SERPONG, bisniswisata.co.id: Dinas Pariwisata Pemkot Tangerang Selatan sosialisasikan zonasi pengembangan pariwisata pada para lurah dan jajaran terkait untuk menyukseskan 18 event dari 24 event sepanjang tahun 2018.
“ Masih ada 18 event dari 24 event yang kami selenggarakan di wilayah Tangerang Selatan sepanjang tahun ini. Sisa kurang dari 4 bulan akan kami adakan 18 event menyambut ulang tahun Tangsel ke 9 pada 26 November 2018 mendatang, kata Effy Karinawaty, Kabid Pengelolaan Destinasi dan Daya Tarik, hari ini.
“ Dispar Tangsel membagi dua zonasi wilayah pengembangan pariwisata. Peternakan terpadu tempat berlangsungnya acara sosialisasi ini berada di zona dua. Untuk pengembangan pariwisata kami mengandalkan kegiatan event seperti beragam festival dan juga obyek wisata buatan ( Man Made),” ujarnya.
Didampingi Seketaris Camat Serpong, M Supriyadi, Sekjen ASITA, DR Rusmiati, H. Chevi Rasyid R. SH, Dewan Pembina DPP APPSINDO serta Ali Sadar, pemilik peternakan terpadu Amanah, Effy mengatakan sosialisasi zonasi ini untuk memudahkan masyarakat termasuk para lurah untuk mendukung program wisata yang ada di wilayahnya.
“Jadi dalam kesempatan ini kami informasikan bahwa Peternakan Amanah di Kampung Rawamacek, Kelurahan Ciater, Serpong ini masuk zona dua, sementara Sekolah Alam Kandank Jurank Doank di Ciputat, Bintaro, Tangerang Selatan masuk zonasi satu “ kata Effy Karinawaty.
Pemkot Tangsel yang baru berusia 9 tahun pada November mendatang belum mengandalkan sektor pariwisata meskipun Penghasilan Asli Daerah ( PAD) terbesarnya dari pajak yang dikeluarkan industri pariwisata dimana ada ratusan hotel, restoran, mall. Sayangnya kebijakan Pemkot adalah memanfaatkan hasil dari PAD tersebut pada sektor infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan sehingga budget untuk pembinaan dan pengembangan pariwisata sangat minim.
Seketaris Camat, M.Supriyadi menambahkan bahwa pemanfaatan dana PAD untuk sektor prioritas itu tidak memadamkan semangat para muspida untuk menggali potensi pariwisata yang ada seperti membuat berbagai kegiatan di peternakan terpadu Amanah yang lokasinya berada di antara Bintaro dan BSD.
“Kampung Rawamencek tempat peternakan terpadu ini kalau orangtua dulu bilang tempat jin buang anak. Namun kini oleh pak Sadar Ali dan keluarganya menjadi tujuan wisata dan kami sering mengadakan rapat-rapat di sini,” kata M. Supriyadi.
Peternakan Amanah seluas 1ha ini selain peternakan kambing juga menjadi mini zoo ( kebun binatang) disamping menjadi tempat sekolah PAUD, TK Quran Permata dan aktivitas Dapoer Nasi Kebuli serta sate kambing berdasarkan pesanan.
Effy menambahkan untuk menyelenggarakan 24 event sepanjang tahun ini pihaknta mengandalkan sponsor dan peran aktif Event Organizer ( EO) karena pendampingan biaya yang bisa diberikan untuk satu event hanya Rp30 juta.
“Biaya satu event saja bisa mencapai Rp 2 miliar lebih karena itu peran serta para sponsor untuk membuat Tangsel penuh dengan atraksi dan festival sangat besar,” tambahnya.
Sekjen ASITA, DR N.Rusmiati S.Si, M.Si pada kesempatan itu menyatakan dukungannya yang kuat untuk membantu mempromosikan pariwisata Tangsel dan salut pada konsep kemandirian dalam menyelenggarakan event.
“Banyak kampung maupun desa wisata di seluruh tanah air yang ingin menjaring kunjungan wisatawan mancanegara dan lokal selalu mengeluhkan minimnya kucuran dana pemerintah daerahnya maupun dari Pusat. Tapi Dinas Pariwisata Tangsel dapat mandiri dan konsep Kabid Effy harus menjadi teladan nasional,” tegas Rusmiati.
Menurut dia, sebagai organisasi perusahaan perjalanan wisata dengan 7000 anggota di seluruh Indonesia maka beragam festival dan event yang diselenggarakan Tangsel dapat dikemas menjadi paket wisata dan dipromosikan bersama.
Rusmiati yang juga Presdir PT Patih Indo Tours & Travel mengatakan pihaknya juga melalui PatihGo Online, salah satu anak perusahaannya juga dapat membagikan informasi 24 event Tangsel.
“Alhamdulillah saya dukung sesama srikandi pariwisata dimanapun berada karena pariwisatalah yang menjadi motor penggerak ekonomi dan memberikan dampak berganda yang luas,” kata Rusmiati.
Chevi Rasyid R. SH, Dewan Pembina DPP APPSINDO mengatakan bahwa masyarakat Indonesia terutama generasi milenial telah memiliki lifestyle wisata. Sebagai Dewan Pembina Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia ( APPSINDO) pihaknya juga melihat kebutuhan wisata religi dikalangan pedagang pasar terutama untuk umroh.
“Tak heran kini umroh plus ke destinasi wisata banyak diminati. Ada umroh plus Turki, Uzbekistan, Marocco dan lainnya,” tambah Chevi Rasyid.
Acara sosialisasi zonasi wisata yang diakhiri dengan makan siang nasi kebuli dan sate dari hasil peternakan Amanah menjadi wisata kuliner yang mengasyikkan. Sebelum ditutup, Effy Karinawaty, Kabid Pengelolaan Destinasi dan Daya Tarik, Dispar Tangsel mengatakan pihaknya juga akan mewujudkan kampung wisata.
“Di wilayah kami ada Kampung Jawa di Pondok Betung, Kampung Cina di Kampung Lenggang,Kampung Sunda di Kranggan atau Kampung Betawi di Bintaro dan Kampung Batak,”
Keberadaan mastarakat yang ada menjadi Komunitas suku yang kuat dan pihaknya mendorong penyelenggarkan festival untuk komunitas masyarakat dari daerahnya masing-masing. Festival Batak tahun lalu dikunjungi 6000 orang” jelasnya.
Sebanyak 24 Agenda dijadwalkan selama tahun 2018 ini. Beberapa di antaranya sudah berjalan sejak Januari lalu. “Tahun ini kita ada 24 festival, sebagian sudah terlaksana. Nanti ada Tangsel Jazz Festival, nanti ada Melukis Batik Terbesar, ada Festival Lenong, dan Art Carnival.
Jadi di Tangsel arah kebijakan pariwisata lebih mendorong ke arah Meeting, Exhibition, Conference and Exhibition, (MICE), ada konser dan segala macam, itu salah satu strategi memperbanyak event festival di Tangsel,” ungkap Effi.