ENTREPRENEUR INTERNATIONAL

La Maison de L'indonesie ( LMDI) , Lahirnya Rumah Indonesia di Paris

PARIS, bisniswisata co.id: Ibarat seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi cantiknya yang sehat dan menggemaskan, itulah yang dirasakan Eka Moncarre saat ini ditengah persiapan open house La Maison de L’indonesie ( LMDI).

Dia tengah renovasi gedung baru yang terletak di tengah jantung ibu kota Paris yaitu  5 rue Jean Zay 75014. “ Kegiatan LMDI akan bertambah dan juga akan penuh inspiratif  dengan dibuka Warung Kopi Indonesia di Paris, dan toko yang menjual produk Indonesia yang kami kurasi sendiri,” kata Eka mengawali ceritanya secara daring. 

Dia juga siap berkolaborasi dan membantu partner business di Indonesia terutama pemerintah daerah di Indonesia yang ingin mempromosikan produknya di Perancis karena dia ingin perusahaan yang dibangunnya ini menjadi jendela produk Indonesia di Eropa khususnya Paris.

Berawal dari keinginan untuk mempromosikan kopi dan semua produk Indonesia. Eka Moncarre menggagas dan mendirikan La Maison De L’Indonésie (LMDI) atau House of Indonesia di Paris, Perancis.

“Ide untuk membuka La Maison De L’Indonésie sebenarnya sudah ada di benak saya sejak tahun 2015 dimana awalnya saya  ingin memperkenalkan kopi Indonesia karena di Perancis tidak banyak cafe yang menyediakan kopi Indonesia bahkan mereka tidak tahu sama sekali kalau Indonesia penghasil kopi,” ungkap Eka.

Keinginannya yang kuat mendirongnya untuk mengambil kursus meracik kopi di Perancis untuk tahu tentang dunia kopi dari sejarah kopi. Dalam tekad Eka, warung kopinya kelak menyediakan 100% kopi-kopi Indonesia. Di tahun 2017, ia pun sampai belajar me-roasting dan akhirnya menjadi barista. 

Kursus ini sangat membantu dirinya mengerti dunia perkopian dan untuk persiapan membuka warung kopi Indonesia di Paris. Eka yang sebelumnya juga bekerja sebagai travel agent juga sibuk membantu promosi Indonesia untuk Kemenparekraf sebagai perwakilan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di Perancis.

Pada April 2020, waktu Indonesia mulai menutup border pertama kalinya untuk pariwisata , membuat Eka berpikir kalau krisis ini akan berjalan lama dan harus ada solusi bagaimana dirinya tetap bisa mempromosikan Indonesia.

Mimpinya untuk membuka warung kopi Indonesia di Paris mulai bangkit lagi. Ditambah bukan hanya kopi yang mau diperkenalkan tetapi juga rempah-rempah Indonesia dan produk Indonesia lainnya.

Mei 2020, Eka mulai membuat business plan untuk persiapan dimana ia mulai dengan kolaborasi dengan temannya dari Brazil seorang expert kopi yang tinggal di Perancis, dimana semua seleksi dan kurasi kopi dan roasting dilakukan bersama. 

Pengerahuannya mengunjungi sentra-sentra kopi di berbagai wilayah Indonesia mulai dari kawasan Danau Toba hingga Sulawesi bersama media dan seleb Perancis menjadi sangat berguna ketika niatnya membuncah untuk segera mewujudkan impiannya itu.

Setiap kopi ditest satu persatu. “Kami mulai menerima sample-sample kopi bulan Juli 2020 dimana semua kopi yang kami ambil masih berupa green bean dan di-roasting di Paris,” kata Eka.

La Maison De L’Indonésie berdiri tanggal 10 September 2020, LMDI resmi dibentuk di Paris dengan nomor izin usaha 888 887 809 R.C.S. Paris dengan status Societe SASU dan mempunyai izin lengkap untuk export/import (EORI) dan izin untuk membuka Café (HAPCCA) yang berdiri sebagai perusahaan independen.

