TANGERANG, bisniswisata.co.id: Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno-Hatta meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan terhadap wabah cacar monyet (monkeypox). Peningkatan kewaspadaan dilakukan sejak Minggu 12 Mei 2019, terhadap penumpang terutama dari luar negeri yang masuk Jakarta dari negara Afrika seperti Kongo dan Nigeria. Juga Singapura yang kini mulai mewabah.
Selain itu mengantisipasi dan mencegah masuknya penyakit cacar monyet dengan memaksimal pengoperasian mesin-mesin pendeteksi suhu tubuh (Thermo Scanner). “Ada enam Thermoscanner terbagi tiga unit di Terminal 3 internasional dan tiga di Terminal 2 F,” kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno-Hatta Anas Ma’ruf di Tangerang, Selasa (14/05/2019).
Dilanjutkan, thermo Scanner terpasang permanen di dua terminal kedatangan internasional Soekarno-Hatta. Pengoperasiannya menjadi dimaksimalkan dalam mewaspadai masuknya penyakit yang sedang mewabah di negara lain termasuk saat ini cacar monyet. Biasanya, hanya 1-2 mesin yang digunakan dan tidak semua penumpang pesawat internasional diarahkan melaluinya. Kali ini, seluruhnya dikerahkan untuk diaktifkan.
Prinsip kerja alat ini, memindai setiap penumpang yang melewatinya. Secara otomatis alat ini akan mendeteksi suhu tubuh penumpang. Dari layar monitor akan terlihat apakah suhu tubuh di penumpang normal atau sedang demam. Ciri dari penyakit cacar monyet ini adalah demam dan timbul bintik bintik bergelembung pada kulit.
“Ketika ditemukan penumpang yang demam dengan suhu diatas 38 derajat Celsius, petugas kami akan membawa penumpang tersebut untuk dilakukan surveilance,” katanya sambil menambahkan penumpang yang demam itu ditangani langsung oleh dokter jaga yang bertugas 24 jam. Kini ada sebelas petugas, masing-masing enam orang di Terminal 3 dan lima orang di Terminal 2 F.
Ditambahkan, ada empat langkah yang dilakukan KKP dalam mengantisipasi penularan penyakit yang disebabkan oleh virus ini. Langkah Pertama, meningkatkan pengawasan di pintu kedatangan internasional terutama penumpang dari negara dilaporkan ada kasus ini.
Caranya melakukan pengawasan melalui deteksi suhu dan surveillance syndrome lewat detektor suhu tubuh. Alat bisa mengidentifikasi apakah si penumpang yang dipindai sedang demam sebagai satu ciri dari pengidap cacar monyet.
Langkah kedua, membagikan kartu kewaspadaan kesehatan pada penumpang dari negara yang ditemukan kasus cacar monyet. Langkah ketiga, KKP melakukan peningkatan informasi dengan cara memasang media penyuluhan di berbagai media digital Bandara Soekarno-Hatta. “Petugas kami diberikan materi tambahan agar lebih memahami penyakit cacar monyet ini, karena banyak yang belum tahu,” katanya seperti dilansir laman Tempo.co.
Langkah terakhir, KKP membuat surat edaran kepada para pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terkait penyakit ini. Berdasarkan laporan WHO dan Kementerian Kesehatan, kata Anas, cacar monyet atau monkeypox ditemukan di negara negara Afrika seperti Kongo dan Nigeria.
Anas mengimbau agar masyarat tetap waspada tapi tidak panik menyikapi penyakit ini. Menurutnya, akan lebih baik masyarakat melakukan pola hidup sehat dan bersih, meningkatkan daya tahan tubuh dan sebisa mungkin menghindari penderita cacar monyet ini. (NDY)