REVIEW

Kembali ke Bioskop, Yuk Tonton Film “SPIRAL: From the Book of Saw”

JAKARTA,bisniswisata.co.id: Kangen bioskop ? yuk nonton Spiral : From the book of Saw.  Pandemi COVID-19 yang melanda dan menghantui dunia tak membuat dunia perfilman, khususnya Hollywood, jadi sepi produksi.

Didukung jaringan pemasaran di banyak negeri, dengan tetap memberlakukan aturan prokes yang ketat, minggu-minggu ini kita tetap bisa berwisata ke bioskop, antara lain untuk nonton film  “SPIRAL: From the Book of Saw” yang dibintangi Chris Rock

Rock memerankan Detektif Ezekiel “Zeke” Banks yang bersama rekannya, detektif William Schenk (Max Minghella) mendapat tugas untuk membongkar kasus pembunuhan yang korbannya adalah anggota polisi, rekan sekantor mereka berdua. 

Kejadian kejahatan itu berlangsung di jalur rel kereta api bawah tanah, Kawasan yang di masa lalu dikenal luas sebagai kawasan kota yang mengerikan 

Zeke adalah putra Marcus Banks (Samuel L Jackson), veteran polisi dan mantan pimpinan kantor kepolisian dimana Zeke bertugas saat ini. Zeke merasa klop berpartner dengan Detektif William, yang lulusan terbaik di angkatannya di akademi kepolisian Amerika.  

Sepenuh semangat mereka mendatangi tempat kejadian perkara. Namun penyelidikan menemui jalan buntu.Apa siapa sang pembunuh? Mengapa polisi yang jadi korbannya? Sementara tak sepeser pun uang atau barang berharga si korban dirampasnya. 

Detektif Ezekiel ‘Zake’ Banks (diperankan Chris Rock) dan rekannya, Detektif William Schenk (Max Minghella)

Hal yang mengejutkan, sementara perkara itu masih dalam penyelidikan, perkara serupa kembali terjadi bahkan berulang hingga beberapa kali, dengan korban-korban sama: anggota polisi sekantor dengan Zeke dan William.

“Siapa pun yang melakukan ini memiliki motif lain, Mereka menargetkan polisi,” simpul Zeke yang diaminkan William. Tapi kenapa pelaku menyasar anggota aktif kepolisian? Bukankah kehadiran polisi amat membantu menekan tingkat kejahatan?

Kota yang menyeramkan menjadi aman karena peran polisi dalam membasmi kejahatan. Banyak penjahat ditangkap atau mati di ‘dor’ karena mengganggu ketentraman.”

Tapi ada pendapat lain. Dari celah gelap, seorang remaja kerap jadi saksi betapa kejahatan justru banyak dilakukan oknum polisi di kota Amerika tersebut. Fakta diputar balik.

Banyak tubuh seseorang yang disebut sebagai penjahat tergeletak di “dor” di jalan, sementara hasil kejahatannya (yang amat sangat besar) tak pernah dihadirkan sebagai alat bukti. Oknom-oknum polisi itu hidup mewah sesudahnya. 

Remana yang jadi saksi mata ini melihat, institusi kepolisian di kotanya tak ubahnya sindikat kejahatan itu sendiri. Peraturan dikeluarkan hanya cenderung untuk melegalkan anggota polisi untuk menembak mati tarsangka pelaku kejahatan. 

Kebobrokan ini sudah berlangsung saat Marcus Banks, ayah Zeke, jadi pimpinan kepolisian kota. Tak ada perangkat hukum yang bisa dipercaya untuk memperbaiki kebobrokan ini. 

Semua instansi hukum, setali tiga uang, Saling terkait membentuk institusi kejahatan baru dibawah payung hukum. Maka, saksi mata ini belajar sebaik mungkin.

Jadi polisi, penegak hukum, memerangi kejahatan dan sekaligus berupaya membangun institusi kepolisian yang benar-benar bersih, patut dibanggakan sebagai abdi masyarakat.

Siapakah pembunuh para polisi aktif ini? Entah. Zeke dan William Cuma bisa geleng-geleng kepala. Bahkan ketika Marcus Banks terpancing keluar dari zona nyaman sebagai pensiunan polisi, di tempat kejadian perkara Marcus juga cuma menemukan gambar spiral dengan cat masih basah, plus ragam perangkat alat dan mesin siksa yang digunakan pelaku kriminal tak terlihat itu

“Kamu ingin bermain-main? Baik. Kuterima tantanganmu. Ayo kita main..,” kata Marcus sebelum  kemudian segumpal benda menghantam wajahnya. Marcus pingsan, dan lalu ia dapatkan dirinya terikat kuat di satu ruang. Ia saksikan juga Zeke, putranya, tak berdaya di bagian lain ruang itu.

Marcus dan Zeke juga menyaksikan wajah yang amat familier, tersenyum sambil berkisah kenapa para oknum polisi itu harus mati?

Spiral: From the Book of Saw adalah sebuah film thriller Amerika Serikat, film instalment kesembilan dalam seri film Saw yang diproduksi oleh tim “Saw” asli, yakni Mark Burg dan Oren Koules. 

Disutradarai Darren Lynn Bousman, skenarionya yang apik ditulis bareng oleh Josh Stolberg dan Peter Goldfinger berdasarkan cerita karya Chris Rock, yang juga menempati posisi sebagai produser eksekutif.

Sebenarnya, film ini biasa-biasa saja. Akting Samuel L Jacson dan Chris Rock – yang rasanya sengaja dipasang untuk memikat kehadiran penonton— juga biasa-biasa saja. 

Produksi Twisted Pictures dengan distributor Lionsgate justru menarik karena mencantumkan kata “Saw” yang memang merupakan satu dari waralaba thriller horor terlaris sepanjang masa, sekaligus   merupakan film seri paling sukses dari Lionsgate.

Selain kepada para penulis skenario serta si empunya cerita, penghargaan juga harus diberikan kepada penata musik Charlie Clouser, sinematografer Jordan Oram dan penyunting Dev Singh.

Soalnya dibawah arahan sutradara berhasil menjadikan saya nggak ngantuk menyimak Spiral yang dijadwalkan tayang di bioskop di Jakarta pada 21 Mei 2020 ini, sama dengan waktu tayang di Kawasan Amerika Serikat. 

 

 

 

Hana Fahila