DAMMAM, Bisniswisata.co.id: Tarif harga kamar hotel di Arab Saudi, kini semakin melambung. Mahalnya harga kamar hotel, setelah Kementerian Kotamadya dan Pedesaan Saudi menerapkan pajak kota, yang nilainya di atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak layanan yang sudah ada. Kenaikan tarif itu, juga berlaku bagi apartemen berperabot yang kerap disinggahi wisatawan maupun melakukan umrah dan haji untuk menginap.
Retribusi atau dikenal sebagai pajak kota, mulai berlaku Rabu, (14/2) dikenakan tambahan PPN sebesar 5% bagi setiap ruangan hotel dan apartemen berperabotan. Sementara retribusi untuk kamar hotel bintang tiga ke bawah ditambah 2,5%. Seluruh pajak kota dikumpulkan oleh Otoritas Umum Zakat dan Pajak (GZAT).
Sumber yang dilansir Saudi Gazette.com, Kamis (15/02/2018) menyatakan pajak kota ini wajib bagi semua hotel dengan berbagai ukuran, juga apartemen lengkap dengan standar dan fasilitas tempat tinggal komersial lainnya. Hotel dan apartemen akan menyetorkan pajak yang diambil dari tamu datang yang akan dihitung setiap bulannya.
Hotel dan fasilitas residensial komersial lainnya harus mendaftar ke kementerian. Setelah itu pada pada gilirannya mereka akan menerbitkan nomor unik untuk mendapatkan akses ke akun mereka di kementerian.
Menurut sumber industri perhotelan di Saudi, aturan pajak kota yang baru ini sangat memberatkan bagi pengusaha perhotelan maupun tamu hotel. Mengingat hasil hitungan ternyata penerapan pajak kota mengakibatkan kenaikan tarif kamar hotel saja mencapai 25% hingga 30%. Pajak kota tarif kamar hotel itu, belum termasuk Pajak makanan, minuman dan menggunakan fasilitas hotel lainnya.
Sekarang ini, Industri perhotelan di Saudi melewati masa-masa yang sangat sulit. Mengingat pertumbuhan kamar hotel di Jeddah, Riyadh, Dammam, Makkah dan Madinah semakin menjamur. Aturan Pajak kota semakin menjerat. “Dampaknya okupansi kamar hotel merosot tajam. Tercatat tidak sampai 60% selama periode puncak,” kata seorang eksekutif hotel di Al-Khobar.
Komunitas bisnis Saudi merasa pajak kota harus dibayar management hotel, sementara para tamu sudah terbebani dengan beberapa biaya tambahan lainnya. Kondisi ini tidak membuat bisnis perhotelan di Saudi semakin bagus ke depannya. Dan dikhawatirkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Arab Saudi semakin menurun. (NDHYK)