Horor drive-in di Tokyo mendekatkan zombie ke pengunjung (foto: gulfnews)
TOKYO, biniswisata.co.id: Selama pandemi Covid-19, ada-ada saja cara orang berkreasi untuk mensiasati keadaan yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Jika di Amerika Serikat (AS) mulai bermunculan bioskop drive-in, di Tokyo, Jepang, ada pertunjukan horor ala drive-in untuk menakut-nakuti mereka yang suka sensasi ini.
Acara ini digagas sebuah kelompok pertunjukan yang para aktornya berpakaian dan berkostum seperti zombie dan hantu. Mereka akan menakut-nakuti tamu yang datang dengan mengendarai mobil. Jadi, pengunjung tak perlu khawatir bakal tertular virus Corona.
Pelanggan yang mengendarai mobil akan diminta masuk ke dalam sebuah garasi. Satu mobil dalam satu waktu. Di dalam ruang itu, mereka akan diperdengarkan cerita pembunuhan lengkap dengan efek suara menakutkan dari pengeras suara. Kemudian para aktor yang telah berdandan ala monster itu akan menyerbu ke sisi-sisi kendaraan dan mulai menyemportkan darah palsu ke jendela mobil.
Kelompok pertunjukan bernama Kowagarasetai atau ‘pasukan menyeramkan’ ini berharap dapat menakut-nakuti sebanyak 11 mobil per hari bulan ini, dan semoga bisa berlanjut pada bulan berikutnya, kata koordinator kelompok, Kenta Iawana, seperti dilansir CNN.
Untuk menikmati pertunjukan horor ini, tarif per mobil dengan beberapa orang di dalamnya bisa mencapai 9.000 yen atau sekitar Rp1,2 juta. Pertunjukan ini berdurasi 15 menit hingga pintu terbuka dan grup lain masuk ke garasi. Pengunjung yang tidak membawa mobil bisa meminjam kendaraan yang tersedia.
Sebelum ada Pandemi Covid-19, Kowagarasetai biasa menggelar pertunjukan di taman-taman bermain. Namun kini tawaran pekerjaan berkurang karena tempat-tempat hiburan ditutup dan orang banyak memilih untuk tinggal di rumah saja.
Sebenarnya di era pandemi, mereka pernah mencoba membuat pertunjukan yang memperhatikan jarak-sosial. Para penampil harus menjaga jarak minimal dua meter. Akibatnya pertunjukan menjadi “sedikit membosankan”, kata Iawana.
“Drive-in ini bisa membuat orang merasakan seperti berada di rumah hantu,” kata dia. “Kami mungkin akan melanjutkannya ketika virus corona sudah tidak ada.”