FASHION TECHNO

Aplikasi iWareBatik Karya Mahasiswa Indonesia di Luncurkan di Swiss

BERN, Swiss, bisniswisata.co.id: Memperingati HUT RI ke-75, Kedubes RI di Bern, Swiss mencatat sejarah mendampingi peluncuran aplikasi  iWareBatik, yaitu “Saya Sadar Batik” yang dibuat oleh mahasiswa Indonesia di Università della Svizzera Italiana (USI), Lugano, Swiss bekerja sama dengan UNESCO

“Dalam proses pengembangan aplikasi ini, Puspita Ayu Permatasari selaku Koordinator Riset Teknologi Komunikasi iWareBatik dan tim USI juga melakukan konsultasi intensif dengan KBRI,” kata Duta Besar RI untuk Bern, Muliaman D. Hadad

Mahasiswa Indonesia di Università della Svizzera Italiana (USI), Lugano, Swiss bekerja sama dengan UNESCO meluncurkan aplikasi iWareBatik untuk dokumentasi digital Batik sebagai warisan budaya takbenda.  

Digitalisasi batik ini berfungsi untuk membantu para pemangku kepentingan baik dari Indonesia maupun dunia internasional untuk mengidentifikasi ragam tekstil batik, nilai filosofis dibalik motif batik, tempat asalnya, dan informasi terkait produsen batik di daerah (desa / desa batik), galeri batik, dll.)

Ide mendigitalkan batik bisa sejalan dengan semakin banyaknya wisatawan yang akan datang ke Indonesia untuk membeli dan menggunakan batik. Oleh karena itu materi tentang pariwisata Indonesia sudah masuk dalam aplikasi, ungkap Prof Muliaman Dharmansyah Hadad ​PhD, Duta Besar untuk Swiss dan Liechtenstein.

Aplikasi iWareBatik sekaligus mempromosikan destinasi obyek wisata termasuk sentra batik di Indonesia.

Pengembangan teknologi digital iWareBatik bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pariwisata berkelanjutan dan pelestarian properti warisan UNESCO (World Heritage Sites / Intangible Cultural Heritage) di Indonesia.  

Program teknologi digital ini diwujudkan melalui kerjasama beasiswa LPDP Indonesia, Asosiasi Sahabat Budaya, Laboratorium Teknologi eLab USI, Ketua USI UNESCO bidang Teknologi Komunikasi Informasi (TIK).

” iWareBatik diluncurkan dalam bentuk situs web iwarebatik.org dan aplikasi smartphone.  Tepat pada 17 Agustus 2020, aplikasi iWareBatik sudah bisa diunduh di masing-masing ponsel (tersedia di Android dan iOS),” ujarnya.

Melalui proyek ini, Pusoita & tim  dapat mengidentifikasi berbagai motif batik dari seluruh provinsi di nusantara beserta artinya.  Lebih dari seratus motif batik telah berhasil dirangkum dalam aplikasi, dan masih akan diperkaya kembali.

Aplikasi ini juga dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang memungkinkan pengguna untuk mengetahui motif batik dengan mengambil foto dari kain batik yang sedang digunakan. 

Hingga saat ini aplikasi ini dapat mengidentifikasi beberapa motif batik yaitu merak, kawung, ampiek, parang, dan akan dikembangkan lebih lanjut kedepannya.

Tidak hanya memanjakan visual ratusan motif batik Indonesia, aplikasi ini juga menjelaskan secara detail proses pembuatan batik.  Mulai dari tahapan menggambar pola, pewarnaan, teknik melukis, hingga mengeringkan kain batik dijelaskan dalam aplikasi ini.

Puspita Ayu Permatasari selaku Koordinator Riset Teknologi Komunikasi iWareBatik untuk Batik Indonesia nengatakan melalui aplikasi ini pihaknya berharap masyarakat tidak hanya mengenakan batik (pakai) tetapi juga memahami (mewaspadai) makna batik yang digunakan.

Puspita saat ini sedang menekuni Teknologi Komunikasi Informasi (TIK) untuk Warisan Budaya Takbenda dan  Pariwisata sebagai fokus studi doktoralnya di USI.

Fitur peta interaktif juga tersedia pada aplikasi ini, sehingga masyarakat dapat mengetahui motif-motif batik khas dari masing-masing provinsi di Indonesia.

 “Harapannya orang-orang yang berkunjung ke Indonesia misalnya ke Kalimantan Selatan, atau Maluku, atau provinsi manapun. Bisa mengetahui motif batik khas daerah tersebut, sebelum memutuskan membeli batik apa yang akan dijadikan oleh-oleh,” ujar Puspita.

Proyek ini juga mendapat dukungan penuh dari Ketua UNESCO USI, Prof Lorenzo Cantoni, yang menyatakan bahwa proyek ini sejalan dengan visi, misi dan nilai-nilai yang dianut oleh UNESCO.

Yaitu penggunaan teknologi yang bijak untuk cagar budaya.  Dalam hal ini dokumentasi batik digital dapat lebih menjangkau generasi muda dan mewariskan nilai-nilai leluhur yang terkandung dalam motif batik tersebut.

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)