NASIONAL

IMF-World Bank, Pavilion Indonesia Tawarkan Investasi Pariwisata

NUSA DUA, bisniswisata.co.id: Indonesia benar-benar aktif, totalitas dan serius dalam memanfaatkan acara pertemuan tahunan IMF-World Bank Group di Nusa Dua Bali, pada 8-14 Oktober 2018. Apalagi, jumlah peserta maupun delegasi melebihi target yang telah ditetapkan. Dari target 22.000 peserta, tercatat hingga Senin (08/10/2018) melebihi angka 34.000 yang mendaftar untuk ikut dalam acara bergengsi yang diikuti peserta dari 189 negara.

Keseriusan Indonesia dalam event akbar ini dengan membangun Pavilion Indonesia yang diprakasai Kementrian BUMN. Melalui Pavilion Indonesia ini, ditawarkan berbagai peluang investasi di Indonesia, termasuk hotel dan pariwisata. Data Kementerian BUMN, total nilai proyek di dua sektor strategis mencapai US$3,6 miliar dengan peluang investasi sebesar US$3,1 miliar.

Pemerintah selalu memasukkan sektor pariwisata sebagai unggulan yang masuk dalam rencana kerja pemerintah (RKP). Saat ini, pemerintah sedang mengembangkan potensi 10 destinasi wisata baru disebut 10 Bali Baru yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang Belitung, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Bromo Tengger Semeru, Kawasan Candi Borobudur, Tanjung Lesung, Labuan Bajo, Taman Nasional Wakatobi, Morotai, Kepulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta.

Salah satu destinasi yang dikembangkan BUMN adalah KEK Mandalika, yang dimulai sejak 2017. Proyek ini, dilaksanakan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, perusahaan negara di sektor pengembangan kawasan wisata yang telah berhasil mengembangkan kawasan Nusa Dua Bali.

“Kawasan Mandalika dibangun dengan tetap mengedepankan kearifan lokal dan menjaga ekosistem alam yang ada. Saat ini pengembangan kawasan masih terus berjalan,” kata Staf Khusus III Menteri BUMN, Wianda Pusponegoro dalam keterangan resmi, Selasa (09/10/2018).

Hingga saat ini sektor pariwisata mencatat pertumbuhan sebesar 22%, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan di Asean sebesar 7% dan dunia 6,4%. Dari sisi penerimaan devisa negara, sektor pariwisata juga tercatat menjadi penyumbang terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan batu bara.

Sesuai rencana, tahun ini pembangunan masih berfokus pada infrastruktur seperti pipa air bersih, dan instalasi listrik. Untuk hotel, selain Novotel yang sudah eksis, saat ini tengah dibangun juga Hotel Pullman, Hotel Royal Tulip, dan Paramount Lombok Resort & Residence.

Wianda menjelaskan, seiring dengan upaya pengembangan KEK Pariwisata Mandalika, Kementerian BUMN telah mendorong PT Angkasa Pura I (Persero) untuk mengembangkan luas apron dan runway di Lombok International Airport (LIA) agar bisa didarati pesawat berbadan lebar. Serta pengembangan pelabuhan Lembar oleh PT Pelindo III yang rencananya selesai pada tahun 2019.

“Sehingga, nantinya pelabuhan tersebut bisa disandari kapal pesiar. Dengan semakin cepatnya pembangunan KEK Mandalika disertai infrastruktur pendukung lainnya, kunjungan wisatawan ke Lombok diharapkan bisa meningkat,” ujar dia.

Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer menambahkan, pada Agustus 2018 telah menandatangani Master Land Utilization and Development Agreement (LUDA Induk) dengan Vinci Construction Grands Projets (VCGP), untuk pemanfaatan dan pembangunan lahan seluas 120 ha di KEK Pariwisata Mandalika.

Penandatanganan Master LUDA untuk distrik seluas 120 ha berikut street race circuit Mandalika akan membawa investasi (FDI) sebesar US$ 1 Milyar atau Rp 14 triliun (1 USD = Rp 14.000,-) dalam kurun waktu kurang lebih 15 tahun ke depan.

“Saat ini, komitmen investasi Vinci merupakan komitmen investasi terbesar di KEK Pariwisata Mandalika. Menunjukkan bukti bahwa iklim investasi di Indonesia menarik bagi investor asing,” kata Abdulbar.

Berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam LUDA ini, maka pembangunan distrik entertainment & sport terpadu akan dimulai paling lambat akhir 2018, dengan dimulainya pembangunan Shaza Resort dan Hotel Mysk sebagai proyek pertama. Kedua hotel, yang merupakan hotel syariah bintang lima dan empat yang dioperasikan oleh Shaza Hotels, diharapkan dapat mulai beroperasi pada akhir 2020 dengan menyediakan 400 kamar.

Distrik entertainment & sport terpadu yang dibangun oleh VCGP, akan menjadi salah satu diferensiasi yang dikembangkan ITDC untuk kawasan pariwisata the Mandalika. Selain street race circuit Mandalika, distrik entertainment & sport ini akan mencakup 10 hotel dengan kapasitas sekitar 2500-an kamar/room keys, COEX (Convention – Exhibition) Building, Rumah Sakit dan Water Park berstandar internasional.

“Kami optimistis pembangunan proyek the Mandalika akan membawa multiplier effect yang sangat besar dalam mendorong perekonomian. Sekaligus membantu pencapaian target kunjungan wisatawan yang ditetapkan Pemerintah,” tutup Abdulbar. (EP)

Endy Poerwanto