Sapta Nirwandar dan Rafi-uddin Shikif, CEO DinarStandar ( kanan) saat peluncuran panduan bisnis halal di Hotel Sahid Jaya.
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Indonesia menjadi mesin bisnis halal dunia dimotori oleh 219 juta populasi Muslimnya dengan belanja domestik produk dan jasa yang mencapai US$ 218,8 milyar tahun 2017, kata Sapta Nirwandar, Chaiman Indonesia Lifestyle Center, hari ini.
Berbicara pada peluncuran Indonesia Halal Econony and Strategy Roadmap Indonesia: The Engine of Global Halal Economy di Hotel Sahid, Jakarta, Sapta mengatakan pihaknya memberikan panduan untuk kalangan industri di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan mereka melalui ekonomi halal.
“ Bekerjasama dengan DinarStandard, sebuah perusahaan dunia terkemuka dalam bidang Penasehat Nilai Etika Islam dengan cabangnya di Dubai, New York dan Istambul kami hari ini meluncurkan laporan Peta Jalan Ekonomi Halal dan Stategi Indonesia ,” kata Sapta Nirwandar.
Panduan ini dapat dipergunakan untuk mendorong kegiatan ekspor Indonesia, Goreign Direct Investment ( FDI), investasi asing secara langsung, disamping juga membuka lapangan kerja.
Secara keseluruhan Indonesia dapat mendorong ekonominya lebih jauh lagi sebesar US$3,8 miliar dalam ODB per tahun dan berpotensi menarik US$ 1 miliar investasi asing secara langsung yang dapat membuka 127 ribu lapangan kerja baru per tahun.
“Indonesia Lifestyle Center bangga dapat memberikan panduan bagi kalangan industri di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi halal,”jelas Sapta.
Menurut dia, dengan adanya agenda pemilihan presiden, siapapun pemenangnya maka panduan yang kami luncurkan ini akan memberikan wawasan sebagai salah satu kunci penyusunan rencana pertumbuhan perekonomian nasional.
Rafi-uddin Shikoh, Managing Director/ CEO DinarStandard mengatakan saat ini negara-negara yang penganut Muslim lebih kecil dan PDB lebih rendah justru aktif menggerakkan ekonomi halal seperti Makatsia, UAE dan Thailand. Sementara Indonesia dengan jumlah Muslim terbesar dan potensi ekonomi besar belum menangani ekonomi halal dengan jelas.
Menurut definisi, ekonomi halal terdiri atas sektor-sektor produk dan jasa yang intinya dipengaruhi secara struktural oleh hukum Islam, perilaku gaya hidup dan praktik bisnis yang digerakkan oleh nilai-nilai.
Sektor-sektor yang difokuskan pada laporan ini adalah makanan halal, keuangan Islam, produk halal, fashion, wisata ramah muslim, serta media dan rekreasi bertema Islami.
“Sekarang saatnya Indonesia memimpin dalam peluang bisnis halal yang tumbuh dengan cepat dan belum digarap secara baik,” kata Rafi-uddin.
Dia berharap, proyek yang digarap IHLC bersama Dinar Standard ini bisa menginspirasi dan memberdayakan para pemangku kepentingan di seluruh Indonesia, pemimpin bisnis, pengusaha, pejabat pemerintah, dan badan industri untuk mengevaluasi dan mengembangkan strategi pasar berdampak tinggi, komprehensif, dan dapat di tindak lanjuti yang membahas peluang ekonomi halal dunia