Nama dan logo La Maison De L’Indonésie pun sudah didaftarkan menjadi Hak Cipta (HKI) di badan hukum Perancis yaitu INPI (Institut National de la Propriété Intellectuelle).

Eka mengatakan visi LMDI adalah menjadi jendela Indonesia di Perancis, dan membawa Indonesia ke Perancis untuk memperkenalkan dan mempromosikan pariwisata, produk Indonesia dan budaya Indonesia. 

LMDI juga menjadi one stop shop solution untuk Perancis dan dunia international karena Paris merupakan tempat wisata No.1 dunia.

Misi LMDI ingin membawa produk-produk  unggulan Indonesia ke Perancis (UMKM dan artisanal),  berkolaborasi dengan provinsi-provinsi di Indonesia untuk membantu mempromosikan desa wisata, dan produk-produk daerah.

Eka mengaku tak mudah mendirikan LMDI. Dia bercerita waktu berbicara dengan orang-orang disekitarnya kalau dirinya akan mendirikan House of  Indonesia, semua orang menganggap dirinya gila karena ingin membuka perusahaan dimana banyak perusahaan yang tutup di Paris.

Hanya komentar negatif yang didapatkan, tetapi justru semua itu semakin memotivasinya untuk mendirikan 

LMDI / House Of Indonesia di Paris. Seperti ada pepatah mengatakan: When everything seems to be going against you, remember that the airplane takes off against the wind, not with it.

Proses pembentukan LMDI berjalan dengan lancar karena Eka sudah punya perusahaan lain sebelumnya jadi izin keluar sangat cepat, hanya dalam waktu satu hari kerja. 

Setelah itu ia harus mengikuti training HACCP untuk syarat membuka cafe di Perancis. Dan sekarang LMDI sudah punya semua legalitas untuk memulai semua kegiatan.

Kegiatan dan Rencana La Maison De L’Indonésie ( LMDI ) dilaksanakan di kantor Eka yang ditransformasikan menjadi toko kecil pop upstore dengan mendisplay produk-produk Indonesia.

Sejak September 2020 sampai sekarang,  LMDI sudah terlibat dalam 40 event di Perancis, baik itu berupa festival, demo product, Market show, Pameran, Conference, dan lainnya.

“Minat dan antusias orang-orang Perancis untuk produk Indonesia sangat besar sebenarnya, tetapi kembali lagi tergantung bagaimana menjelaskan ke mereka. Setiap produk perlu dibuat edukasi dan penjelasan dan juga dibuat demo tasting,”

Misalnya Jamu, orang perancis tidak tahu apa itu Jamu, tetapi kalau kita jelaskan dengan memberi informasi dan membuat testing jamu dengan taste orang Perancis, itu akan cepat diterima dengan baik, tutur Eka.

Namun kesulitannya dalam mempromosikan barang-barang Indonesia adalah semua barang tidak punya standar dan kualitas. LMDI pun harus mengkurasinya satu-satu karena di Perancis sangat peduli barang-barang natural dan tanpa bahan kimia seperti MSG misalnya. 

“Jadi snack Indonesia yang ada MSG dan bahan pewarna dan lainnya tidak bisa LMDI promosikan. Respons warga Paris sejauh ini sangat senang sekali karena selama ini tidak ada toko/tempat yang memberikan penerangan secara jelas tentang kopi Indonesia/Jamu, Coklat, Moringga, Gula Aren, dan lainnya

LMDI juga menjadi tempat untuk mereka yang kenal Indonesia, pelampias rindu selama belum bisa ke Indonesia saat ini di saat virus Omicron masih mengancam. “Doakan ya…..,” kata Eka Moncarre sambil melempar senyum dan kamipun saling menggerakkan tangan perpisahan. A Bientot ma cherie… 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)