NASIONAL

Tragis, Wisata Sejarah Pengasingan Bung Karno Dirusak Tangan Jahil

MUNTOK, BANGKA BARAT, bisniswisata.co.id: Tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta bersama tokoh nasional lainnya Agus Salim, Mohammad Roem dan Ali Satroamijoyo di Pesanggrahan Menumbing kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung (Babel), hingga kini masih berdiri kokoh, menjadi peninggalan bersejarah yang dilindungi sekaligus jadi daya tarik obyek wisata sejarah.

Sayangnya belakangan ini, kawasan bukit Menumbing Mentok dirusak tangan-tangan jahil yang melakukan penambangan timah liar. Sehingga, menganggu lingkungan, merusak keindahan dan mengotori kawasan cagar budaya. Padahal, bangunan bersejarah ini masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 dalam kategori Situs Bersejarah.

Lantaran menjadi sorotan, Provinsi Kepulauan Babel turun tangan dengan membentuk Tim gabungan terdiri Satpol PP Babel, Satpol PP Kab. Bangka Barat dan Polisi hutan Dinas Kehutanan Babel yang dikomandoi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Babel, Yamowa’a Harefa.

Kamis (22/08/2019) penggerebekan lokasi tambang timah ilegal didalam hutan konservasi ini, berjalan rumit. Penunjuk jalan memberikan arahan melalui medan berbukit bukit, jalan curam melewati jalan tikus serta memutar-mutar hutan. “Juga masuk sungai kecil, namun anehnya sungai itu airnya sangat bersih tidak seperti adanya lokasi tambang dilokasi. Tim tak hilang akal untuk menemukan lokasi tambang ilegal dengan merubah strategi,” papar Yamowa’a kepada Bisniswisata.co.id, yang dihubungi dari Jakarta, Jumat (23/08/2019)

Dan berhasil menemukan jalan masuk ke lokasi tambang timah ilegal namun tidak bertuan. Diduga penggerebekan bocor. Lamanya perjalanan dimanfaatkan penambang liar untuk kabur dan hanya meninggalkan 8 unit mesin disel, 3 mesin robin serta selang besar. “Kondisi mesin masih panas yang berarti baru saja melakukan aktifitas. Tim membongkar tambang ilegal dan membakar semua mesin. Hanya menyisahkan satu untuk barang bukti,” ungkapnya.

Gugusan perbukitan Menumbing ini, merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Selain kisah perjuangan masyarakat Bangka melawan penjajahan Belanda ada juga kisah tokoh-tokoh besar bangsa yang diasingkan penjajah Belanda di pulau Timah ini.

Setelah Agresi Militer Belanda kedua tahun 1948 menyerang Indonesia, saat itu di Yogyakarta. Soekarno, Hatta, serta para tokoh lainnya ditawan Belanda dan diterbangkan ke Muntok dengan alasan supaya terisolir dari pergaulan dunia internasional. Mereka diasingkan di Pesanggrahan Menumbing, yang kondisinya tak layak bagi kesehatan. Pengasingan ini sempat dikecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena memperlakukan tahanan politik secara tidak baik.

Bangunan permanen warna putih yang berdiri tahun 1930 ini, mirip benteng yang menghadap langsung ke Pelabuhan Muntok. Selain bangunan utama juga ada sejumlah bangunan kecil yang berfungsi sebagai gudang dan pos jaga. Di sekitar benteng ini, banyak lembah yang curam. Lembah hingga punggungan perbukitan di kawasan ini, masih terjaga kelestariannya. Pepohonan hijau tampak tumbuh lebat tinggi menjulang. Karena lokasinya terpencil dimanfaatkan tangan-tangan jahil untuk melakukan penambahan timah ilegal.

Menengok tempat pengasingan Presiden Pertama ini, benar-benar menakjubkan. Di ruangan pesanggrahan sebelah kanan, terdapat jejeran meja dan kursi berbahan kayu seperti tempat rapat Bung Karno masih tersusun rapi dan terawat. Dari tempat ini, terlihat jelas sebuah mobil sedan kuno keluaran Ford De Luxe 8 berplat BN 10.

Mobil berwarna hitam yang mesinnya hilang, dipajang tepat di depan sebuah kamar yang pernah ditempati oleh sang Proklamator RI Soekarno – Hatta. Ruangan tempat Soekarno dan Hatta pernah tinggal itu, terbagi dua bagian. Pertama dari pintu kamar, terdapat ruangan berukuran sekitar 4×5 meter.

Di dinding tembok putih menghadap ke pintu kamar, sebuah meja dan kursi yang semakin usang termakan usia. Di meja inilah, Soekarno sering melakukan aktivitas menulis dan membaca. Di sebelah kiri ruangan pertama, ada pintu yang menghubungkan kamar Soekarno. Ada dua ranjang masing-masing berukuran 1×2 meter terbuat dari kayu, berdekatan satu sama lain.

Salah satu yang menarik dari peninggalan Bapak Bangsa ini adalah, surat cinta Bung Karno pada istrinya Fatmawati. Surat ini melampirkan gambar foto Bung Karno, sehari setelah diasingkan di Muntok. Isi suratnya : ‘Fat, ini adalah gambar mas pada waktu sehari di Muntok. Kurus ataukah gemuk?. Mas. Soekarno.

