TEHERAN, Bisniswisata.co.id: Dunia penerbangan global kembali dirundung duka. Kecelakaan pesawat terjadi di sentral Iran, Ahad (18/02/2018). Akibatnya sebanyak 66 penumpang dan awak pesawat yang jatuh di Iran diyakini tewas.
Berdasarkan laporan media milik pemerintah ISNA, Senin (19/02/2018) pesawat yang dioperasikan maskapai penerbangann Aseman Airlines dengan nomer penerbangan nomor EP3704 jatuh di daerah pegunungan dekat kota Semirom, setelah pesawat lepas landas dari bandara Mehrabad Teheran.
Mengutip pernyataan juru bicara layanan darurat Mojtaba Khaledi dalam laporan ISNA, pesawat buatan ATR-72 bermesin ganda berusia 25 tahun itu. dalam penerbangan ke kota Yasuj di barat daya dan seorang juru bicara maskapai mengatakan ada 60 penumpang dan enam awak kapal. “Kepala humas Aseman Airlines mengatakan bahwa semua penumpang kapal tewas,” ujar seorang reporter di televisi pemerintah.
Helikopter penyelamatan tidak dapat mendarat di lokasi kecelakaan karena kabut tebal dan tim SAR berusaha mencapai daerah itu lewat jalur darat. Pimpinan tim SAR mengatakan, mereka belum sampai di lokasi kecelakaan karena sulitnya medan.
Selain itu, pesawat penumpang yang menghilang dari layar radar 50 menit setelah lepas landas dari bandara Mehrabad. Mehrabad terletak di barat Teheran dan terutama berfungsi sebagai bandara domestik, meskipun juga melayani beberapa rute internasional.
Sementara itu, Pencarian pesawat penumpang yang dilaporkan menabrak pegunungan Zagros, Iran, dihentikan hingga Senin (19/2/2018) akibat kondisi badai salju. AFP melaporkan angin dan salju di malam hari menghalangi tim penyelamat untuk mencapai lokasi kecelakaan, sehingga operasi pencarian harus ditunda.
Lima helikopter disiagakan untuk melanjutkan pencarian saat fajar tiba, apabila kondisi cuaca lebih baik dari sebelumnya. Sebanyak 45 tim telah dikirim ke gunung Dena di wilayah Zagros, namun masih belum menemukan puing-puing pesawat.m “Daerah pegunungan tidak bisa dilalui. Kabut tebal, salju, dan hujan membuat kami tidak mungkin menggunakan helikopter,” kata Morteza Salini, kepala bagian tim penyelamatan.
Badan keamanan udara Perancis (BEA) akan mengambil bagian dalam penyelidikan yang dipimpin oleh cabang investigasi kecelakaan udara Inggris. “Tiga penyidik dan penasihat teknis kami akan pergi ke lokasi,” kata juru bicara BEA.
Sementara itu, keluarga penumpang berkumpul di sebuah masjid dekan dengan bandara Mehrabad. Seorang pria yang seharusnya ikut dalam penerbangan itu menunjukkan emosinya yang campur aduk. “Tuhan sangat baik padaku, tapi aku sangat sedih untuk semua orang terkasih yang kehilangan nyawa mereka,” kata pria yang enggan disebutkan namanya sambil menunjukkan foto tiketnya.
Seorang ahli seismologi asal Yunani bernama Akis Tsenlentis melewatkan penerbangan EP3704 karena terjebak macet. “Saya telah merencanakan pergi ke Yasuj dalam penerbangan ini, atau yang selanjutnya jika saya ketinggalan pesawat. Tapi karena kemacetan di Teheran, saya tidak naik pesawat,” katanya.
Sebelumnya, kecelakaan pesawat terakhir di Iran terjadi pada 2014. Sebanyak 39 orang tewas ketika pesawat milik Sepahan Airlines jatuh, sesaat setelah lepas landas dari Teheran. Iran telah mengalami beberapa kecelakaan pesawat dalam beberapa dekade terakhir. Pemerintah Teheran mengatakan, sanksi yang dikenakan AS menyebabkan negaranya sulit membeli pesawat terbang baru atau suku cadang dari Barat. (ISNA)