DAERAH

2019, Kotawaringin Barat Persembahkan 42 Event Pariwisata

PANGKALAN BUN, bisniswisata.co.id: Kotawaringin Barat (Kobar) kian aktif dalam mendorong kemajuan pariwisata, dengan target utama semakin banyak dikunjungi wisatawan nusantara (Wisnus) dan mancanegara (Wisman). Kabupaten berjuluk Marunting Batu Aji tak hanya menawarkan wisata keindahan alam, kebudayaan, desa adat Dayak, wisata sungai, arung jeram dan kini event wisata yang menakjubkan.

“Kalender event pariwisata ini penting sebagai media promosi berbagai event yang diadakan di Kobar. Sebagai bagian pemantapan penyusunan kalender event pariwisata,” papar Bupati Kobar Nurhidayah dalam keterangan resminya, Rabu (6/3/2019).

Dilanjutkan, tujuan disusunnya kalender event pariwisata Kobar 2019 merupakan bagian dari promosi wisata. Berbagai kegiatan yang disusun bisa dipublikasikan dan mengundang wisatawan untuk berkunjung ke Kobar. Tidak hanya wisatawan lokal, namun juga wisatawan nasional bahkan internasional.

Bupati berharap kalender event sekitar 42 ini berperan sebagai kesepakatan bersama seluruh pihak, sekaligus sebagai komitmen dalam upaya melaksanakan event dengan sebaik-baiknya. “Yang paling penting pelaksanaan kegiatan kepariwisataan membawa dampak terhadap perekonomian masyarakat,” pungkasnya.

Kalander event itu antara lain pada Februari 2019 (Kobar Berselawat). Maret (Lomba Seni Pelajar, Festival Religi, Berasih Benua). April (Lomba Bercerita). Mei (Festival Seni Qosidah, Festival Ramadhan). Juni (Festival Bedug, Pawai Budaya, Pentas Musik Pantai Kubu), Juli (Festival Tanjung Puting, FunBike), September (Carnaval Kotawaringin Barat), Oktober (Pagelaran Tari Kolosal, Sail Indonesia, Acara Adat Kotawaringin Barat, Hiburan Rakyat, Festival Kobar Kreatif, Festival Aba Ambu). Novomber (Kompetisi Marching Band, Fashion Show Daur Ulang, Gemar Makan Ikan).

Tercatat Kotawaringin Barat memiliki 10 destinasi yang ngehits dan kerap dikunjungi wisatawan. Destinasi itu antara lain:

#. Taman Nasional Tanjung Puting

Taman nasional dengan luas lebih dari 400,000 ha ini merupakan tempat konservasi orang utan Kalimantan . Tidak hanya orang utan, kamu juga bisa melihat berbagai jenis primata seperti monyet ekor panjang, bekantan, berbagai jenis burung, hingga buaya di habitat aslinya. Untuk menuju Taman Nasional kamu harus melalui Kecamatan Kumai yang merupakan pintu masuk destinasi ini. Dari Kumai kamu akan menaiki kelotok (kapal) wisata menyusuri Sungai Sekonyer selama 4 jam. Satu buah kelotok bisa memuat 25-50 orang.

#. Desa wisata Dayak di Lamandau
Lamandau merupakan Kabupaten tetangga yang berjarak kurang lebih 2 jam dari Kota Pangkalan Bun. Namun Pangkalan Bun lah pintu gerbang menuju Lamandau hingga saat ini, karena Kabupaten ini belum memiliki Bandar Udara sendiri. Ada 3 Desa Dayak yang wajib kamu kunjungi ketika mampir di Kabupaten ini. Ketiga Desa tersebut adalah Riam Panahan, Lopus dan Kota Riam Tapin Bini. Desa-desa ini berjarak kurang lebih 1-2 jam perjalanan dari Kota Nanga Bulik menggunakan mobil. Di sini kamu bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat suku Dayak yang sangat ramah lo! Kamu akan diajak berkeliling menyusuri desa, menikmati arsitektur rumah betang yang masih asli, berfoto di depan jurung (tempat penyimpanan padi tradisional dan mendengarkan berbagai kisah seperti mitos-mitos suku Dayak. Kamu juga dapat menikmati berbagai upacara adat seperti Ikat Tongang dan Potong Pantan. Menari sambil diselingi minum tuak khas suku Dayak akan memberikan sensasi tersendiri – tentunya wisata budaya ini tidak boleh terlewatkan!

#. Taman Wisata Alam Tanjung Keluang
Tanjung Keluang merupakan semenanjung yang berseberangan dengan Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Pangkalan Bun. Pantai ini menawarkan keunikan tersendiri. Sejuknya semilir angin laut Jawa sambil bersantai di bawah rimbunnya hutan cemara. Kawasan ini merupakan tempat konservasi penyu, terutama spesies penyu sisik. Untuk menuju pantai berpasir putih ini, kamu harus menyeberang menggunakan kelotok

#. Pantai Kubu

Pantai di Desa Kubu merupakan pintu gerbang menuju Tanjung Keluang. Meskipun demikian bukan berarti destinasi ini bisa kamu lewatkan begitu saja. Mayoritas penduduk desa Kubu berprofesi sebagai nelayan. Jadi, sudah pasti harga seafood di sini lebih murah daripada di pasar tradisional. Pantai kubu sangat indah dapat dinikmati saat matahari terbit.

