NEWS

Gerakan #SayonaraKantongPlastik Jaga Destinasi Wisata Bersih dari Sampah Plastik

Nara sumber jumoa pers di kantor H.I.S Travel, Mal Gandaria City Lantai 2 Jakarta.

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Tumpukan sampah plastik di lautan menjadi ancaman karena merusak keberlangsungan ekosistem laut dan keasrian lingkungan wisata bahari Indonesia di berbagai daerah. Bahkan kura-kura dan ikan paus mati karena makan sampah plastik di laut.

Sebagai bentuk perhatian terhadap kelestarian lingkungan dan upaya menjaga destinasi wisata dari pencemaran sampah plastik, H.I.S. Travel Indonesia bekerjasama dengan Lawson Indonesia dan Club Med resort mengajak masyarakat mengurangi volume sampah plastik. Perusahaan ini juga mengajak artis Ringgo Agus Rahman sebagai influencer di medsos.

Aksi ini dimulai dari kegiatan sederhana yaitu dengan tidak menggunakan kantong plastik saat berbelanja. “Sebagai perusahaan yang berkecimpung di sektor pariwisata, kami turut prihatin melihat meningkatnya volume sampah plastik yang mengotori pantai hingga hanyut ke laut ,” kata Duma Asianna, GM Business Strategy H.I.S Travel.

Travel biro yang menjual destinasi alam termasuk keindahan laut ini berinisiatif membuat program CSR bertajuk Sayonara Kantong Plastik agar masyarakat juga mendukung aksi untuk mengurangi sampah plastik yang puluhan tahunpun tak bisa terurai dengan baik.

“Bersama para mitra kami berharap kampanye yang sudah diawali oleh para aktivis lingkungan juga dibantu oleh para artis, influencer di berbagai media sosial sehingga dapat menggerakan seluruh elemen masyakarat,” kata Duma sambil berbuka puasa dengan kalangan pers di kantor H.I.S Travel, Mal Gandaria City Lantai 2 Jakarta, hari ini.

Sementara itu,Taichi Matsui, Outbound Director H.I.S. Travel Indonesia mengatakan mengubah kebiasaan meninggalkan penggunaan kantong plastik memang bukan hal mudah. Di Jepang, gerakan ini sudah dimulai sejak 12 tahun lalu, namun sampai sekarang di mall, super market dan convenience store di kota-kota besar seperti Tokyo Osaka masih tersedia tas plastik untuk membawa belanjaan meski berbayar.

“ Namun ada satu perfektur setingkat provinsi di Indonesia yang masyarakat dan industrinya 95% sudah meninggalkan kantong plastik dan memakai eco bag kalau berbelanja. Komitmen seperti itulah yang kita harapkan dengan kesadaran penuh dari masyarakatnya sendiri,” kata Taichi Matsui.

Menurut dia, di Jepang Pemda setempat gencar kampanye Sayonara kantong plastik bahkan masyarakat sudah paham memilah sampah hingga 8 bagian. Jadi untuk satu botol mineral mereka sudah membuang terpisah di 3 tong berbeda untuk tutup, plastik penutup dan botol tersendiri karena untuk memudahkan daur ulang, tambahnya.

Sapta Putra Phd, Kasubdit Restorasi Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyambut baik inisiatif dari H.I.S Travel ini. Maklum baru kali ini, ujarnya, dalam hal perang dengan plastik ada program yang dibidani oleh dunia usaha untuk menggerakan masyarakat madani (civil society).

“ Saya merasa surprise ada social society yang serius menghadapi sampah plastik karena tidak mungkin pemerintah saja yang kerja. Sampah plastik menjadi top 3 isyu dunia. Per tahun 60 juta metrik ton sampah dihasilkan di Indonesia. 10 persennya adalah sampah plastik,” kata Sapta Putra Phd.

Di dunia, Indonesia awalnya adalah penghasil sampah plastik nomor 2 setelah China. Namun seiring meningkatnya kampanye pemerintah dan swasta, kini posisi Indonesia sudah turun ke peringkat 7, tambahnya.

Taichi Matsui, Outbound Director H.I.S. Travel Indonesia menyerahkanplakat untuk Sapta Putra Phd dari KKP

Salah satu kontributor terbesar penggunaan kantong plastik adalah dari sektor ritel. Menurut data Lawson, dari 44 toko di seluruh Jabodetabek, sejak Januari – Desember 2018, ada 5.452.105 lembar kantong plastik yang digunakan oleh pelanggan Lawson Indonesia. Angka di atas bukanlah jumlah yang sedikit.

“Kami percaya bahwa perubahan yang besar dapat dimulai dari sebuah aksi yang sederhana. Selain itu, untuk menanggulangi kantong plastik, daur ulang saja tidak cukup, tapi juga harus ada pembatasan penggunaan,”ujar Julius Bintoro mewakili  Presiden Direktur Lawson Indonesia.

Karena itu, bersamaan ritel lain yang tergabung dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Lawson telah menetapkan aturan kantong plastik berbayar sejak April 2019. Selain itu, bekerja sama dengan HIS dan Club Med dengan bangga meluncurkan kampanye Sayonara Kantong Plastik.

“Kami berharap kampanye ini dapat lebih lanjut memotivasi para pelanggan setia Lawson untuk mengurangi pemakaian kantong plastik di toko-toko kami sampai dengan 10%. Aksi ini ditindaklanjuti dengan pembuatan eco bag yang masyarakat bisa dapatkan di seluruh toko Lawson se-jabodetabek. Eco bag ini bisa dipakai berkali-kali sebagai pengganti kantong plastik untuk berbelanja,”

Melly Dentinarahmi, Marketing & Sales Support Executives Club Med mengatakan sangat mendukung inisiatif positif ini karena sejalan dengan spirit untuk secara konsisten mewujudkan sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan, tambahnya.

Saat ini sebanyak 74% resort Club Med di seluruh dunia telah dianugerahi “Green Globe Certified” untuk pariwisata berkelanjutan, antara lain Club Med Bali, Club Med Phuket dan banyak lagi.

Gerakan mengurangi penggunaan plastik sudah dilakukan sejak lima tahun lalu. Club Med sendiri telah menghilangkan pemakaian sedotan dan perkakas plastik sekali pakai di semua resort di Asia dan menggantinya dengan bahan yang dapat dipakai ulang.

“Target kami adalah menghilangkan penggunaan semua sedotan di seluruh resort kami di tahun 2020,” ujar Melly.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)