NASIONAL

Trend Liburan Wisatawan Milenial Bergeser ke Kapal Pesiar

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Cruise Line International Association (CLIA) mencatat secara global, jumlah penumpang kapal pesiar mencapai 27,3 juta orang pada 2018, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2017 yakni 25,8 juta orang, dan 24,7 juta orang pada 2016. Para penumpuang dari Amerika Serikat, China, Jerman, Inggris, Australia, Kanada, Italia, Prancis, Brasil, dan Spanyol.

Tingginya permintaan wisatawan untuk berwisata dengan kapal pesiar mendorong bertumbuhnya layanan kapal pesiar. Pada 2017 terdapat 449 penyedia layanan kapal pesiar, dan tahun 2018 mencapai 27 perusahaan penyedia layanan kapal pesiar muncul dan menambah panjang layanan ini.

CLIA juga melansir tren berwisata dengan kapal pesiar mewah dipengaruhi oleh beberapa alasan. Pertama, alasan bujet. Berdasarkan survei yang dilakukan selama 3 tahun ini, sebanyak 33% wisatawan dari seluruh dunia yang berlibur dengan kapal pesiar, berpendapatan kurang dari Rp1,2 miliar per tahun.

Kedua, perubahan referensi wisata. Munculnya generasi milenial memunculkan pergeseran pandangan dalam berwisata. Dari yang semula lebih fokus pada wisata kebudayaan, bergeser ke wisata petualangan yang ekstrem. Berwisata dengan kapal pesiar dianggap mewakili pergeseran itu.

Ketiga, kesehatan. Berwisata dengan menggunakan kapal pesiar membuat orang lebih leluasa untuk terus bergaya hidup sehat. Berolahraga renang, atau berlari mengelilingi geladak kapal yang luas, dan mengonsumsi makanan sehat dapat terus dilakukan sembari berwisata.

Keempat, lekat dengan teknologi. Berpesiar tidak menghalangi pelakunya untuk mendapatkan informasi terkini terkait dengan peristiwa yang tengah berlangsung di darat. Saat ini, kapal pesiar dilengkapi dengan teknologi canggih seperti wifi.

Sementara penumpang kapal pesiar di Asia, khususnya Indonesia, pada tahun 2018 mencapai 46.500 orang. “Beberapa tahun belakangan ini, generasi milenial dengan rentang usia 23 tahun—41 tahun, memilih berlibur dengan kapal pesiar,” ungkap Assistant Vice President Dream Cruises Sales Indonesia Ika Safitri Nafisah seperti dikutip laman Bisnis, Selasa (6/11/2018).

Dilanjutkan, penumpang dari generasi ini biasanya berwisata secara berkelompok. Guna mengakomodasikan kebutuhan penumpang termasuk dari generasi milenial, manajemen Dream Cruises menyediakan banyak fasilitas baik indoor dan outdoor.

“Selain itu, kami juga menyediakan beragam rute yang dapat dipilih seperti Thailand, Malaysia, Myanmar, Surabaya, dan Bali. Kebanyakan memilih paket selama 4 hari—6 hari,” katanya.

Sementara Direktur Asia Tenggara Princess Cruises Farriek Tawfik menilai terjadi pergeseran tren bagi generasi milenial dalam berwisata, salah satunya tren liburan di kapal pesiar. Terbukti turis milenila berkontribusi besar terhadap peningkatan pelancong yang menggunakan kapal pesiar.

Munculnya kelas menengah, utamanya dari generasi milenial, berkontribusi meningkatkan permintaan konsumen untuk liburan mewah di luar negeri. Sayangnya, belum banyak orang Indonesia yang menyadari keuntungan dari cruising ini. “Agen perjalanan perlu lebih gencar berlibur untuk mengedukasi masyarakat tentang pilihan berlibur dengan kapal pesiar,” papar Farriek.

Farriek mengungkapkan, Princess Cruises memiliki beragam destinasi yang eksotis. Setiap tahunnya membawa lebih dari 2 juta tamu ke 360 destinasi di seluruh dunia. “Fasilitas yang kami miliki sangat banyak, baik dari teknologi hingga liburan. Biaya yang ditawarkan mulai dari S$359 per orang untuk berlayar selama tiga hari,” ungkapnya.

Diceritakan berwisata dengan kapal pesiar tidak akan merepotkan calon penumpang. “Tinggal menghubungi agen perjalanan untuk mengurus beragam hal seperti memesan tiket pesawat, kapal pesiar, proses visa, menangani transfer darat, mengatur asuransi perjalanan, dan semua yang dibutuhkan,” tuturnya.

Sejauh ini, destinasi yang banyak diminati oleh pelanggan Princess Cruises adalah Alaska, Mediterania, Baltik, Jepang, dan Karibia. November 2018—Desember 2019, Princess Cruise menawarkan pelayaran ke sejumlah destinasi di Asia, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan Shanghai China dengan menggunakan dua kapalnya, yakni Sapphire Princess dan Diamond Princess. (EP)

Endy Poerwanto