Dibalik kisah sejarahnya, ada sejumlah fakta unik, menarik dan menyimpan misteri dari Pesanggrahan Manumbing.

#. Rumah Sejarah Pesanggrahan Menumbing
Pesanggrahan Menumbing sangat jauh dari pusat kota, 138 KM dari Pangkal Pinang. Jalan yang dilalui untuk bisa sampai ke sini pun sangat berliku dan harus melewati bukit Menumbing yang berkelok. Bukit ini terlihat mencekam, sepi dan berdiri sendiri di antara hutan kelapa sawit dan bekas galian timah. Butuh waktu 20 menit untuk bisa sampai ke pengasingan Bung Karno di Pesanggrahan Menumbing. Dulunya, Belanda sengaja membangun rumah terpencil tersebut sebagai tempat peristirahatan, namun kemudian pada 1948 rumah ini menjadi tempat menampung 5 proklamator kemerdekaan Indonesia (Soekarno, Muhammad Hatta, Mr. Ag. Pringgodigdo, Komodor Surya Darma, serta Mr. Assa’at)

#. Jumlah Kamar
Pesanggrahan Menumbing memiliki sekitar 30 kamar. Satu diantara kamar tersbut pernah disinggahi Soekarno. Tidak sembarang orang dapat menempati kamar Soekarno karena dikeramatkan. Tapi kita bisa melihat kamar Soekarno dan melihat berbagai informasi terkait dengan pergerakan kemerdekaan dan aktivitas Soekarno selama masa pengasingan di Muntok.

#. Ular Misterius
Juga cerita mengenai dua ular yang mendiami pohon cemara di depan pintu masuk Pesanggrahan Menumbing.m Ular sepanjang kurang dari satu meter selebar ibu jari kaki orang dewasa itu disebut-sebut bercorak hijau, hitam, dan kuning. Sepasang ular itu selalu bersama-sama. Terkadang berada di pohon cemara sebelah kiri pintu masuk. Suatu waktu juga melilit di pohon cemara sebelah kanan. Tidak tahu secara persis sejak kapan ular itu berada di pohon cemara. Kendati pohonnya sudah berkali-kali diganti tetapi ularnya tetap yang sama. Ular itu hanya berdiam diri di situ dan tidak pernah mengganggu pengunjung. Menurut penuturan penjaga rumah pengasingan, ia tidak pernah melihat ular tersebut makan, jika kebetulan tidak terlihat di pagi hari, siangnya pasti sudah kembali ke pohon cemara. Selain itu, pernah ada yang ingin memindahkan ular-ular tersebut, tapi malah berakhir dengan kesurupan.

#. Uang Ajaib
Hal unik dari rumah tersebut adalah uang kertas pecahan Rp.1000 dan Rp. 10.000 yang dulunya dipergunakan oleh Bung Karno. Seolah bisa mengenali orang yang sedang memegangnya, uang yang berwarna kehijauan tersebut akan bergerak melengkung dan melipat menjadi dua saat diletakkan di telapak tangan orang yang beraura positive. Sebaliknya, saat di taruh di atas tangan orang yang beraura negative, uang tersebut tampak seperti uang kuno biasa. Percaya atau tidak setiap pengunjung yang ingin membuktikan hal tersebut boleh mencoba uang ajaib ini.

#. Surat cinta untuk Fatmawati
Rumah pengasingan ini juga menyisakan jejak cinta Bung Karno untuk Fatmawati dalam sebuat surat lengkap dengan foto. Surat tersebut bunyinya cukup singkat, hanya menceritakan foto terlampir. “‘Fat, ini adalah gambar mas pada waktu sehari di Muntok. Kurus ataukah gemuk?. Mas. Soekarno”.

#. Bunker Rahasia
Di kamar yang pernah dihuni oleh Bung Karno, ada bunker rahasia yang memiliki akses dari bawah bangunan menuju laut. Namun lagi-lagi untuk bisa melewati jalan sepuluh meter ini hanya orang tertentu saja, karena di dalamnya gelap gulita. Menurut Sutedjo, koordinator lapangan Pesanggrahan Menumbing hanya mereka yang hatinya tulus dan baik bisa melewati bunker rahasia ini. Bung Karno hanya meninggali Pesanggrahan Menumbing selama 6 bulan saja, setelahnya beliau dipindahkan ke Wisma Ranggam, Muntok. Bunker ini konon memiliki akses menuju bawah bangunan, ke arah laut. Tidak sembarang orang dapat melewati bunker yang diperkirakan sepanjang puluhan meter itu.

#. Mobil Ford Bung Karno
Di belakang wisma terdapat panorama yang indah, yang dimana saat anda naik ke atas akan terlihat pemandangan hutan yang sangat hijau dan kota bangka barat dari ketinggian. ketika malam tiba lampu-lampu akan menghiasi kota yang bersejarah tersebut. untuk masuk kedalam bangunan anda di pungut biaya sebesar Rp. 2500/orang. di luar ruangan juga terdapat tempat Bung Karno menulis dan membaca. pada kamar terdapat 1 kamar mandi, Lemari dan lain-lain. (END)

Endy Poerwanto