AIRLINES

Sektor Penerbangan Thailand Serukan Peniadaan Visa untuk Pelancong Internasional

BANGKOK, bisniswisata.co.id: Sektor penerbangan Thailand meminta pemerintah untuk memperkenalkan skema pelonggaran visa bagi kedatangan internasional untuk meningkatkan permintaan. 

Asosiasi Maskapai Thailand mengatakan persaingan global untuk turis semakin ketat dan pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk menarik pengunjung internasional.

“Kami berada dalam persaingan yang ketat karena setiap negara membutuhkan turis untuk meredam dampak ekonomi. Pelonggaran pembatasan lebih lanjut akan membantu meningkatkan daya saing kita.” Sebagaimana dilansir dari The Thaiger.

Menurut laporan Bangkok Post, presiden AAT dan kepala Bangkok Airways mengatakan pemerintah perlu melihat biaya yang terkait dengan perjalanan ke Thailand. Puttipong Prasarttong-Osoth mengatakan pengurangan biaya tes PCR dan biaya visa, bersama dengan pelonggaran pembatasan masuk lebih lanjut, akan membantu meningkatkan permintaan untuk liburan ke Thailand.

Secara khusus, Puttipong percaya skema pengabaian visa akan meningkatkan jumlah turis asing dan membantu negara itu mencapai target 10 juta pengunjung pada 2022. Dia juga ingin masa tunggu saat ini untuk hasil tes di bawah skema masuk Test and Go dikurangi. 

Dia percaya sektor penerbangan di Thailand hanya akan pulih antara 20 dan 30% dari tingkat pra-pandemi dan bahwa industri dapat memerlukan langkah-langkah dukungan hingga 2 tahun.

Nuntaporn Komonsittivate dari Thai Lion Air mengatakan tanggung jawab juga ada pada pemerintah untuk mengendalikan virus guna meningkatkan kepercayaan wisatawan dan memungkinkan gelembung perjalanan. 

Saat ini, dia mengatakan permintaan lemah karena banyak turis harus dikarantina saat pulang dari Thailand.

Sejak awal pandemi, sejumlah maskapai penerbangan Thailand terpaksa mendiversifikasi penawaran mereka agar tetap bertahan.

Thai AirAsia telah berusaha menghasilkan uang tambahan dari kargo dan layanan digital melalui SuperApp operator. Thai Airways juga telah beralih ke penerbangan kargo, serta layanan repatriasi selama penutupan perbatasan 2020.

 

Evan Maulana