ENDE, Bisniswisata.co.id: Cuaca ekstrem berupa angin kencang membuat pengelola Taman Nasional Kelimutu menutup sementara objek wisata unggulan di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Barat (NTT) itu. Balai Taman Nasional Kelimutu mengumumkan penutupan melalui surat edaran resmi yang diterbitkan pada Senin (29/1/2018).
“Pengumuman pembukaannya kembali masih menunggu situasi kondusif, kemungkinan pada pekan mendatang,” papar Kepala Seksi Wilayah I Moni Taman Nasional Kelimutu Benediktus Rio dalam keterangan resminya, Senin (29/01/2018).
Dilnajutkan, angin kencang yang disertai hujan lebat mengakibatkan sejumlah pohon tumbang di beberapa titik dan merusak beberapa fasilitas untuk turis, seperti toilet dan pos tunggu. Cuaca buruk mendatangkan kabut tebal, juga mengakibatkan keindahan Danau Kelimutu tak terlihat.
Saat cuaca cerah, pengunjung bisa melihat dengan jelas danau tiga warna itu. “Sejak minggu yang lalu kami sudah melakukan sistem buka tutup. Tapi, hari ini kami resmi menutupnya sementara demi keamanan pengunjung,” ujar Benediktus.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus secara terpisah mengimbau masyarakat di Pulau Flores dan sekitarnya tetap waspada menghadapi angin kencang. Selain objek wisata, angin kencang juga merusak perkebunan milik masyarakat.
“Rata-rata semua wilayah Pulau Flores terkena dampak cuaca ekstrem berupa angin kencang sekitar empat hari berturut-turut ini. Kami minta agar masayrakat tetap waspada agar tidak menimbulkan korban jiwa,” kata Tini.
Salah satu langkah penanggulangan dampak cuaca ekstrem ini, petugas BPBD setempat sedang mendata dampak kerusakan serta perkiraan permintaan bantuan ke pemerintah daerah serta pusat.
Taman Nasional Kelimutu diresmikan pada tahun 1992. Taman ini memiliki luas sekitar 50 kilometer persegi. Gunung Kelibara merupakan puncak tertinggi di sana, dengan ketinggian sekitar 1.731 meter di atas permukaan laut. Selain itu, ada juga Gunung Kelimutu dan Danau Kelimutu yang berdiri gagah di sana.
Taman Nasional Kelimutu juga menjadi habitat burung langka, seperti Punai Flores, Elang Flores, dan Burung Hantu Wallacea. Objek wisata alam ini bisa ditempuh dengan penerbangan dari Kupang ke Ende atau Bima ke Ende.
Musim terbaik untuk datang yakni sekitar bulan Juli sampai September setiap tahunnya, karena di masa tersebut ada momen bertelur dan migrasi burung yang bisa diamati. (Redaksibisniswisata@gmail.com)