BRUNEI Darussalam, bisniswisaya.co.id: NEGERI ini memang identik dengan kekayaan produk pertanian dan olahan dapurnya. Sejalan dengan rencana induk pengembangan pariwisata gastronomi ASEAN, Thailand dengan mantap menjadikan wisata gastronomi sebagi unggulan produk wisata pada gelar ASEAN Tourism Forum (ATF 2020 di Bandar Sri Bagawan, Brunei Darussalam.
Klissada Ratanapruk, Tourism Authority of Thailand (TAT) Executive Director for ASEAN, South Asia and the South Pacific Region kepada media menjelaskan bahwa ASEAN Gastronomy Tourism Master Plan adalah salah satu implementasi konkret dari Deklarasi Bersama tentang Pariwisata Gastronomi yang dikeluarkan Menteri Pariwisata ASEAN pada ATF 2018 di Chiang Mai, Thailand.
Dirancang untuk memberikan dorongan pada daya tarik gabungan kelezatan kuliner yang luar biasa dari semua 10 negara ASEAN. Pembentukan jejaring kerjasama ahli gastronomi dengan kekhasan masing- masing, mengembangkan dan menciptakan kompetisi dan menciptakan ikon gastronomi bagi kota- kota se ASEAN serta menciptakan keunggulan ASEAN yang mengglobal dibidang gastronomi, disamping memperluas lapangan kerja.
Perekonomian Thailand, papar Kilssada lebih lanjut, berputar di sekitar pertanian selama berabad-abad, jauh sebelum pariwisata berkembang. Gastronomi menjadi jembatan penghubung antara pertanian dan kepariwisataan. Gastronomi Thailand yang kaya rempah, herbal sangat dekat dengan kesehatan sehingga berkembang pariwisata kesehatan.
Selain memperkenalkan wisata gastronomi, Klissada Ratanapruk juga memaparkan eksistensi kepariwisata Thailand. Ditahun 2019, Thailand membukukan 39 juta kedatangan, 10 juta diantaranya adalah wisatawan dari negara- negara ASEAN. Tahun 2020, TAT menetapkan target pertumbuhan kedatangan 2,5 persen.
“Empat persen khususnya dari pasar ASEAN dan Brunei, salah satu pasar jarak pendek Thailand. Tujuh puluh persen dari pengunjung Brunei repeater guest. Mereka penikmat makanan Thailand, pijat dan spa, mengunjungi komunitas lokal dan senang tempat-tempat bersejarah,” ungkapnya.
60 Tahun TAT
Tahun 2020 menjadi tahun istimewa bagi Thailand, pasalnya bertepatan dengan peringatan keenam puluh pendirian Tourism Authority of Thailand TAT (tahun 1960). TAT menggunakan tonggak bersejarah industri pariwisata negara ini sebagai kesempatan mengkaji ulang perjalanan industry jasa plesir tersebut bagi perekonomian Thailand. TAT melihat sudah waktunya Thailand mereposisi diri dan mengembangkan jangkauan layanannya sejalan dengan konsep the “New Shades of Responsible Tourism”. Pentingnya kepariwisataan yang bertanggungjawab dan menjadi tuan rumah yang baik sehingga mampu menjawab langkah selanjutnya yaitu mencapai pariwisata Thailand yang berkelanjutan.
Keberkelanjutan
berarti menggunakan pariwisata sebagai alat untuk mengurangi ketidaksetaraan
dan kesenjangan, dalam
konteks meningkatkan pendapatan dari pariwisata. Namun, lebih penting untuk
bertanggung jawab secara sosial dan fokus pada peningkatan pendapatan.
Keberlanjutan itu sendiri adalah proses sangat sensitif dan harus memasukkan
konteks sosial serta kerapuhan lingkungan. Fokus utama pada kualitas layanan, produk dan menarik klien
yang berkualitas. Berwisata
ke Thailand untuk menikmati alam, budaya, masakan, dan semua aspek indah
dari apa yang disebut Thainess.
Selain itu, untuk merayakan 60 tahun industri pariwisata Thailand, TAT meluncurkan
kampanye Mega Fam Trip
dari 60 negara untuk memahami potensi Thailand lebih dalam. Bekerjasama dengan Thai
Airways International diselenggarakan
serangkaian promosi pariwisata untuk memperkuat posisi negara sebagai pilihan utama. TAT dan Thai Airways mempromosikan
acara; seperti, Amazing Thailand Marathon Bangkok, Upacara Wai Kru Muay Thai
Dunia, Great Mekong Bike Ride, serta acara internasional; Honda LPGA Thailand
dan PTT Thailand Grand Prix.
“Percaya, musik adalah
bahasa universal, menghubungkan
semua orang dari seluruh dunia, lagu Open
to the Shades segera diputar di penerbangan THAI atas izin musisi popular Thailand Koh Mr.
Saxman dan band The Sound of Siam.
Mendekatkan dunia pada
Thailand,” ungkap Klissada Ratanapruk. Semoga. *