ATHENA, bisniswisata.co.id: Produk batik Indonesia mulai menembus pasar Yunani melalui keikutsertaan dalam The 83rd Thessaloniki International Fair (TIF) di Helexpo Thessaloniki, Athena, yang berlangsung pertengahan September 2018. TIF merupakan pameran terbesar di Yunani dan paling penting di Eropa Tenggara untuk semua bidang bisnis.
Duta Besar RI untuk Yunani, Ferry Adamhar menjelaskan, keikutsertaan Indonesia dalam pameran internasioan tersebut menjadi ajang untuk memperkenalkan produk nusantara, khususnya batik yang telah diakui UNESCO pada 2009 sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity.
“Perkenalan produk Indonesia tidak hanya untuk kalangan pebisnis atau masyarakat Yunani, namun juga kepada warga negara asing yang mengikuti pameran tersebut,” kata Ferry dalam keterangan resminya, Jumat (21/9/2018).
TIF 2018 diikuti beberapa negara, seperti Siprus, India, Portugal, Bulgaria, Polandia, Luksemburg, Iran, Rumania, Rusia, Taiwan, Vietnam, Uzbekistan, Turki, Former Yugoslav Republic of Macedonia (FYROM), Bangladesh, Indonesia, Tiongkok, Mesir, Italia, dan Bulgaria. Portugal, Uzbekistan, dan Bangladesh menjadi negara yang berpartisipasi pertama kalinya dalam pameran tersebut.
Amerika Serikat sebagai negara kehormatan 2018 membawa 60 perusahaan besar, di antaranya Facebook, Google, Intel, HP, Oracle, Microsoft, Lockheed Martin, serta menjadi negara dengan pavilion terbesar di the 83rd TIF, disusul dengan India (negara kehormatan 2019), dilanjutkan dengan Tiongkok, negara kehormatan tahun lalu.
“Kehadiran Indonesia dalam setiap pameran bertujuan memberi kesempatan kepada pengusaha kita untuk memperkenalkan produknya dan mencari peluang bisnis di luar negeri yang pada akhirnya akan berdampak positif pada perekonomian Indonesia,” lontar seperti dilansir laman Wartaekonomi.com
Dalam pameran ini, Indonesia diwakili Batik Dara Baro dan PT Tunas Baru Lampung Tbk pada pameran tersebut. “Di tengah kondisi perekonomian global yang kurang baik, keduanya berani mengambil tantangan dan tetap optimistis untuk dapat menembus pasar Yunani,” ujar dia.
Pemilik Batik Dara Baro, Dimita Agustin Jacob mengatakan, keikutsertaan dalam pameran TIF 2018 menjadi kesempatan yang baik untuk bertemu mitra bisnis dengan harapan dapat menembus pasar Yunani. Sementara Tunas Baru Lampung mengirimkan contoh palm oil untuk dipamerkan pada kegiatan tersebut.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia dan Yunani pada 2017 mencapai US$280,93 juta, dengan ekspor US$181,48 juta, dan impor US$ 99,45 juta. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Yunani adalah kelapa sawit, kertas, alas kaki, palm kernel, dan cerutu. Sementara produk yang paling banyak diimpor dari Yunani ke Indonesia ialah kapas, kertas bekas, tinta cetak, tembakau, dan teropong. (EP)