TRANSPORTASI

Ekonomi Sehat, Penumpang Udara Global Meningkat

MONTREAL CANADA, bisniswisata.co.id: Hasil lalu lintas penumpang udara global pada Maret 2018 menunjukkan permintaan naik 9,5 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyebut hasil ini merupakan laju tercepat dalam 12 bulan.

“Permintaan untuk perjalanan udara tetap kuat, didukung oleh latar belakang ekonomi yang relatif sehat dan tingkat kepercayaan bisnis,” kata Direktur Jenderal dan CEO IATA Alexandre de Juniac seperti dikutip Antara, Jumat (4/5).

Namun demikian, dia mengingatkan meningkatnya biaya operasional, terutama harga bahan bakar, menunjukkan peningkatan permintaan dari tarif perjalanan yang rendah tumbuh moderat pada kuartal kedua.

Khusus penumpang internasional, permintaannya rata-rata naik 10,6 persen pada Maret tahun ini dibandingkan dengan Maret 2017. Semua wilayah juga menunjukkan peningkatan yang kuat.

Lalu lintas maskapai penerbangan Asia-Pasifik melonjak 11,6 persen pada Maret, dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Lalu lintas operator penerbangan Timur Tengah melonjak 10,7 persen, jauh meningkat dari beberapa waktu sebelumnya, bahkan Februari hanya 4,1 persen. Ini mencerminkan pertumbuhan yang sehat di pasar antara Timur Tengah dan Asia.

Operator Eropa melihat lalu lintas Maret naik 9,8 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu, naik dari pertumbuhan tahunan 6,9 persen di Februari. “Kepercayaan bisnis di negara-negara paling terbuka di kawasan itu telah terpukul oleh ketegangan perdagangan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi kondisi ekonomi secara luas tetap mendukung,” kata IATA.

Seperti halnya kawasan Asia-Pasifik, permintaan juga dirangsang oleh peningkatan jumlah bandara-bandara yang beroperasi nonstop. Maskapai Amerika Utara membukukan kenaikan lalu lintas 9,5 persen pada Maret secara tahun ke tahun, jauh di atas tingkat pertumbuhan rata-rata 5 tahun sebesar 3,6 persen.

“Pelemahan dolar AS memiliki efek positif pada lalu lintas masuk, sementara latar belakang ekonomi domestik yang relatif kuat mendukung permintaan keluar,” kata IATA. (NDIK)

Endy Poerwanto