Petugas kesulitan memberi makan hewan peliharaan karena tidak ada biaya ( Foto: Tiger Kingdom Charity Fund)
BANGKOK, bisniswisata.co.id: Setelah dua tahun dilanda pariwisata, atraksi gajah dan harimau di Thailand kehabisan uang dan meminta bantuan keuangan dari pemerintah. Operator kebun binatang bertemu dengan Komisi Pariwisata kemarin di Tiger Kingdom di Chiang Mai, mengutip perjuangan mereka selama pandemi COVID -19.
Dilansir dari The Tahiger, pendapatan harian Kerajaan Harimau di Chiang Mai, serta lokasi di Phuket, turun dari 1 juta baht menjadi nol karena penutupan dan kurangnya turis, menurut direktur pelaksana Khum Sue Trakarn, sebuah perusahaan yang mengoperasikan keduanya, Taman Harimau.
Laporan mengatakan beberapa atraksi harimau lainnya di Thailand tidak dapat memperoleh kredit keuangan dari bank.
Managing Director, Kochakorn Chaibutr, mengatakan bahwa meski perusahaan belum menghasilkan pendapatan, mereka masih harus membayar biaya untuk memberi makan dan memelihara 220 harimau.
Untuk suaka gajah, banyak di Thailand telah meminta sumbangan makanan untuk memberi makan gajah. Sebuah laporan dari Nation Thailand mengatakan Komisaris Pariwisata Sirinthorn Ramsut dan anggota parlemen dari partai Pheu Thai membahas masalah yang dihadapi operator kebun binatang, seperti mendapatkan pinjaman untuk mendukung mereka selama pandemi.
Sejumlah suaka gajah beroperasi di tanah yang tidak berdokumen, sehingga sulit untuk mendapatkan pinjaman, menurut presiden Asosiasi Bisnis Pariwisata Chiang Mai, Pacha Rattanaphan. Dia bahkan cendrunf menempatkan gajah sebagai jaminan pinjaman.
Pemilik Suaka Gajah Kerajaan Lanna di Chiang Mai, Wittaya Phongsiri, dilaporkan meminta pinjaman bisnis berbunga rendah, penangguhan semua pembayaran utang selama pandemi, dan bantuan keuangan untuk menutupi biaya memberi makan gajah.