DESTINASI HOSPITALITY HOTEL INTERNATIONAL

Hotel-hotel Asia Menghadapi Pemulihan Pascapandemi yang Tidak Merata: Sektor F&B dan MICE dalam Fokus

JAKARTA, bisniswisata.com: Meskipun beberapa kawasan seperti Asia Tenggara telah mengalami pemulihan yang kuat, kawasan lain, termasuk Hong Kong, Jepang, dan Tiongkok Daratan, terus menghadapi tantangan.

Dilansir dari hotelnewsresource.com
Global Asset Solutions mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi tren ini, termasuk tekanan biaya, strategi pembukaan kembali pasar, dan preferensi konsumen yang terus berkembang.

Lanskap pascapandemi untuk industri perhotelan Asia, khususnya di sektor F&B dan MICE, menyajikan gambaran yang kompleks. Meskipun beberapa kawasan telah pulih dengan kuat, kawasan lain masih berjuang untuk pemulihan.

Kinerja yang tidak merata ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan tekanan biaya dan pendekatan yang berbeda dalam membuka kembali pasar untuk perjalanan internasional.

Variasi Regional dalam Pemulihan

Variasi regional yang signifikan telah menandai pemulihan sektor perhotelan F&B dan MICE di Asia. Negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, dan Indonesia telah mengalami margin keuntungan yang tinggi di sektor F&B, melampaui tingkat sebelum pandemi. Sebaliknya, pasar seperti Hong Kong, Jepang, dan Tiongkok Daratan belum mencapai tolok ukur sebelum pandemi.

Tekanan Biaya dan Dinamika Pasar

Tekanan biaya, termasuk inflasi biaya tenaga kerja dan kenaikan harga input, telah menimbulkan tantangan signifikan bagi industri perhotelan. Indeks Risiko Bisnis CreditorWatch April 2024 menyoroti kerapuhan bisnis perhotelan, dengan kemungkinan kolaps yang tinggi akibat meningkatnya gagal bayar B2B.

Terlepas dari tantangan ini, beberapa pasar telah berhasil menyerap tekanan biaya dan menghindari kolaps, menandakan optimisme yang hati-hati bagi investor.

Jalan Pemulihan Hong Kong

Pemulihan Hong Kong berjalan stabil tetapi tidak spektakuler. Setelah pembatasan pandemi yang berkepanjangan, kota ini membuka kembali perbatasannya pada awal 2023.

Meskipun pariwisata telah pulih, sektor F&B telah mencapai titik jenuh, dengan total penerimaan restoran tetap stagnan dari tahun ke tahun. Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Hong Kong terus menarik pengunjung MICE, yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal.

Pergeseran Struktural Tiongkok Daratan

Di Tiongkok Daratan, tren baru telah muncul, di mana hotel-hotel bintang lima mendirikan kios makanan kaki lima sebagai respons terhadap tekanan struktural pada operasional makanan dan minuman hotel.

Pendapatan rata-rata F&B di hotel-hotel kelas atas telah menurun secara signifikan, dipengaruhi oleh perubahan kebijakan yang mendorong penghematan.

Hal ini menyebabkan penurunan jumlah properti hotel mewah dan pergeseran ke pilihan tempat makan yang lebih mudah diakses.

Pemulihan dan Prospek Masa Depan Jepang

Industri pariwisata Jepang telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan, dengan jumlah pengunjung diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang.

Dewan Pariwisata Jepang memprediksi peningkatan signifikan jumlah pengunjung pada tahun 2025, dengan negara tersebut berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan pariwisata jangka panjangnya.

Kinerja hotel di Tokyo diperkirakan akan mendekati level pra-pandemi, didorong oleh pasokan hotel baru yang seimbang.

Perkembangan Positif Singapura

Singapura telah menunjukkan peningkatan yang stabil dalam margin keuntungan F&B, menjadikannya pasar yang menarik bagi investor. Negara-kota ini telah meluncurkan kampanye pemasaran global untuk memposisikan dirinya sebagai “Kota MICE Terbaik Dunia”, yang bertujuan mempertahankan keunggulan kompetitif di kawasan tersebut.

Industri perhotelan di Singapura secara keseluruhan telah menunjukkan pemulihan yang kuat, didukung oleh inisiatif pemerintah dan permintaan internasional.

Strategi Pengendalian Margin

Untuk melindungi dan membangun kembali margin keuntungan, para pemimpin industri makanan dan minuman (F&B) di Asia telah menerapkan berbagai strategi.

Strategi ini meliputi perampingan menu dan operasional, pengadaan bahan baku lokal untuk mengurangi biaya impor, negosiasi perjanjian pasokan, dan pelatihan silang staf untuk menangani berbagai peran. Program pengurangan limbah juga telah diperkenalkan untuk meningkatkan margin dengan mengurangi limbah makanan.

Beradaptasi dengan Preferensi Konsumen yang Berubah

Selera konsumen telah berevolusi, dengan fokus pada nilai dan keterlibatan digital. Hotel telah mengadaptasi konsep F&B mereka agar selaras dengan preferensi ini, memposisikan ulang gerai yang berkinerja buruk dan menerapkan menu digital serta layanan makan tanpa kontak.

Kemitraan dengan restoran lokal dan menawarkan opsi pesan antar dan bawa pulang juga telah membantu hotel mendapatkan aliran pendapatan baru.

Memanfaatkan Teknologi untuk Profitabilitas

Teknologi telah menjadi sekutu utama bagi hotel yang ingin meningkatkan profitabilitas F&B dan MICE. Sistem pengambilan keputusan berbasis data, otomatisasi, dan manajemen inventaris telah diterapkan untuk mengoptimalkan operasional dan meningkatkan pengalaman tamu.

Solusi teknologi ini membantu hotel meningkatkan laba bersih mereka melalui efisiensi dan peningkatan pendapatan.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin RedaksiĀ dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)