NEWS

Setelah Menunggu Lama, Masjid Pertama di Athena Akhirnya Resmi Dibuka

Inilah penampakan masjid pertama di Athena (foto: Jerussalem Post)

ATHENA, bisniswisata.co.id: Masjid pertama di Athena yang dibangun dengan biaya pemerintah akhirnya resmi dibuka. Setelah penundaan bertahun-tahun karena kendala birokrasi dan penentangan dari sejumlah faksi agama serta politik, masjid ini resmi dibuka untuk jamaah pada Jumat (6/11) lalu.

Ratusan ribu Muslim dari negara-negara termasuk Pakistan, Suriah, Afghanistan dan Bangladesh yang tinggal di Athena menyambut baik pembukaan masjid ini.

Inilah masjid resmi pertama yang dimiliki para Muslim di Athena sejak penjajah Ottoman pergi dari wilayah Yunani hampir 200 tahun yang lalu.

Rencana pembangunan masjid di Athena sebenarnya sudah digagas sejak 1890. Butuh waktu puluhan tahun untuk betul-betul mewujudkannya karena tentangan dari komunitas Ortodoks dan nasionalis yang sebagian besar beragama Kristen.

Selain juga karena birokrasi yang lamban dan krisis keuangan yang menerpa Yunani selama satu dekade. Sekadar informasi Athena adalah satu-satunya ibu kota Uni Eropa yang tak memiliki masjid resmi. Menurut Reuters, populasi Muslim di kota ini ada sekitar 500.000.

“Alhamdulillah, akhirnya kami memiliki masjid yang terbuka dan kami bisa sembahyang di sini dengan leluasa,” kata Heider Ashir, anggota dewan pengurus masjid seperti dilansir Reuters.

Meski demikian sebagian Muslim lainnya merasa tidak senang dengan penampakan masjid. Struktur abu-abu persegi panjang tanpa kubah atau menara, menurut mereka tidak memiliki kemiripan dengan masjid anggun dan hiasan lainnya di Eropa.

Sedangkan Naim El Ghandour, kepala Asosiasi Muslim Yunani, mengatakan bangunan itu sama sekali tidak terlihat seperti tempat ibadah. “Itu hanya sebuah bangunan kecil, [berbentuk] persegi, dan menyedihkan.” 

“Kami sangat berterima kasih kepada mereka atas tawaran tersebut, tetapi kami akan berjuang untuk mencapai tingkat yang kami layak dapatkan.”

Pemerintah masih memberlakukan aturan lockdown untuk mengendalikan lonjakan infeksi COVID-19. Oleh sebab itu pertemuan untuk ibadah formal masih dilarang hingga 30 November mendatang.

“Kami akan shalat di rumah, dan segera setelah penguncian selesai, masjid akan kembali dibuka untuk jamaah,” kata Ashir.

 

Rin Hindryati