Tempat cuci tangan portabel bantuan program BISA Kemenparekraf/ Bekraf ( Foto: Kemenparekraf)
SANGIRAN,bisniwisata.co.id: Kemenparekraf kembali melanjutkan program BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) yang sebelumnya telah berlangung di beberapa daerah di Indone sia. Museum Manusia Purba di wilayah Sangiran, Sragen Jawa Tengah kali ini menjadi giliran setelah sebelumnya Program BISA juga diselenggarakan di Tegal.
Berikut wawancara dengan Drs. Harwan Ekon Cahyo Wirasto, M.T, Direktur Manajemen Strategis, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif ;
Mohon dijelaskan apa tujuan BISA di masa pandemi global ini ?
BISA sendiri merupakan implementasi dari Sapta Pesona. Jadi dalam sektor pariwisata kami sejak dulu sudah menerapkan Sapta Pesona yang terdiri dari tujuh unsur, yakni Aman, Tertib, Indah, Ramah- tamah dan Kenangan.
Kita ketahui di era COVID-19, pariwisata menjadi sektor yang pertama terpuruk, penerbangan internasional tutup, semua industri juga tutup dan jutaan pekerjaan juga terancam hilang sementara atau selamanya.
Kegiatan padat karya yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif ini bertujuan sebagai upaya mitigasi dari dampak COVID-19 dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dan kali ini kami melihatkan 100 orang pelaku pariwisara terdampak pandemi global ini.
Higienitas memang menjadi perhatian warga dunia, apakah Program BISA menjadi solusi ?
Menurut Badan Pariwisata Dunia, UNWTO pasca Covid-19 perilaku wisatawan itu berubah, jika sebelumnya dalam merencanakan perjalanan wisatawan hanya melihat dari bagus dan indahnya suatu tempat wisata, namun sekarang berbeda.
Mereka akan datang ke tempat yang sudah menerapkan protokol kebersihan, mana tempat yang fasilitas kesehatannya sudah maju dan sudah dapat mengakomodir untuk kebutuhan kesehatan dari wisatawan. Itulah yang utama saat ini.
Daerah atau destinasi wisata yag tidak mempersiapkankan hal tersebut, jangan berharap akan dikunjungi wisatawan. Kita juga terus mendorong wisatawan nusantara untuk menjadi penggerak ekonomi, agar pariwisata hidup kembali.
Untuk mempersiapkan hal itu kita harus sudah mulai melakukan langkah-langkah, salah satunya dengan gerakah Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA). Dalam program ini Kemenparekraf dengan Pemerintah Daerah dan para pemangku kepentingan lainnya berharap dapat membantu para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dan masyarakat yang terdampak ekonominya akibat COVID-19 untuk menunjang kualitas dan daya saing destinasi pariwisata Indonesia.
Program ini juga harus disosialisasikan pada wisatawan mancanegara, sejauh mana optimisme bapak pada keberhasilannya ?
Dengan adanya program BISA diharapkan para pelaku pariwisata dapat beradaptasi dengan kondisi tatanan kehidupan yang baru pasca COVID-19, sehingga nantinya tempat wisata tersebut dapat segera dibuka kembali.
Disamping itu program bisa juga bertujuan untuk untuk memperbaiki indikator Health and Hygene dan Safety di lingkungan destinasi pariwisata untuk dapat meningkatkan peringkat Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI) .
Indonesia yang peringkatnya masih jauh tertinggal di urutan ke-102 dalam masalah Health and Hygene juga di peringkat ke-80 dalam kategori Safety and Security dari total 140 negara.
Dari program ini diharapkan untuk membudayakan kita agar selalu menjaga kebersihan. Harapannya jika ini digerakkan secara nasional, dan kemudian orang melihat, oh ternyata indonesia sudah besar besaran menggerakkan program kebersihan, dan dapat menarik minat orang indonesia untuk kembali berwisata.
Membudayakan BISA seperti halnya dulu dengan Sapta Pesona tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bagaimana pengawasannya ?
Peran serta masyarakatlah yang kami harapkan karena program ini manfaatnya untuk kebaikan bersama. Untuk mencegah pelanggaran protokol kesehatan yang ada, nantinya akan dibuat semacam sertifikasi untuk usaha -usaha pariwisata yang sudah menerapkan protokol. Sehingga dapat menjadi patokan untuk wisatawan yang akan berwisata. Hingga akhir 2020 ada total 66 lokasi wisata yang akan diadakan kegiatan BISA yang terdiri dari 61 reguler dan 5 kemitraan.
Bagaimana upaya lainnya untuk memulihkan kepercayaan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ?
Disamping program BISA yang digalakkan oleh kemenparekraf, pemerintah juga sudah menganggarkan dalam APBN di Kementerian Perhubungan bukan di Kemenparekraf.
Nantinya maskapai-maskapai penerbangan yang ada dapat menjual tiket dengan harga yang lebih murah, sehingga bisa mendorong minat masyarakat pula untuk bepergian dan berwisata kembali. Kemenparekraf juga menghimbau kepada para pengelola tempat wisata untuk memberikan potogan-potongan harga.