JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pengamat penerbangan juga anggota Ombudsman RI Alvin Lie menyarankan agar maskapai penerbangan Sriwijaya Air Group menghentikan sementara operasional mengudara. Penghentian sementara ini, perlu dilakukan sembari Sriwijaya membereskan kemelut hubungannya dengan Garuda Indonesia Group.
Menurut dia, Sriwijaya perlu fokus untuk membenahi persoalan manajemen terlebih dahulu. “Sementara membenahi hal-hal tersebut, sebaiknya setop operasional sampai ada kejelasan, baru ada operasi lagi,” saran Alvin seperti dilansir laman Medcom, Sabtu (9/11/2019)
Pasalnya sejak dua hari terakhir, operasional Sriwijaya Air Group terganggu lantaran persoalan harus menyelesaikan administrasi dan biaya-biaya yang dibayarkan oleh maskapai ini pada para mitra kerja. Hal ini tentu berdampak buruk bagi penumpang. Sebab banyak penumpang yang akhirnya dirugikan karena ketidakjelasan penerbangan. “Tentu ini membuat Sriwijaya juga tidak siap, akibatnya banyak penerbangan yang tidak terlaksana, tidak terbang atau delay,” tutur dia.
Dilanjutkan, dalam melanjutkan operasional, Sriwijaya perlu melihat dua aspek yakni keselamatan dan hak penumpang. Dari sisi keselamatan yag kaitannya dengan pemerliharaan, dengan memburuknya hubungan bersama Garuda tentu membuat perawatan pesawat menjadi terganggu.
“Jika belum ada kejelasan dari kerja sama dengan anak usaha Garuda Maintenance Facility (GMF) anak usaha Garuda Indonesia dibidang perawatan pesawat, maka tentu akan menimbulkan risiko penerbangan,” tandasnya sambil menambahkan penumpang juga butuh kejelasan ketika telah membeli tiket. “Kalau sudah beli tiket berangkat atau tidak, kalau berangkat kapan,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah meminta agar kerja sama manajemen (KSM) antara Garuda dan Sriwijaya dilanjutkan untuk tiga bulan ke depan sembari menunggu audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait kerja sama tersebut secara menyeluruh. Dari kelanjutan itu, operasional Sriwijaya tetap berjalan. “Mulai besok InsyaAllah enggak ada delay,” tutur Budi.
Selama dua hari, pihak maskapai penerbangan Sriwijaya Air dan Nam Air, membatalkan tujuh penerbangannya di sejumlah bandar udara di Indonesia, termasuk di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, akibat pemutusan kontrak antara Gapura Angkasa dengan pihak maskapai tersebut.
Adapun tujuh penerbangan yang dibatalkan mulai kemarin Rabu, 6 November 2019 dan Kamis, 7 November 2019 yaitu rute Makassar ke Yogyakarta, Makassar ke Jakarta-Cengkareng, Makassar ke Biak dan Jayapura, Makassar ke Manokwari, Makassar ke Timika, dan Makassar ke Ternate.
Jika dijumlah, jumlah penumpang yang batal terbang untuk tujuh penerbangan lantaran operasional pemberangkatan maskapai Sriwijaya itu, sebanyak 680 penumpang. (ndy)