INTERNATIONAL NEWS TRANSPORTASI

Seruan 5 Badan Dunia untuk Selamatkan Pariwisata Afrika

Sektor pariwisata Afrika perlu bantuan (Foto: Hospitality net)

JENEWA, Swiss, bisniswisata.co.id: Lima lembaga transportasi udara dan pariwisata internasional meminta agar organisasi keuangan dunia, negara donor, dan mitra pembangunan, untuk ikut menyelamatkan sektor perjalanan  ( travel) dan pariwisata ( tourism) di negara-negara Afrika. Saat ini ada sekitar 24,6 juta orang bergantung pada sektor ini. 

Tanpa ada dana darurat, krisis akibat pandemi COVID-19 dapat menyebabkan rontoknya sektor pariwisata di Afrika dan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Sektor ini menyumbang US$ 169 miliar atau setara 7,1% dari PDB seluruh negara yang ada di benua Afrika.

Kelima lembaga tersebut adalah IATA (International Air Transport Association), UNWTO (the UN World Tourism Organization), WTTC (the World Travel & Tourism Council), AFRAA (the African Airlines Association), dan AASA (the Airlines Association of Southern Africa).

 “Dampak COVID-19 di Afrika akan terus berlanjut dan brutal. Perjalanan udara dan pariwisata ditutup. Inilah saatnya negara-negara internasional berkumpul untuk membantu komunitas-komunitas paling rentan. Kelangsungan hidup industri ini dan sektor terkait lainnya membawa pengaruh serius bagi seluruh sistem transportasi udara Afrika, ”kata CEO AASA, Chris Zweigenthal dalam rilis Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (World Travel and Tourism Council/WTTC) di Jenewa.

Sebenarnya, sejumlah negara di Afrika telah berupaya membantu kalangan paling terdampak. Namun, minimnya ketersediaan sumber daya telah menyulitkan mereka melewati masa krisis ini.Saat ini situasinya betul-betul kritis. Maskapai penerbangan, hotel, losmen, pondok, restoran, tempat pertemuan dan bisnis terkait lainnya mengalami kerugian yang terus meningkat.

Kondisinya semakin parah karena mayoritas atau sekitar 80% sektor travel dan tourism di sana adalah kelompok usaha kecil dan menengah. Untuk menghemat, banyak perusahaan sudah merumahkan karyawan atau menawarkan cuti yang tidak dibayar.

Usulan yang ditawarkan kelima lembaga tersebut, antara lain, termasuk: penyaluran bantuan US$10 miliar bagi industri travel & tourism di Afrika; membuka akses sumber hibah sebanyak mungkin untuk membantu keuangan perusahaan; memberi dispensasi termasuk penangguhan kewajiban membayar pinjaman; dan sesegera mungkin mencairkan dana guna menyelamatkan bisnis dari kemungkinan kolaps.

Industri penerbangan, misalnya, merupakan inti dari rantai bisnis travel  dan tourism yang telah menciptakan lapangan kerja bagi 24,6 juta orang di Afrika. Kini, mata pencaharian mereka terancam akibat pandemi COVID-19. 

Kebijakan pemerintah di seluruh dunia untuk memprioritaskan upaya membendung penyebaran virus ini sudah benar. “Tetapi, bantuan keuangan untuk menyelamatkan sektor perjalanan dan pariwisata juga diperlukan. Kehancuran ekonomi akibat COVID-19 akan membawa kemunduran 10 tahun ke belakang bagi Afrika. Jadi, bantuan keungan hari ini merupakan investasi penting bagi masa depan jutaan warga Afrika paska pandemi,” kata Dirjen dan CEO IATA, Alexandre de Juniac. 

Rin Hindryati