JAKARTA, bisniswisata.co.id: Survei terkini menunjukkan lebih dari 85 juta warga Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk tetap bepergian selama musim liburan akhir tahun. Padahal Pusat Pengendalian dan Pencegagah Penyakit di AS ( CDC) telah mengeluarkan warning terkait ancaman gelombang kedua COVID-19.
Pakar penyakit menular terkenal dari AS. Dr. Anthony Fauci yang selama ini gencar mengkampanyekan pentingknya protokol kesehatan, khawatir bahwa kecenderungan ini dapat kembali meningkatkan jumlah kasus orang terinfeksi virus Corona di sana.
Meski banyak pakar mengingatkan bahwa bepergian selama pandemi sangat berisiko dan berbahaya, nyatanya puluhan juta orang Amerika diperkirakan akan tetap traveling saat liburan Natal.
Survei online yang dilakukan menjelang Natal ini melibatkan warga Amerika yang berusia di atas 18 tahun. Survei dilakukan pada 14 November lalu. Data hasil survei kemudian diolah dan dianalisa Eric Jones, seorang instruktur dan pakar matematika yang mengajar di Rowan College.
Tujuan survei adalah untuk mencari tahu bagaimana warga Amerika merencanakan liburan Natal mereka di tengah ancaman gelombang kedua COVID-19.
Berikut ini sejumlah temuan penting hasil survei,seperti dilansir Traveldailynews.
Untuk pertanyaan: Apakah Anda berencana melakukan perjalanan ke tempat tujuan wisata atau berkumpul selama Natal tahun ini? Ada 33,46 persen responden menjawab ‘iya’, sedangkan 66,54 persen lainnya menyatakan tidak. Sedangkan dari 33,46 persen yang menyatakan hendak bepergian, 17 persen di antaranya traveling selama Thanksgiving.
Dengan demikian, dari populasi warga berusia di atas 18 tahun atau 255 juta, ada 85,3 juta orang yang akan melakukan perjalanan selama liburan akhir tahun. Itu angka yang luar biasa besar.
Meski mereka mungkin akan mematuhi protokol kesehatan, seperti social distancing dan memakai masker, tetapi acara kumpul-kumpul keluarga dan teman yang dilakukan secara indoor dapat meningkatkan kasus baru. Inilah yang akan sulit menghentikan penyebaran COVID-19.
Temuan lainnya adalah sebagian besar responden atau 72 persen menyatakan tidak akan bepergian dengan pesawat. Padahal menurut CDC bepergian dengan pesawat relatif tidak berbahaya karena virus tidak mudah menyebar di dalam kabin yang sirkulasi udaranya lancar dan difilter.
Potensi penambahan kasus orang terinfeksi, menurut survei ini, akan lebih banyak disumbang karena minimnya disiplin menjaga jarak sosial saat di bandara atau bepergian dengan mobil yang berbagi dengan penumpang lain. Selain itu, acara kumpul-kumpul dan makan bersama di dalam ruangan tanpa masker juga akan memberi sumbangan.
Survei juga menunjukkan bahwa sebagian besar orang Amerika atau 61 persen mengaku pandemi telah mendorong mereka membatalkan atau mengubah rencana perjalanan tahun ini. Sedangkan 14 persen lainnya masih akan melihat perkembangan. Tetapi kemungkinan besar juga akan membatalkan rencana.
Masalahnya, selama liburan tidak ada yang bisa mencegah acara kumpul-kumpul yang melibatkan banyak orang dan dilakukan di dalam ruangan. Itulah yang justru dapat memicu naiknya kasus orang terinfeksi virus Corona.