DAERAH

Gunung Agung Meletus Dahsyat, Turis Dilarang Mendekat

KARANGASEM BALI, bisniswisata.co.id; Gunung Agung kembali meletus. Letusan gunung berapi di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali terjadi cukup besar, sangat dahsyat pada Sabtu (18/5) dini hari sekitar pukul 02:09 WITA dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.142 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi sekitar 2 menit 57 detik.

“Kami mengikuti perkembangan letusan. Suara dentuman gemuruh terdengar sampai ke Desa Amed. Laporan dari teman relawan juga menyebutkan masyarat di sekitar lereng Gunung Agung mendengarkan suara gemuruh itu,” ujar Sekretaris Relawan Pasebaya Gunung Agung Wayan Suara Arsana, Sabtu (18/5).

Kepala BPBD Bali Made Rentin mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait. Sekalipun terjadi suara dentuman dan gemuruh yang begitu keras, masyarakat di 28 desa di Lereng Gunung Agung tetap tenang. Para relawan juga terus berjaga dan terus memberikan informasi terkini dari pos pantau gunungapi di Kecamatan Rendang.

“Saya pastikan kondisi tetap kondusif, aktifitas masyarakat tetap aman. Saya minta agar warga tetap tenang namun tetap waspada,” ujarnya seperti dilansir laman Medcom.

Saat ini, Gunung Agung berada dalam status level III (Siaga). Namun, masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung maupun wisatawan agar tidak berada tau mendekat, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual dan terbaru.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Sementara menurut Rentin, hingga saat ini, aktivitas Bandara Ngurah Rai masih aman dan kondusif. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Airnav, BMKG.

Berdasarkan data dari Volcano Observatory Notice for Aviation (Vona) diketahui bahwa kode Vona berwarna orange dan erupsi yang tidak berkelanjutan. “Artinya, aktivitas penerbangan normal. Tidak ada pergerakan abu vulkanik ke ruang udara di Bandara Ngurah Rai,” ujarnya. (NDY)

Endy Poerwanto