#. Bundaran Pancasila
Dinamakan bundaran pancasila karena di puncak tugu yang merupakan alun-alun kota ini terdapat burung garuda yang merupakan lambang negara Indonesia. Bundaran pancasila merupakan pusat jajanan kota Pangkalan Bun. Semua jenis makanan ada di tempat ini, mulai dari tempe bakar sampai pizza ada di kawasan ini. Berbagai kafe mengelilingi bundaran bak jamur berkembang biak di musim hujan. Dari kafe sekelas Coffee Toffee sampai angkringan nasi goreng bisa kamu jumpai di sini. Tidak hanya jajanan, di kawasan ini juga terdapat sebuah monumen bersejarah yang diberi nama Monumen Palagan Sambi. Monumen ini dibuat untuk mengenang penerjunan pertama di Desa Sambi. Selain jajanan dan monumen, kamu yang hobi berolahraga juga bisa memanfaatkan fasilitas fitness di taman kota.

#. Istana Kuning
Istana yang dibangun menggunakan kayu ulin ini ternyata sama sekali tidak berwarna kuning. Nama Istana Kuning diambil dari salah satu pintu ruangan yang dinamakan Dalam Kuning. Konon pada masa kesultanan Kutaringin, kayu yang menjadi bahan pembuatan pintu tersebut memang berwarna kuning. Istana kuning menyimpan berbagai benda peninggalan kesultanan Kutaringin. Mulai dari tombak untuk berburu, meriam, guci, keris dan tentu saja lukisan 14 sultan terdahulu. Ada yang menarik dari lukisan-lukisan ini. Ternyata untuk melukis semua sultan, pihak kesultanan mengundang seorang pelukis gaib dari tanah Jawa. Memasuki istana kuning kamu akan disambut oleh seorang pemandu istana yang siap menceritakan sejarah kota Pangkalan Bun.

#. Sungai Arut
Pangkalan Bun merupakan kota di tepi sungai. Sungai arut namanya. Menyusuri sungai arut menggunakan getek itu sangat menantang! Getek merupakan perahu mesin yang berukuran kecil berkapasitas 3 sampai 6 orang. Hanya dengan 50,000 IDR saja kamu sudah bisa mengelilingi sungai arut dari kelurahan Mendawai sampai Kampung Baru bersama teman-teman atau keluarga. Menikmati pemandangan human interest di sekitar sungai mempunyai sensasi tersendiri. Jika beruntung kamu juga akan mendapati bekantan liar bergelantungan di hutan alam di tepi sungai.

#. Pasar Indrasari
Tidak lengkap rasanya hanya berlibur tanpa membeli sovenir. Pasar Indrasari memang hanya merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Pangkalan Bun. Namun, di pasar ini lah kamu dapat membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang. Toko-toko sovenir berjejer di tepi jalan menuju Pasar Indrasari. Berbagai macam buah tangan khas Kalimantan bisa kamu peroleh di tempat ini. Mulai dari batu kecubung yang tersohor, mandau senjata khas kalimantan, miniatur kapal layar yang terbuat dari getah nyatu sampai gelang yang berasal dari bagian dalam paku-pakuan jenis bruta, semua dapat kamu beli di tempat ini.

#. Riam Tapin Bini
Riam Tapin Bini terletak di Kota Tapin Bini. Sungai berarus deras dan berbatu ini sangat cocok untuk kamu yang mengaku pecinta olahraga rafting. Riamnya memang tidak terlalu besar namun cukup menantang untuk dijajal. Selain rafting, berenang di tepi sungai juga tidak kalah asyik. Airnya sungguh menyegarkan! Apa lagi setelah berkeliling Tapin Bini seharian, air sungai dapat mengobati lelah seketika. Pemandangan hutan yang masih asli juga sangat memanjakan mata. Jika beruntung kamu akan mendapati burung tingang menyeruak dari balik hutan. Burung ini merupakan simbol kekuasaan suku Dayak dan tidak akan kamu jumpai di kota.

#. Bukit Bolau

Bukit di seberang Riam Tapin Bini ini sangat direkomendasikan bagi mereka pecinta olahraga ekstrim seperti panjat tebing dan para pendaki gunung. Treknya yang terjal dengan kemiringan 60 – 80 derajat serta licin saat hujan, sangat menantang bagi siapa saja yang hobi trekking. Belum lagi jelatang yang batang dan daunnya dapat menyebabkan sensasi gatal berhari-hari, menambah keseruan mendaki Bukit Bolau. Namun tidak ada perjuangan yang sia-sia. Sampai di puncak bukit kamu akan menyaksikan hijaunya hamparan hutan hujan tropis disertai dengan pemandangan-bukit-bukit lain nun jauh di sana yang belum terjamah tangan manusia. Jangan lewatkan juga awan-awan kabut putih yang tergantung indah di udara. Sungguh lukisan Tuhan yang menakjubkan! (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto