DAERAH

Bagan Heritage, Momentum Jelajahi Sejarah disela Festival Bakar Tongkang

BAGANSIAPIAPI, bisniswisata.co.id: Ada sisi menarik penyelenggaraan Festival Bakar Tongkang. Menariknya, tahun ini ada event Bagan Heritage. Sebuah momentum bagi wisatawan untuk menjelajahi sejarah Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau. Momentum ini memang dipersembahkan buat wisatawan disela-sela Festival Bakar Tongkang, yang digelar 17 hingga 19 Juni 2019.

Namanya saja Heritage, sehingga obyek wisata yang dikujungi berupa situs-situs atau peninggalan sejarah masa lampau yang ada di Bagansiapiapi. Memang sejarah Bagansiapiapi sangat luar biasa. Peninggalan sejarahnya bisa ditemui di setiap sudut penjuru kota.

“Ini momentum paling tepat agar wisatawan dapat mengenal dan mengetahui lebih dekat tentang Bagansiapiapi yang pernah berjaya pada masanya. Kita pernah jadi penghasil ikan terbesar kedua di dunia setelah Norwegia,” lontar Bupati Rohil, Suyatno saat acara Bagan Heritage, kemarin.

Ada beberapa tempat yang memiliki cerita tersendiri, lanjut Bupati, seperti bekas pelabuhan lama, Kelenteng In Hok Kiong, Rumah Kapitan, Gedung Bank Bagan Madjoe (BRI), Gereja Katolik Santo Petrus, Tugu Perjanjian, Tangsi Belanda, water leeding, Rumah Sakit DR. R.M Pratomo, dan berbagai peninggalan lainnya. “Tiap-tiap tempat pun memiliki cerita unik yang menambah nikmatnya menelusuri sejarah kota ini,” sambung Bupati

Pemda Bagansiapiapi pun sangat tepat membaca peluang. Sebagai event yang telah mendunia, Bakar Tongkang dikunjungi ribuan wisatawan. Gelaran Bagansiapiapi Heritage yang masuk dalam rangkaian Festival Bakar Tongkang diikuti oleh ratusan peserta. Bakar Tongkang telah bertransformasi menjadi sebuah suguhan yang dapat menarik wisatawan untuk datang.

“Untuk tahun depan kita tingkatkan lagi jumlah peserta Bagan Heritage. kalau bisa kita ajak warga Tionghoa agar mereka bisa tahu bagaimana sejarah Bagansiapiapi. Biar mereka tau juga Bagansiapiapi itu pernah berjaya,” tambahnya.

Dan sSudah saatnya peninggalan sejarah ini dikenal banyak orang. “Makanya kita masukkan juga dalam rangkaian event Bakar Tongkang. Peninggalan sejarah yang ada bukan saja menjadi destinasi yang wisata tetapi juga sebagai jembatan penghubung untuk masyarakat dan pelajar agar bisa lebih mengenang kembali sejarah Bagansiapiapi tempo dulu,” ucapnya.

Inilah wisata sejarah kota Bagansiapiapi antara lain:

#. Rumah Kapitan
Rumah ini merupakan bukti keberadaan kapitan Tionghoa yang menjadi pemimpin lokal untuk orang-orang Tionghoa. Lokasinya di belakang hotel Lion Bagan Siapiapi berdiri akhir abad ke 18. Pada saat industri perikanan menjadi sumber pendapatan kota Bagan, Kapitan Tionghoa diberikan hak oleh Belanda untuk melakukan kontrol perdagangan. Sehingga berkembang menjadi monopoli di dalam bisnis. Dalam catatan Belanda, tahun 1908, mantan Kapitan Bengkalis Oey I Tam memiliki hak mompoli garam di kota Bagan, bersama Tjong A Fie, kapitan Tionghoa di Medan. Mereka memonopoli masuknya garam dari Singapura bahkan Mesir ke kota Bagan. Belanda mencatat, pendapatan bersih Oey memonopoli garam pada tahun 1908 sebesar 112,000 Gulden.

#. Pelabuhan Tua Belanda
Bagan Siapi-api memiliki Pelabuhan tua yang didirikan Belanda pada tahun 1924. Dipelabuhan ini terdapat 30 anak tangga dari permukaan menuju sungai Rokan. 21 anak tangga menurun disambung pelataran dilanjutkan dengan 9 anak tangga. Pelabuhan tua ini sekarang berada di halaman kantor Bea Cukai Bagan Siapiapi. Selain pelabuhan tua tersebut juga terdapat gudang tua yang telah didirikan oleh Belanda pada tahun 1920. Gudang tua tersebut dulunya difungsikan untuk menampung barang-barang yang masuk kota Bagan yang dibawa oleh kapal-kapal dari maskapai Pelayaran Belanda/Koninklijke Paketvaart Maatschappij.

#. Klenteng In Hok Kiong
Ini merupakan klenteng tertua di Bagan, yang dibangun abad ke 18 akhir, setelah orang-orang Tionghoa masuk ke Bagan Siapiapi. Ornamen-ornamen yang ada di klenteng ini masih sesuai kondisi masa lalu. Dari pagi hari, kita bisa melihat masyarakat Tionghoa Bagan melaksanakan ibadah. Juga menikmato ornamen khas China dan bau dupa yang mewarnai kunjungan. Juga ada Tugu perjanjian antara manusia dan setan ini menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa Bagan merupakan penjaga kota agar tidak dimasuki makhluk jahat. Ada empat tugu perjanjian yang dibuat mengelilingi klenteng Hok In Kiong, Tugu perjanjian yang paling dekat bisa dilihat berjarak 100 meter dari klenteng.

#. Meriam Portugis

Meriam peninggalan tentara Portugis sekitar 350 tahun lalu. Memang tidak ada buku sejarahnya tahun 1982. Lokasi meriam ini terletak bersebelahan dengan Pelabuhan yang telah menjadi daratan yang kini berada di Belakang Kantor Bea Cukai Bagan Siapiapi. Namun keberadaan meriam ini menjadi sejarah tersendiri bagi kota Bagan Siapi-api

#. Water Leding

Water Leding merupakan bangunan peninggalan Belanda yang masih utuh di kota Bagan Siapiapi. Bangunan ini merupakan stasiun pengolahan air minum. Water leding dibangun Belanda pada tahun 1931. Kini tersisa berupa tandon air berukuran raksasa. Peninggalan-peninggalan ini menjadi bukti bahwa Bagan Siapiapi adalah kota yang maju pada zamannya. Sayangnya, Rumah Wedana, kantor Wedana, rumah Pegadaian, rumah kepala Bank Bagan Madjoe, dan pasar kota sudah dihancurkan pada saat kota Bagan berbenah menjadi ibukota Kabupaten Rokan Hilir. (MDY)

Endy Poerwanto