Pemandangan kota Singapura yang mulai menerapkan kebijakan lebih ketat atasi wabah Corona ( Foto: ttgasia.com)
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Mulai Selasa, 7 April 2020, Singapura akan menutup sementara tempat bisnis yang tidak penting selama setidaknya satu bulan akibat jumlah total kasus virus corona di negara ini meningkat dan sudah melewati angka seribuan lebih, kata Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Singapura.
“Layanan penting yang akan tetap dibuka adalah usaha makanan, pasar tradisional dan supermarket, klinik dan rumah sakit, utilitas, transportasi dan perbankan. Semua tempat kerja lain harus ditutup, kata Lee, ” seperti dikutip www.ttgasia.com
Usaha lain yang juga diizinkan untuk tetap terbuka adalah bisnis di sektor ekonomi utama, termasuk bagian dari rantai pasokan global, selama karyawannya pergi bekerja dengan langkah-langkah menjaga jarak yang aman. Pihaknya mendorong karyawan bekerja dari rumah dan memanfaatkan telekomunikasi saja sebisa mungkin.
Pemerintah Singapura juga akan “membuat pengaturan untuk menjaga” pekerja asing yang tidak akan dapat bekerja, tambahnya. Hal ini mengingat banyak perusahaan dan organisasi dunia yang bermarkas di Singapura sebagai lokasi terbaik di dunia untuk pendatang (ekspatriat)
Dukungan lebih lanjut untuk bisnis dan rumah tangga akan diumumkan pada hari ini di sesi parlemen oleh Wakil Perdana Menteri Heng Swee Kiat, termasuk undang-undang baru yang mengamanatkan tuan tanah menyerahkan potongan pajak properti secara penuh kepada penyewa, serta bantuan dari kewajiban kontrak tertentu untuk bisnis dan individu.
“Jita lihat perkembangannya kecuali jika kita mengambil langkah-langkah lebih lanjut, keadaan akan berangsur-angsur menjadi lebih buruk atau kelompok besar lainnya akan mendorong segalanya,” jelas Lee.
Untuk mencegah peningkatan infeksi, pemerintah akan menerapkan langkah-langkah yang lebih keras secara signifikan untuk membantu mengurangi risiko wabah besar yang terjadi, dan juga membantu secara bertahap menurunkan jumlah kasus, tambahnya.
Menurut dia, langkah-langkah ketat ini diberlakukan setelah berdiskusi dengan gugus tugas multi-kementerian Singapura. Diharapkan pada akhirnya hasilnya dapat membantu memperbaiki situasi yang akan mengarah pada kebijakan lebih longgar.
Data terakhir, kemarin, Singapura telah melaporkan total 1.309 kasus dengan enam kematian akibat virus corona. Kantor berita Antara melaporkan ada 120 kasus baru virus corona pada hari Minggu, kemarin dan sejauh ini merupakan peningkatan tertinggi dalam sehari, dan Singapura mengkarantina hampir 10 ribu pekerja migran di dalam asrama mereka.
Dari total kasus baru yang tercatat pada Minggu, 116 kasus diantaranya ditularkan secara lokal dan banyak lainnya terkait dengan dua asrama yang ditinggali para pekerja migran—yang saat ini harus berada di dalam kamar-kamar mereka selama 14 hari.
Lonjakan kasus terjadi dua hari sebelum Singapura mulai menutup sekolah dan sebagian besar tempat kerja selama sebulan sebagai bagian dari pembatasan ketat untuk memerangi penyakit COVID-19.
Siti Tus Wulan, asal Indonesia mengatakan dua putri majikannya mulai libur sekolah 7 April hingga 4 Mei 2020. Meskipun di Indonesia sudah lebih dulu meliburkan para pelajar dan karyawan, langkah pemerintah Singapura sangat tepat dengan kebijakan lebih ketat untuk melindungi warganya.
” Ibu rumah tangga umumnya tenang karena masyarakatnya di sini lebih disiplih dengan himbauan pemerintahnya. Para guru juga sudah membekali orang tua dengan perubahan tingkah laku anak-anak yang mungkin akan terjadi karena harus berdiam diri dalam rumah,” katanya.
Pesan guru a.l adalah anak-anak sama takutnya dengan orang dewasa saat ini. Anak-anak kita tidak hanya dapat mendengar segala sesuatu yang terjadi di sekitar mereka, tetapi mereka juga merasakan ketegangan dan kecemasan, ungkapnya.
Para orangtua diingatkan bahwa mereka belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Walaupun gagasan tidak bersekolah selama 4 minggu kedengarannya hebat, mereka mungkin membayangkan saat yang menyenangkan seperti liburan musim panas, bukan kenyataan terjebak di rumah dan tidak melihat teman-teman mereka.
” Orangtua diingatkan juga bahwa yang dibutuhkan anak-anak saat ini adalah merasa dihibur dan dicintai. Merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dan itu bisa berarti orangtua juga tidak bisa terlalu ketat dengan jadwal tugas mereka dan lebih fleksibel,” tambahnya.