tempat yang layak untuk berkumpul, baik bersama keluarga maupun berkelompok.
Untuk itulah, Pemkab Bone Bolango akan menambah sejumlah peralatan yang menunjang kegiatan “outbound” atau kegiatan permainan di alam luar, di objek wisata pemandian air panas Lombongo itu. Penambahan alat-alat untuk “outbound” itu, guna menarik kunjungan wisatawan di Lombongo, karena banyaknya permainan yang bisa memacu andrenalin pengunjung.
Peralatan yang rencana diadakan pemkab setempat adalah “flying fox” atau tali/tambang yang dipakai untuk meluncur dari arah ketinggian. Tambahan peralatan atau sarana itu merupakan inisiatif dari Dinas Pariwisata setempat, karena melihat beberapa objek wisata di Indonesia banyak menggunakan alat-alat itu.
Saat lelah bermain “flying fox”, pengunjung bisa langsung mandi dengan air jernih yang langsung mengalir dari sumber air di hutan setempat. Lombongo sudah banyak fasilitas wisata yang tersedia. Bahkan, para wisatawan bisa menikmati berbagai macam kuliner yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat. (BBS)